Mata Rio berkaca-kaca setelah dokter mengucapkan kata yang membuatnya kini tak menyangka.
'Kandungan nona Shilla, tidak bisa terselamatkan. Saya minta maaf, yang mulia.'
Rio semakin emosi dan semakin frustasi. Ia membawa Shilla kedalam dunianya untuk ia lindungi, bukan untuk mengalami hal-hal seperti ini.
Sang dokter sudah meninggalkan paviliun barat. Dan kini hanya tinggal Rio yang berada di dalam untuk menemani Shilla.
"Shill, maafin aku.." katanya lirih, kepalanya menunduk dan airmata menetes begitu saja dari mata sang Raja. Sosok tangguh itu kini runtuh.
Shilla masih saja memejamkan matanya. Namun Rio tak berniat untuk meninggalkan paviliun barat selangkah pun. Ia akan menemani Shilla sampai ia terbangun.
Sampai pada akhirnya, Shilla terbangun. Ia membuka matanya perlahan lalu mengernyit "Yang mulia...." gumamnya.
Rio tersenyum miris "Shill, ternyata istana begitu mengerikan. Ayo kita sama-sama melarikan diri dari sini..."
Gadis yang baru membuka matanya itu hanya terdiam tidak mengerti "Maksudnya?"
"Shilla, terlalu banyak orang yang jahat dan mengerikan disini. Aku takut..."
Shilla masih tidak mengerti, hal mengerikan apa yang sudah terjadi di istana? Semengerikan itukah sampai Rio begitu takut?
"Yang mulia, seorang Raja terlahir untuk menjadi sosok yang tangguh, tegar, dan bertanggung jawab. Kau akan meninggalkan rakyatmu sendirian? Tanpa pelindung?" Tutur gadis itu dengan suara parau.
"Bagaimana bisa kau takut?" Lanjutnya.
Rio menghela nafas "Sebagai seorang Raja, Aku selalu bisa melindungi rakyat. Melindungi mereka dari kelaparan ataupun bahaya yang mengancam... mereka menyebutku sebagai Raja yang baik.. tapi ini beda.. aku tak sebaik yang mereka kira..."
Shilla masih menatap Rio yang berbinar, airmata pemuda itu malah tumpah dihadapannya. "Yang mulia... apa permasalahan istana kali ini benar-benar berat untukmu? Bisakah aku membantumu?"
"Aku gagal melindungi keluargaku sendiri.. Memang, aku memberikanmu istana yang megah juga luas. Jadi aku bisa pastikan kau tidak kelaparan. Tapi, aku selalu tidak bisa melindungimu dari bahaya yang mengancammu.."
"Aku tidak takut jika mereka menginginkan nyawaku. Tapi yang aku takutkan jika mereka mengambilmu dari sisiku."
Shilla mengernyit "Kamu ngomong apa sih? Sebenernya ada apa?" sahutnya tidak mengerti.
Rio meneteskan airmatanya lagi "Aku udah banyak berharap, aku udah terlanjur bahagia karena kita bakal segera punya seorang putra mahkota. Tapi, sekarang harapan itu gugur.."
Kali ini sepertinya gadis itu mengerti, ia memperhatikan perutnya sejenak lalu kembali mendongakkan kepalanya menatap Rio dengan berkaca-kaca "Apa maksudmu aku kehilangan.....-" katanya gantung lalu meneteskan airmatanya.
Rio mengangguk pelan lalu dengan segera menarik Shilla yang sedang terisak itu kedalam pelukannya. "Maaf..." ucapnya lirih sambil terus mendekap gadis itu erat seolah tak ingin melepaskannya.
***
Ify sudah kembali tersadar. Gadis itu sudah dengan cepat mendapat penawar racun dari beberapa pelayan miliknya yang memang sudah disiapkan sejak awal. Tak ada yang berbahaya, namun inilah ulah nekat dari sang Ratu yang membuat pelayannya nampak khawatir.
"Ratu, kau baik-baik saja?" Tampak beberapa pelayan paviliun tengah itu mendampingi dirinya.
Ify mengangguk pelan "Aku sudah bilang sejak awal, ini tidak apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Sky in The Palace
RomansaKetika sebuah takdir berjalan tak seperti yang di inginkan. Membuat sebuah barang berharga bernama hati itu terluka. Merasakan bimbang yang luar biasa. Ingin berjuang tapi semua orang melarang dan memisahkan. Membuat hati terasa amat sakit berkali-k...