" selamat datang kembali, Dewi kumalasakti." ucap seorang tua berpakaian serba putih menyambut kedatangan Dewi kumalasakti.
" terima kasih paman brahma. Sekarang aku ingin menghadap pada yang mulia raja roh. Apakah aku bisa menemui beliau sekarang ?" tanya Dewi kumalasakti.
Sangkhala brahma, adalah penasehat dari yang mulia raja roh. Semua yang memiliki keperluan dengan raja roh harus seijinnya dulu. Dia adalah tangan kiri dari yang mulia raja roh.
" mohon maafmu dewi. Akan tetapi saat ini yang mulia raja roh masih bermeditasi untuk menyelesaikan tapa inti roh. Jadi, paman minta lain kali saja dewi menghadap. Bila yang mulia selesai dan berkenan, maka dewi pasti akan paman beritahu." jawab Sangkhala brahma sambil tersenyum.
" tapi, aku ingin melaporkan hasil penakhlukan kerajaan selatan yang diperintahkan oleh yang mulia."
" kalau dewi ingin melaporkan hasil penyeranganmu terhadap raja wiku. Bisa kau laporkan kepada paman Sangkhala wisesa." kata Sangkhala brahma.
" baiklah kalau begitu. Aku akan meloparkan hasil penyerangan kerajaan selatan kepada paman Sangkhala wisesa." ujar Dewi kumalasakti. Kemudian ia segera berlalu untuk bertemu dengan Sangkhala wisesa.
Sangkhala wisesa, adalah tangan kanan dari yang mulia raja roh. Dia berperan sebagai panglima tertinggi pemimpin pasukan kerajaan bhumi. Dialah yang mengatur siapa saja dan wilayah mana saja yang akan diserang. Selalu mengenakan pakaian jubah hitam dengan penuh robekan sana-sini.
Dewi kumalasakti telah sampai diruangan dimana Sangkhala wisesa berada. Para pengawal yang melihat Dewi kumalasakti segera memberikan jalan. Sesampainya dihadapan Sangkhala wisesa, Dewi kumalasakti segera memberikan penghormatan.
Berbeda dengan Sangkhala brahma yang memiliki sikap informal kepada orang lain. Sangkhala wisesa berbanding 180°, dia adalah seorang yang tegas tanpa pandang bulu kepada setiap orang. Segala bentuk peradatan, berlaku untuknya.
" bagaimana hasil penyeranganmu terhadap kerajaan selatan, pimpinan raja wiku ?" tanya Sangkhala wisesa.
" penyerangan berlangsung lancar, paman. Bahkan raja wiku berhasil aku tangkap dan ku jadikan budakku." kata Dewi kumalasakti.
Mendengar raja wiku telah dijadikan budak. Sangkhala wisesa hanya menggelengkan kepala. Lalu ia berkata, " sampai kapan kau akan terus berlaku seperti itu. Semua orang yang berhasil kau kalahkan, pasti kau biarkan hidup lalu dengan kesaktianmu kau perbudak mereka. Apa kau tidak takut suatu saat tiba-tiba ilmu yang kau gunakan terlepas. Lalu mereka menyerangmu." Sangkhala wisesa memperingatkan panjang lebar.
" terima kasih atas peringatanmu paman. Tapi, aku percaya akan ilmuku. Sekali mereka berada dibawah pengaruh ilmuku, maka mereka akan selamanya tunduk dibawah kekuasaanku." jawab Dewi kumalasakti.
" terserah kau saja. Laporanmu telah aku terima. Sekarang kau boleh istirahat. Lalu, 10 hari dimuka, datanglah keistana merah." kata Sangkhala wisesa.
Dewi kumalasakti mengrenyitkan dahi. " apakah ada keperluan atau ada apakah ini, paman ?" tanyanya.
" diistana merah, kalian semua, 7 pilar kerajaan bhumi, akan dikumpulkan untuk mendengarkan rencana selanjutnya dari yang mulia raja roh." kata Sangkhala wisesa lagi.
" baiklah, paman. Sekarang aku mohon ijin meninggalkan ruangan." Sangkhala wisesa mengangguk. Lalu, dewi kumalasaktipun pergi.
Sambil berjalan menuju kediamannya, Dewi kumalasakti berpikir. " sudah hampir setahun sejak kami ber-7 berkumpul bersama. 10 hari lagi, kami semua akan kembali berkumpul. Huh, ini akan menarik sekali melihat mereka semua." gumamnya.
*
Sementara itu, disebuah istana kecil disebelah utara istana raja roh, saat itu jaka utara tengah melaporkan hasil penyerangan yang ia ikuti kepada pemimpinnya.
" jadi, raja wiku telah dijadikan boneka oleh Dewi kumalasakti. Dasar perempuan serakah. Apa dia tidak merasa cukup dengan boneka-boneka yang selama ini telah ia kumpulkan." kata seorang pemuda yang duduk disebuah kursi emas. Pemuda ini mengenakan jubah berwarna abu-abu. Sesekali tangan kirinya memainkan kepala pedang yang terselip dipinggangnya.
" benar sinuhun muda. Oya, selain itu, salah satu bawahan Dewi kumalasakti, yakni bahala juga tewas saat ia bertarung dengan raja wiku." ucap jaka utara.
Pemuda yang dipanggil sinihun muda itu menguap lebar. Ia menggosok-gosok matanya. " ah sial, aku mengantuk berat. Sudahlah jaka, aku mengantuk sekali sekarang. Semua laporan dan kisah-kisahmu telah aku dengar. Jadi sekarang kau boleh pergi. Aku ingin tidur."
" tapi, apa sinuhun tidak ingin tahu penderitaanku saat berada dibawah perintah dewi." ujar jaka utara memelas.
" aku tak perduli. Sudah sana, pergi." kata sinuhun muda.
Maka, mau tak mau, jaka utara akhirnya pergi. Ia tahu, apabila pimpinannya telah mengantuk, maka ia tak akan perduli dengan apapun yang terjadi disekitarnya.
*
Didalam istana yang terletak ditengah dari kawasan istana raja. Disebuah ruangan dengan dinding dan barang-barang yang terbuat dari emas murni, bersila 2 orang kepercayaan raja roh, yakni Sangkhala brahma dan Sangkhala wisesa.
Keduanya bersila dengan kepala tertunduk dihadapan sebuah ketiduran yang ditutupi oleh tirai tebal yang juga terbuat dari emas murni.
Dari dalam ketiduran terdengar suara desahan-desahan beberapa perempuan. Suara itu juga terkadang berubah menjadi jeritan kecil, atau suara geraman halus.
Sudah hampir seharian kedua orang kepercayaan raja roh ini menunggu duduk bersila. Tapi, tanda-tanda yang mulia raja roh menyudahi "ritual" dengan selir-selirnya tampak belum juga tampak.
Akhirnya, setelah hampir 2 jam menunggu. Dari dalam ketiduran terdengar suara geraman yang menggetarkan hati kedua tokoh ini. Lalu, dari sisi samping ketiduran lewat 4 selir yang mulia dengan keadaan tanpa pakaian penuh.
Ke-4 selir itu berjalan dengan kedua kaki yang sesekali tampak goyah. Setelah mereka menghilang dibalik tembok bangunan, 2 Sangkhala itu baru memandang kedepan. Kearah ketiduran.
Tak lama, terdengar suara berat namun jelas dari balik tirai emas itu, "Ada apa kalian berdua menghadapku?" ucapnya. Tirai emas yang tebal itu tampak bergelombang ketika suara itu terdengar.
Sangkhala brahma susun kedua tangan diatas kepala, lqlu ia menjawab, "mohon maafmu yang mulia raja roh. Kami berdua menghadap ingin menyampaikan sesuatu."
"Hmm....apa itu?
Yang menjawab adalah Sangkhala wisesa, "kami hendak melaporkan bahwa dewi kumalasakti telah berhasil menakhlukan kerajaan selatan. Lalu, 3 hari dari sekarang, rencana yang mulia untuk mengumpulkan ke-7 pilar istana akan dilangsungkan."
" baiklah kalau begitu. Laporan kalian berdua aku terima. Kini, kalian berdua boleh segera pergi." kata yang mulia raja roh.
Maka, setelah menghaturkan hormat, kedua orang ini segera meninggalkan ruangan ketiduran emas itu.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/49544734-288-k18822.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Babad jawadwipa
Fantasykisah proses terjadinya pulau jawa yang terbentuk karena pertempuran diantara 2 kerajaan besar pada zaman itu. yakni kerajaan langit dan kerajaan bhumi