Dua Puluh

620 33 3
                                    

Dua minggu berlalu..

"Nona.. yang mulia sudah menunggumu di paviliun utama."

Shilla menoleh sambil memijat bagian belakang lehernya "Sepertinya aku tidak bisa. Tolong sampaikan padanya."

"Nona kenapa?" Zahra yang semakin menyadari Shilla sedang lemah itupun kini menghampirinya.

Shilla menggeleng pelan "Kepalaku pusing dan sedikit mual. Kau tahu itu kenapa? Apa aku sedang masuk angin?"

Zahra terdiam "Aku akan panggilkan dokter. Nona berbaring saja di ranjang. Aku juga akan menyampaikan pesan pada yang mulia." Katanya. Kemudian pamit setelah mendapat anggukan dari Shilla.

Kini ia berjalan menuju ranjang tidurnya. Merebahkan diri. Namun, tiba-tiba rasa mual semakin tidak tertahankan. Ia pun kini berlari menuju kamar mandi dan mengeluarkan cairan isi perutnya.

Setelah itu ia kembali menuju ranjang, namun tak lama ia mendapati Rio tengah berjalan cepat ke arahnya "Kau sakit?" Tanyanya panik.

Shilla tersenyum tipis lalu menggeleng "Aku tidak apa-apa hanya sedikit pusing."

"Sudah memanggil dokter?"

"Zahra sedang memanggilnya."

Rio mengangguk kemudian ikut duduk di sisi ranjang berdampingan dengan Shilla, kemudian menyentuhkan punggung tangannya ke kening Shilla "Benar hanya pusing saja?" Dijawab dengan anggukan kecil Shilla.

Tak lama dari itu juga dokter istana memasuki paviliun barat dan memeriksa Shilla sebelum memberikan obat. Ia memegang pergelangan tangan gadis itu setelah mendapat izin.

Sang dokter tertawa kecil "Yang mulia berhasil." celetuknya.

"Ya?" Rio mengerutkan kening, merasa tidak mengerti ucapan sang dokter.

Dokter itu menghela nafas "Yang mulia akan segera memiliki keturunan."

Kali ini Shilla membelalak "Ya?" Karna benar-benar tersentak oleh pernyataan sang dokter. Sedangkan sang suami tersenyum sumringah merasa bahagia.

"Bagaimana bisa.." gumam Shilla

"Kamu gak seneng?"

"Bukan gitu..." gadis itu mengerucutkan bibir "Bahkan umurku masih sangat muda." Lanjutnya sambil tertawa kecil.

Rio menyipitkan mata kemudian... "Daudd..." teriaknya.

Seseorang yang bernama Daud itupun kini memasuki paviliun Shilla bersamaan dengan sang dokter yang mulai pamit.

"Kumpulin para pejabat di aula utama. Gue mau ngumumin hal yang membahagiakan."

"Ya? Hal apa?"

"Kepo!" Celetuk Rio kemudian Daud pun segera menjalankan perintah dari Rio itu.

***

Semua pejabat kerajaan sudah berkumpul di aula. Semua orang sangat dibuat penasaran oleh hal membahagiakan yang dimaksud oleh Rio.

Berselang lima belas menit Rio pun mulai memasuki aula dengan langkah cepat lalu duduk di hadapan semuanya dengan senyum lebar.

"Aku mau mengumumkan, Shilla akan aku naikan ke selir tingkat 2.."

Semua mata membelalak, Rio menaikan tingkat gadis itu? Bagaimana bisa? Sudah menjadi selir saja sudah bagus untuk rakyat rendahan sepertinya. Ini tingkat 2? Rio tidak akan berniat menjadikannya seorang Ratu kan?

"Mohon maaf yang mulia, bukankah rakyat sepertinya tidak bisa menaiki tahta selir tingkat dua? Itu melanggar aturan." Ucap salah seorang pejabat.

Rio tersenyum miring, ia yakin orang-orang yang berada di pihak Ify pasti akan menolak keputusannya itu.

Holding Sky in The PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang