Chapter 6

822 25 0
                                    

Happy readingggg! :d

*Stella's POV*

Semenjak ulang tahun Christopher waktu itu, aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Aku selalu ke kelasnya setiap ada waktu dengan alasan untuk mencari Ivy. Melihatnya dari jauh pun sudah membuatku bahagia. Tapi hari ini aku tak melihatnya.
"Kau sedang mencari Travis?", tanya Cindy tiba-tiba. Entah kenapa dia berbisik padaku.
"Ya", jawabku seadanya. Aku tak terlalu memperhatikan pertanyaannya karena mataku sedang mencari-cari Travis di ruangan kelas itu.
"Dia duduk di depanmu, bodoh", kata Cindy yang membuat tubuhku menegang. Perlahan aku memalingkan badanku yang sedari tadi duduk menyamping menghadap Ivy. Dia benar-benar duduk di depanku. Kenapa aku tidak menyadarinya? Bodoh. Dia sepertinya tidak menyadari kehadiranku yang sedang duduk berhadapan dengannya karena sedang sibuk mengobrol dan tertawa dengan Steven. Dengan cepat aku memutar kembali tubuhku menghadap Ivy. Lupakan dia disana. Lupakan dia disana. Lupakan dia disana. Entah berapa kali aku mengatakan itu dalam hati hingga aku benar-benar melupakan keberadaannya disana.

Aku tidak menyadari kehilangannya sampai ketika aku dan Cindy berniat untuk kembali ke kelas kami. Sejak kapan dia pergi? Aku merasa sedikit sedih karena aku tidak bisa melihatnya untuk terakhir kali hari ini. Meskipun besok aku bisa melihatnya lagi. Yasudahlah, anggap saja hari ini aku tidak cukup beruntung.

***

*Travis' POV*

Aku sedang mengobrol dengan Steven. Lalu, aku melihatnya. Dia duduk didepanku. Aku tak pernah memperhatikannya, bahkan saat ulang tahun Christopher waktu itu. Dia memiliki rambut panjang sedada yang sedikit berombak, bajunya sedikit kebesaran tetapi bukan itu yang menjadi masalahnya. Aku melihat dia tersenyum, itu masalahnya. Ada sesuatu yang berbeda dari senyumnya itu. Aku belum pernah melihatnya tersenyum sebelumnya. Astaga.

Aku langsung berbalik menghadap Steven ketika dia menyadari keberadaanku. Aku kembali memandangnya ketika dia kembali berbicara kepada Ivy. Sepertinya aku butuh bantuan Andrew kali ini.

Aku keluar dari kelas untuk mencari Andrew. Entah dimana anak itu berada. Disitu rupanya. Dia sedang duduk dan melahap makanan yang dibelinya di kantin. "Aku mau minta tolong", aku menghampirinya. Dia mendongak melihatku, raut wajahnya tak bisa kumengerti. "Berikan aku nomor Stella", kataku sambil duduk. "Apa? Nomor telepon maksudmu? Kenapa tiba-tiba begitu? Kau menyukainya?", tanya Andrew. "Bisakah kau bertanya hanya sekali? Kau terlalu banyak bertanya. Baiklah. Iya, aku minta nomor teleponnya. Dan ya, sepertinya aku menyukainya", kataku. "Baiklah", kata Andrew lalu kembali menyantap makanannya. "Tapi, awas saja kalau kau menyakitinya. Aku tidak mau kalau sampai temanku itu patah hati lagi", sambung Andrew. "Patah hati?", tanyaku penasaran. "Ya, lain kali baru akan kuceritakan", kata Andrew lalu dia pun mengalihkan pembicaraannya. Apa dia sedang patah hati? Tetapi nampaknya dia baik-baik saja. Aku akan mencari tahu tentunya.

Vote dan comment yaa! <3

Last KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang