chapter 1

4.8K 69 0
                                    

Suara-suara jeritan dan teriakan terdengar menggema dimana-mana. Suara beradunya benda-benda logam keras dan tajam terdengar disegala arah. Bau anyir darah tercium diberbagai sudut.

Ya. Perang sedang terjadi saat itu.

Peperangan itu melibatkan antara kerajaan selatan dan kerajaan bhumi. Kerajaan selatan adalah pihak yang diserang. Sedangkan kerajaan bhumi adalah pihak penyerang.

Sudah 4 hari peperangan ini berlangsung. Pasukan kerajaan bhumi kini telah mengepung kerajaan selatan dari 4 penjuru. Utara, selatan, timur dan juga barat. Masing-masing pasukan di 1 penjuru dipimpin oleh seorang kepala pasukan.

Keadaan kerajaan selatan, setelah diserang selama 4 hari ini tampak porak poranda diberbagai tempat. Akan tetapi, pihak musuh belum bisa menerobos masuk kedalam istana kerajaan.

Para prajurit kerajaan selatan dipimpin oleh seorang panglima bernama ugra sena. Dan raja dari kerajaan selatan adalah yang mulia raja wiku jumena.

Kembali kemedan pertempuran di 4 penjuru gerbang kerajaan. Disana pertempuran terjadi kian mengganas. Terutama serangan dari kerajaan bhumi. Mereka mulai tampak berhasil menerobos masing-masing gerbang yang menjaga akses masuk kedalam kerajaan selatan.

Tapi,

" trooot...!!!"

Terdengar bunyi suara terompet sangkakala berbunyi. Peperangan terhenti. Sore menjelang. Matahari bersiap untuk masuk kedalam peraduannya. Perang hari ke-4 terhenti, untuk sementara.

Kerajaan selatan

" lapor panglima. Prajurit kita pada hari ini telah gugur sebanyak 3000 orang." melapor seorang perwira kepada panglima ugra sena.

" laporan aku terima. Sekarang kau kembalilah kepasukanmu segera." berkata panglima ugra sena.

Lalu, ia melangkahkan kakinya kedalam bagian istana kerajaan. Ingin secepatnya ia segera menemui rajanya, raja wiku jumena.

Sesampainya dihadapan raja wiku, panglima ugra sena segera melaporkan hasil laporan-laporan para perwira pasukan kerajaan.

" jadi, jumlah pasukan kita yang tersisa adalah 8000 an prajurit, yang mulia." kata panglima ugra sena mengakhiri hasil laporannya.

Raja wiku, sambil mengelus janggutnya ia lalu berkata," jumlah kita memang kalah banyak dari pasukan kerajaan bhumi. Akan tetapi, kualitas prajurit kita lebih baik dari mereka. Aku percaya, kemenangan akan segera kita raih."

" hamba berharap demikian yang mulia." ucapa panglima ugra sena.

" lalu, bagaimana hasil dari para mata-mata yang telah kau sebarkan untuk mencari tahu kekuatan musuh, ugra sena ?" tanya raja wiku.

" menurut kabar terakhir yang hamba dapat. Kekuatan musuh berjumlah 19.000 pasukan dan terbagi atas 5 kekuatan. 4 kekuatan dibagi untuk menyerang dari 4 arah, yakni barat, utara, selatan dan timur. Lalu 1 kekuatan lagi berada diantara kekuatan utara dan barat."

" mereka memakai taktik pentagram. Dengan berpusat dititik diantara utara dan barat. Aku yakin, pemimpin pasukan musuh berada dititik itu." kata raja wiku. Kemudian ia melanjutkan pertanyaannya, " bagaimana dengan pemimpin pasukan musuh ? Apa kau sudah tahu siapa dia ?"

" pemimpin dari pasukan musuh adalah seorang perempuan sakti, yang mulia. Menurut keterangan dari mata-mata hamba, pemimpinnya adalah salah satu dari 7 pilar utama kerajaan bhumi. Namun mata-mata yang hamba kirimkan itu belum melihat sosoknya. Jadi ia hanya berhasil mendapatkan info tersebut." jawab panglima ugra sena.

Raja wiku sejenak termenung. " jadi, pimpinan mereka adalah salah satu dari pilar utama kerajaan bhumi. Apakah kerajaan bhumi meremehkan kekuatan kita ? Sehingga hanya mengirimkan 1 orang pilarnya ?"

" hamba kurang tahu yang mulia ." ucap panglima ugra sena.

**

Kemah pasukan kerajaan bhumi

Malam itu, disebuah tenda besar.

" jadi, apa perintahmu selanjutnya wahai pimpinan ?" bertanya seorang pemuda dengan rambut dikuncir panjang kebelakang kepada seorang perempuan dihadapannya.

" kalian bunuh semua yang menghadang. Jangan sisakan satupun prajurit dari kerajaan selatan itu hidup. Banptai semuanya ." jawab perempuan tersebut.

Jaka utara, pemuda dengan rambut dikuncir itu mengangguk. Dia adalah kepala pasukan yang mengomandoi penyerangan dari utara.

" lalu, bagimana dengan para penduduk dari kerajaan selatan itu jika pasukan kami bertemu dengan mereka ?" bertanya seorang dengan rambur merah dan badan kekar. Ia bernama bahala, kepala pasukan yang menyerang dari barat.

" bunuh mereka."

" apa tidak sebaiknya kita membebaskan saja mereka. Toh mereka tidak berbahaya." kata bahamuth, kepala pasukan selatan.

" apa kau tidak mendengar perintah pimpinan bodoh. Jadi buat apa kau berkata seolah-olah kau ini orang yang baik." berucap jurig sewu. Kepala pasukan barat.

Jaka utara hanya tersenyum kecut melihat perdebatan diantara rekan-rekannya. " sial, kenapa aku harus ikut pasukan ini. Ini semua gara-gara sinuhun menghilang laghi. Aku jadi ditugaskan untuk membantu divisi ini." ucapnya dalam hati.

" bahamuth. Kalau kau berani melanggar perintahku, maka aku pastikan nyawa busukmu akan keluar meninggalkan ragamu." kata perempuan itu dengan sinis.
" pertemuan ini aku bubarkan." katanya lagi.

Namun, tiba-tiba seorang prajurit datang menghadap.

" bangsat rendahanm ! Apa kau tidak tahu bahwa saat ini sedang ada rapat penting." bentak bahala kepada prajurit tersebut.

Menggigil tubuh prajurit itu, namun setelah mengumpulkan keberanian ia segera melaporkan suatu kejadian.

Bahala menggosok-gosokan kedua tangannya demi mendengar laporan dari prajurit itu, " jadi, kalian berhasil menangkap seorang mata-mata yang berhasil menyusup kedalam pasukan kita ?" tanyanya.

" benar tuanku." jawab prajurit tersebut.

" bawa dia kemari." perintah bahala kemudian. Tetapi permpuan yang memimpin rapat ini segera mengangkat tangan. Lalu ia berkata, " tidak usah kau bawa mata-mata itu kemari. Hanya merusak pemandanganku saja. Bahala, kau temui mata-mata itu, tanyai apa saja informasi yang telah dia berikan kepada rajanya. Dia menjawab atau tidak setelah itu kau bunuh dia." perintahnya.

" laksanakan pimpinan." ucap bahala. Kemudian bahala pergi bersama prajurit itu guna menemui mata-mata yang berhasil ditangkap.

Jaka utara, bahamuth dan jurig sewu yang masih berada didalam kemah besar terdiam, menunggu perintah.

" apa yang kalian tunggu ? Rapat selesai, kembalilah kepada pasukanmu masing-masing. Dan besok laksanakan perintahku. Kalau sampai siang kalian belum berhasil menakhlukan kerajaan selatan itu, maka aku akan turun langsung kemedan perang." ujar perempuan yang menjadi pimpinan pasukan itu.

***

Ini chapter 1. Kelupaan belum ke-post. Hehehe

Babad jawadwipaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang