Chapter 5 : 7 pilar

2.4K 60 1
                                    

  ISTANA MERAH

  Terletak disebelah barat dari pusat istana raja roh. Biasa digunakan sebagai ruang pertemuan penting para pembesar kerajaan bhumi. Dijaga oleh 50 roh hitam dan 50 roh putih.

  Roh disini bukan merujuk kepada roh pada umumnya. Melainkan pasukan istana raja roh yang memiliki kesaktian lebih tinggi dari pasukan lainnya. Mereka berjumlah 333 roh hitam dan 333 roh putih.

  Pasukan roh hitam, sesuai namanya. Selalu menggunakan pakaian jubah berwarna hitam. Begitu juga dengan pasukan roh putih.

  Didalam istana merah.

  Alunan bunyi gamelan mengalun pelan. Membuat suasana didalam istana merah semakin mencekam.

  Sangkhala brahma dan sangkhala wisesa tengah memberikan perintah kepada para penjaga istana merah. Mereka diminta agar berjaga-jaga diarea istana merah.

  Lalu, dari arah dalam istana merah, terdengar bunyi alunan gamelan berhenti. Itu pertanda yang mulia raja roh akan hadir.

  Kedua sesepuh istana segera bersiap.

  Dihadapan kedua sesepuh itu terdapat semacam tirai emas berjumlah 7 lapis.  Setiap 1 tirai emas, memiliki berat sekitar 100 kg.

  Tirai tersebut berguna untuk menutupi keberadaan atau sosok yang mulia raja roh dari pandangan orang lain.

  Tirai tersebut tiba-tiba saja bergoyang-goyang! Padahal tirai-tirai tersebut memiliki total 7 lapis seberat 700 kg! Dan terbuat dari emas murni!

  Itu pertanda yang mulia raja roh telah hadir diruangan istana merah.

  Kedua sangkhala segera merunduk memberikan hormat.

  "Sekarang, panggil ketujuh jendralku itu kemari." titah yang mulia raja roh.

  Sangkhala brahma segera melangkah mundur. Tak lama berselang, ia kembali bersama dengan ketujuh jendral andalan kerajaan bhumi.

  Yang pertama masuk adalah seorang wanita yang memiliki kecantikan selangit tembus. Dengan pakaian berwarna merah muda yang terbuat dari kain sutra halus. Wanita ini memasuki istana merah dengan langkah anggun. Dia adalah Ratu ayu mahasakti.

  Dibelakangnya menyusul masuk seorang laki-laki dengan wajah memiliki luka bersilang dipipinya, dengan pakaian perang lengkap disertai umbul-umbul kecil kerajaan bhumi yang diselipkan dipunggungnya. Laki-laki ini adalah Kesatria inti roh.

  Yang ketiga masuk adalah seorang kakek bungkuk yang memiliki rambut putih diikat menjadi satu. Rambutnya sangat panjang sehingga menyentuh lantai. Ia berjalan dibantu sebuah tongkat berwarna kuning. Kakek tua ini adalah Sangkhala sutasoma alias Ki sapu jagat.

  Lalu berjalan dengan cepat, seolah mengejar langkah sikakek. Datang seorang perempuan muda. Ia adalah Dewi kumalasakti.

  Kemudian, melangkah dengan gagah seorang laki-laki berusia agak lanjut, tapi masih gagah. Ia mengenakan pakaian jubah berwarna hitam bergaris-garis 7 warna. Orang ini berjalan tanpa mengenakan alas kaki. ia membawa sebuah buku tebal berwarna pelangi. Disampulnya tertulis kitab 7 langit. Ialah Sinuhun 7 langit.

  Dan orang keenam yang memasuki istana merah adalah orang terkuat diantara ketujuh pilar istana kerajaan bhumi. Orang ini mengenakan pakaian ringkas merah dan jubah hitam penuh robekan. Lalu dikepalanya ia mengenakan blangkon hitam yang dihiasi sebuah batu hitam berkilat, yang bernama batu akhirat. Ialah Sinuhun akhirat.

  Dan yang terakhir masuk adalah pemuda gagah yang mengenakan pakaian merah dan jubah abu-abu. Dilehernya tampak melingkar sebuah syal panjang berwarna merah juga. Lalu dipinggangnya terselip sebuah pedang. Pemuda ini adalah Sinuhun muda.

  Mereka bertujuh kini berkumpul diistana merah. Serempak mereka membungkuk hormat dihadapan yang mulia istana raja roh.

  "Silahkan kalian semua duduk." kata Sangkhala brahma.

  Ketujuh pilar ini segera duduk ditempat masing-masing.

  Sangkhala wisesa segera menghadap kepada yang mulia raja roh.

  "Semua sudah berkumpul dan bisa dimulai sekarang, yang mulia."

  Hening sejenak. Sangkhala brahma dan wisesa segera berdiri disamping kiri-kanan tirai.

  "Kalian bertujuh," ucap yang mulia mulai membuka pembicaraan. " kalian adalah ketujuh mata tombak dari kekuatanku. Kekuatan kerajaan bhumi. Tugas-tugas kalian telah kalian selesaikan dengan baik. Kini, hampir semua kerajaan diwilayah 1000 nusa ini telah berada dibawah kekuasaanku. Jumlah pasukan telah bertambah berkali lipat. Jadi, sekarang sudah saatnya kita melakukan penyerangan kepada para makhluk yang menganggap diri mereka suci. Makhluk sombong yang menamakan diri mereka sendiri sebagai DEWA !"

  Mendengar sabda raja mereka. Ketujuh pilar ini mengeluarkan berbagai reaksi.

  Sinuhun muda tampak mengepalkan tangannya, "saatnya telah tiba. Waktunya kalian hancur."

  Ratu ayu tersenyum. Atau lebih Tepatnya menyeringai.

  Dewa kumalasakti segera sibuk berhitung dan membayangkan para dewamitu menjadi budak-budaknya.

  Sedangkan kesatria inti roh langsung mencabut umbul-umbul dipunggungnya. Menggenggam dan langsung menancapkan kemeja dihadapannya.

  Sinuhun 7 langit tersenyum. Dan sinuhun akhirat tampak berkilat kedua belah matanya.

  "Waktunya sudah tiba. Sebentar lagi. Kita akan menyerang KERAJAAN ATAS LANGIT !"





***

 

 

Babad jawadwipaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang