Chapter 6 : Kerajaan Atas Langit

2.8K 48 0
                                    

  Diatas wilayah gugusan 1000 nusa. Terbentang awan putih yang memanjang. Ada yang besar, pun ada yg berukuran sedang.

  Dan diantara ratusan, atau mungkin ribuan awan itu. Terdapat sebuah kerajaan yang berdiri megah. Terbentang diantara awan-awan yang berarak.

  Kerajaan ini tidak memiliki rakyat pada umumnya. Akan tetapi, kerajaan ini tetap memiliki pemimpin dan para prajurit.

  Manusia dan para siluman pada umumnya tidak akan bisa melihat kerajaan ini. Itu dikarenakan keberadaanya tersembunyi jauh diatas dan dipagari oleh sebuah kekuatan hebat. Sehingga, tidak sembarang makhluk bisa melihatnya.

  Nama kerajaan ini adalah KERAJAAN ATAS LANGIT.

  Kerajaan atas langit, didiami oleh para makhluk yang hampir mendekati keabadian. Oleh orang-orang, mereka disebut sebagai DEWA.

  Para dewa disini bukanlah seperti dewa-dewa yang biasa kalian lihat atau kalian dengar. Mereka bukanlah dewa dalam ajaran hindu atau buddha. Akan tetapi, mereka adalah makhluk yang diberikan kekuatan serta usia yang panjang oleh YANG MAHA ESA.

  Kerajaan atas langit dipimpin oleh Sanghyang dewa agung, pucuk pimpinan dari para dewa.

  Sanghyang dewa agung memerintah kerajaan langit sudah ribuan tahun lamanya. Dia tinggal dipusat kerajaan atas langit, diistana batu pualam putih.

Kerajaan atas langit

  Seorang prajurit langit penjaga gerbang perbatasan antara kerajaan atas langit dengan dunia bawah tengah memacu seekor kuda bersayap dengan kecepatan penuh. Dibelakangnya terbujur sesosok tubuh dengan keadaan mengerikan.

  "Akh...kenapa kuda sambarani ini berlari begitu lambat. Rasanya sudah hampir 2 jam aku memacu kuda ini."ucap siprajurit ini dengan gelisah. Kembali dipacunya kuda sambarani itu dengan keras.

  Kira-kira seperempat jam kemudian. Prajurit ini melihat sebuah gerbang besar berwarna putih terbentang luas didepannya.

  "Aku hampir sampai keistana batu pualam putih. Kumohon tuanku, bertahanlah sebentar lagi." sambil berkata seperti itu, siprajurit dengan cara sebisanya mengerahkan hawa kesaktian yang ia miliki agar setidaknya membantu hidup orang yang terbujur dibelakangnya.

Didepan gerbang istana batu pualam putih. Berjaga 20 pasukan suci, yaitu prajurit dengan kesaktian yang lebih tinggi dari prajurit langit.

  Melihat ada yang mendekat dengan kecepatan tinggi, serentak mereka waspada dan langsung menyambut kedatangan orang.

  "Berhenti !" teriak seorang prajurit suci sembari melintangkan sebuah tombak putih.

  Prajurit langit yang bernama sagara itu langsung menarik tali kekang kudanya kencang.

  "Ada keperluan apa kau datang keistana ini dengan begitu mencurigakan?" tanya prajurit suci yang tadi menyuruhnya berhenti.

  Tak menjawab, mungkin selain karena lelah dan gugup. Sagara bukannya menjawab pertanyaan malah terjatuh dan pingsan!

  "Astaga. Kenapa pula dengan dirinya. Ditanya malah jatuh pingsan." ujar prajurit suci itu.

  "Coba kau periksa tubuh diatas kuda sambarani itu." katanya menyuruh temannya.

  Seorang prajurit segera mendekati dan memeriksa keadaan orang yang tertelungkup diatas tubuh kuda itu. Begitu ia memeriksa nadi tangan orang, terasa denyutan yang menandakan hawa hidupnya masih ada meskipun terasa lemah sekali.

  "Masih hidup." membatin prajurit yang memeriksa itu. Ia kemudian mencoba membalikan tubuh sosok itu.

  "Astaga!" ia berteriak sehingga menarik perhatian teman-temannya yang lain.

  "Ada apa?"

  "Ini...ini adalah sultan rajo bumi!"


***

Babad jawadwipaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang