Chapter 1

3.1K 51 2
                                    

Chapter 1! Happy reading!


*Stella's POV*

Lonceng bel istirahat berbunyi. Aku dan Cindy bergegas menuju kelas X IPA 1. Begitu sampai, aku langsung menghampiri teman baikku, Ivy. Air mata yang daritadi kutahan kini mengalir dengan deras. Ivy terkejut melihat reaksiku. "Hey, ada apa?", tanyanya. "Kelasku... M-mereka a-aneh", ucapku di sela-sela tangis. Aku bukan tipe orang yang suka menangis. Ini pertama kalinya aku menangis di depan temanku. Kata orang, menangis itu menular. Mungkin saja aku tertular Cindy yang sering menangis. Dia selalu saja meratapi semua hal. Agak dramatis, menurutku. Yang benar saja, Cindy berdiri disampingku sambil menangis.

"Kenapa kau tiba-tiba menangis? Aku jadi terbawa suasana", kata Cindy sambil mencoba menahan air matanya. Aku menangis karena aku masuk kelas X IPS 2, kelas terkutuk yang satu itu. Kelasnya kecil sekali, bahkan kamarku di rumah lebih luas dari kelas itu. Orang-orangnya menyeramkan. Mereka sama sekali tidak ramah. Ada yang kecentilan, diam dan tidak mau bicara, terlalu banyak bicara, dan ada yang bicaranya gak nyambung. Sedangkan teman-temanku yang lain-tentunya normal-mereka satu kelas karena memilih IPA. Hanya aku, Cindy, dan Vera yang memilih IPS.

"Sudah-sudah, masuk dulu", kata Ivy mencoba menenangkanku. Cindy langsung masuk dan menemui temannya yang lain dan menceritakan betapa buruknya kelas itu. Aku hanya duduk diam di kursi Ivy. Aku tidak ingin memikirkan hal itu untuk sementara waktu.

"Jadi," kata Ivy yang membuyarkan lamunanku. Aku tahu dia pasti mau mengungkit soal kelas itu lagi, dan aku sedang tidak ingin memikirkannya. "Apakah ada murid baru di kelas ini?", potongku. Senyumnya merekah seperti anak kecil yang mendapat permen. "Sebenarnya banyak. Tapi ada dua laki-laki yang lumayan tampan menurutku", kata Ivy. "Tunjukkan padaku", kataku. Ivy menunjuk teman-temanku yang lain yang sibuk bermain game di laptop. "Itu mereka", ucapnya. Aku sudah biasa melihat segerombolan teman laki-laki ku kumpul di sudut kelas untuk bermain game sepak bola yang tidak menarik itu. Tapi ada dua laki-laki yang tidak asing-tapi tidak kukenali-berada disana juga. Mataku tertuju kepada salah satu laki-laki itu. Jantungku serasa berhenti berdetak. O-oh.
"Namanya Travis", kata Ivy.

Sorry ya kalo kependekan. Chapter 2 pasti lebih panjang kok. This is just the beginning! Thankyou for reading guys! Love you all xoxo

Vote and comment ya! :D

Last KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang