"Nona, yang mulia sudah berada di paviliunnya."
Setelah mendengar kabar itu, Shilla pun langsung bangkit dan berniat untuk mengunjungi pemudanya itu sesegera mungkin. Gadis itu pun segera mendatangi paviliun utama itu.
Sesampainya di paviliun utama, Shilla menghampiri Rio yang tengah terdiam di meja kerjanya itu.
"Kamu kenapa hukum Ratu?" tanya gadis itu langsung pada intinya.
Rio kini menatapnya "Kan dia bersalah." jawabnya santai.
"Ditampar sama dihukum kaya gitu gak sebanding, Rio. Kamu bisa dalam masalah.."
Kini Rio semakin menatapnya lekat "Kenapa semua orang nyalahin gue? Termasuk lo. Kenapa? Salah kalo gue mau ngelindungi orang yang gue cintai? Salah Shill?"
Shilla terdiam. Tertohok atas ucapan Rio itu.
"Aku lagi sibuk. Kalo masih mau ngomong nanti aja." ucap Rio lagi yang membuat Shilla meneguk ludah.
Gadis itupun hanya mengangguk pelan dan mulai berjalan perlahan keluar paviliun Rio itu.
***
Shilla masih terlamun di jembatan dalam paviliunnya itu. Ia duduk di pegangan kayu sambil menunduk. Namun, salah satu pelayannya tiba-tiba saja datang membuyarkan lamunannya.
"Nona, Ratu mengundangmu untuk minum teh bersamanya besok setelah pelantikan."
Dengan cepat Shilla menoleh lalu terdiam. Tumben sekali. Entahlah, apa ada hal lain yang sedang direncanakannya. Tapi sepertinya Shilla tengah berusaha untuk ber-positive thinking.
"Apa Ratu mau ngomong sesuatu yang penting?" tanya Shilla pada pelayan tersebut.
Pelayan tadi tampak menggeleng, pertanda ia tidak mengetahui hal itu sepertinya "Saya tidak tahu, Nona."
Shilla mengangguk kecil sambil tersenyum tipis "Yaudah kalo gitu.."
Setelah pelayan tadi sudah pamit dari hadapannya, kini Shilla memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan pribadinya untuk menenangkan pikirannya.
Namun sesampainya di dalam kini gadis itu malah meraih ponsel berwarna gold dengan sticker bersimbol kerajaan.
Gadis itu mengetik sebuah pesan singkat yang akan dikirimkan pada seorang di tempat lain. Prianya.
Maaf.
To: K' RioHanya sesingkat itu. Namun tak ada balasan dari pesan tersebut setelah cukup lama ia menunggu.
Sudah sekitar 15 menit belum juga ada bbalasan. Mungkin Rio memang sedang memiliki tugas yang penting yang tidak bisa ditinggalkan untuk sekedar membalas pesan.
Tapi, hal yang mengejutkan, saat Shilla baru saja menengadahkan kepalanya dari ponsel. Ada seorang pemuda yang tengah berdiri sambil tersenyum.
Gadis itu sudah lebih dari 20 kali mengecek ponsel yang tak berbalas itu. Ternyata sang penerima pesan itu malah sudah ada dihadapannya.
Shilla tersenyum, namun Rio tetap tak berekspresi dan langsung duduk disamping gadis itu. "Maaf, tadi aku emang sedikit emosi." Katanya sambil merebahkan kepalanya dipangkuan Shilla.
"Aku cuma pengen, kamu jadi satu-satunya orang yang bikin aku kuat. Yang selalu support dan kasih semangat buat aku. Kamu selalu disampingku, disisiku. Bukan malah ikut mojokin. Lagian aku ngelakuin ini untuk kamu dan untuk bayi yang ada diperutmu itu."
Shilla mengulum bibir dan pandangannya malah menuju ke arah lain. Ia tak mampu menatap pemuda itu.
Shilla benar-benar menyadari, ternyata, dia memang seorang gadis yang sangat beruntung. Ia memiliki seorang yang sangat berharga yang memiliki rasa cinta yang luar biasa untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Sky in The Palace
RomanceKetika sebuah takdir berjalan tak seperti yang di inginkan. Membuat sebuah barang berharga bernama hati itu terluka. Merasakan bimbang yang luar biasa. Ingin berjuang tapi semua orang melarang dan memisahkan. Membuat hati terasa amat sakit berkali-k...