Tujuh Belas

593 34 4
                                    

Rio merapikan dasinya, mematut dirinya pada cermin besar yang memperlihatkan seluruh tubuhnya itu.
"Ini kedua kalinya gua make baju ini."

Daud tertawa. "Yang mulia terlalu serakah. Memiliki dua gadis pendamping."

"Suka-suka gue lah. Yang penting gue bahagia."

Daud hanya mengangguk-angguk. "Ayo yang mulia, acara sudah akan dimulai."

Tak lama dari itu Rio pun melangkah keluar paviliunnya menuju aula utama Istana. Sesampainya disana, Rio berdiri dihadapan semua orang yang berada di Istana, bersama dengan Ify dan kedua orang tuanya yang juga sudah disana.

Beberapa menit, setelah gadis itu diperbolehkan memasuki aula besar itu. Shilla pun menarik nafas dengan tangan yang terpaut di lengan Gabriel yang nanti akan menuntunnya masuk.

Mereka pun melangkah perlahan. Gadis itu mengenakan gaun putih yang memang hanya dipakai sebagai seorang pengantin itu. Ia juga menggunakan sebuah tiara yang mempercanyik penampilannya.

Gabriel juga mengenakan jas hitam. Tampak gagah sekali menggunakan pakaian formal kerajaan seperti itu.

Rio tersenyum di ujung karpet merah panjang itu sambil memandangi gadisnya yang tengah berjalan mendekat itu.

Ia pun mengulurkan tangannya di hadapan Shilla saat gadis itu sudah tepat berada dihadapannya.

Shilla pun melepaskan tangannya dari lengan sang kakak kemudian menautkan tangannya pada tangan Rio dan melangkah pelan menghampiri pemimpin acara pernikahan itu.

Acara pernikahan pun berjalan sebagaimana mestinya, tanpa kendala apapun. Dengan proses panjang itu, kini mereka berada dipenghujung dengan melantik gadis itu sebagai selir istana tingkat 1.

Ify -dengan terpaksa- kini menghadap gadis itu sambil menyerahkan sebuah tiara berwarna perak dengan permata berwarna hijau toscha yang menghiasi penampilan tiara itu. Ia juga menyerahkan sebuah gaun berwarna hijau toscha sebagai syarat pelantikan.

Kemudian setelah acara pelantikan selir kerajaan, kini diisi oleh acara pengumuman pelayan yang akan mengisi paviliun barat bersama Shilla itu. Sesuai permintaan gadis itu.

"Pelayan khusus paviliun barat diisi oleh..

Satu, Pricilla dari pelayan khusus umum
Dua, Marsha dari pelayan cuci
Tiga, Zevana dari pelayan cuci
Empat, Dea dari pelayan khusus umum
Lima, Sivia dari pelayan cuci
Enam, Larissa dari pelayan khusus umum

Terakhir.. pelayan utama akan diisi oleh Zahra damariva dari pelayan khusus umum."

Semua yang merasa namanya disebut itupun kini tersenyum sumringah. Otomatis posisinya akan naik menjadi lebih tinggi. Membuat mereka begitu ingin berterimakasih pada Shilla.

***

Acara sudah selesai, kini Shilla berganti pakaian menggunakan dress hijau toscha dengan heels berwarna putih dan tiara senada dengan dressnya. Membuatnya tampak cantik.

"Nona.. kami benar-benar berterimakasih atas kebaikan nona."

Shilla tersenyum "Canggung ya, sekarang kalian harus manggil aku Nona.. tapi kalau lagi gak ada orang gapapa kali manggil nama aja."

Zahra dan Sivia yang memang paling dekat dengan Shilla itu kini tengah berbincang dengan Nona barunya itu.

"Asing ya.. dulu anda memakai seragam pelayan, sekarang anda memakai dress selir kerajaan."

Shilla tersenyum "Iya, aku juga gak nyangka."

"Nona.. yang mulia dan ayahnya sedang berjalan menuju kesini." kata Dea yang baru memasuki ruang paviliun Shilla itu.

Holding Sky in The PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang