CHAPTER 4

7.7K 502 1
                                    

Masa iya gua suka sama Rere? Padahal baru aja kenal dan deket. Udah lama sih gua ga ngerasain apa yang namanya 'sayang' setelah ditinggal gitu aja. Jadi kaget, hahaha.. Batin Vanno.

"Eh! Ayo cepetan! Malah bengong." Rere menepuk pundak Vanno yang sedari tadi terlihat bingung dan melamun.

"Hah? Iya, sorry." Ucap Vanno dengan lembut. "Pegangan," Lanjutnya.

Hah? Ini cowok bilang gue buat pegangan? Serius? Duh meleleh, God help me! I'm in love with this Coldest Boy. Batin Rere.

Vanno pun menancapkan gasnya saat Rere sudah berpegangan dengannya. Karna ia merasa masih ada sedikit rasa-rasa sesak, ia mengendarai motornya dengan pelan. Tidak seperti biasanya, yang mengendarai seperti pembalap internasional.

Tak lama kemudian, rumah besar bertingkat dua dan berwarna cream dari kejauhan 15 meter sudah terlihat. Ya, itu rumah Rere. Akhirnya, mereka sampai dirumah Rere. Dan seperti biasa, setelah Rere turun dari motor Vanno, Vanno langsung menancapkan gas nya.

Ini cowok sumpah, misterius banget. Bener-bener gabisa ditebak. Kadang perhatian kadang jutek banget. Dingin kaya es di kutub. Huft, pernah kekutub aja gak. Ucap Rere dalam hati.

Rere pun hendak melangkahkan kakinya ke dalam rumah, tapi ia teringat sesuatu. Bahwa, inhaler milik Vanno terbawa olehnya. Selesai membantu Vanno memakai inhaler, Rere memegang inhaler milik Vanno. Takut Vanno sesak mendadak, jadi Rere tetap memegangi inhalernya. Karna lupa, ia masuki kantong dan tidak dikembalikan ke Vanno.

Duh, gue harus balikin nih. Bahaya kalau dia sesek tiba-tiba. Gue kerumahnya aja kali ya. Rere tampak bingung.

Yaudah kerumahnya aja deh. Izin Mama dulu. Lanjutnya.

Setelah izin oleh Mama nya, Rere pun berangkat menuju rumah Vanno dengan naik taxi. Sesampai nya dirumah Vanno, rumah itu tampak kosong seperti tak berpenghuni. Karna bingung, Rere menelfon Mama nya Vanno untuk menanyakan dimana keadaannya sekarang.

"Hallo, Tante!"

"Iya, Sayang. Kenapa?" Ucap Tante Tari dari seberang.

"Aku dirumah Tante nih. Tante dimana?"

"Jangan bilang kamu dirumah lama Tante?"

"Lah Tante emangnya dimana?"

"Tante udah pindah, Sayang. Aduh, udah mau jam 6 lagi deh. Tunggu disitu ya, Tante suruh Vanno jemput. Kamu naik apa kesana?"

"Aku naik taxi sendiri Tante. Iyaudah aku tunggu disini ya, Tan."

"Kamu jangan kemana-mana, ya! Tunggu Vanno!"

Tuut. Tuut. Tuut.

Telfon itu langsung ditutup oleh Mama Vanno karena ia sudah merasa panik Rere berada disana sendirian.

***

"Vanno! Sini, Nak!" Teriak Mama Vanno dari bawah.

Vanno yang berada diatas entah sedang melakukan apa langsung turun kebawah menemui Mamanya. "Iya, Ma?"

"Kamu jemput Rere di rumah lama kita, ya. Dia disana sendirian, daerah disitu kan bahaya! Udah jam segini nih, jangan sampai dia sendirian disana sampai jam 6." Mama Vanno tampak cemas.

"Iya iya, Ma. Tenang, Ma. Aku bakal jemput dia kok sekarang." Vanno langsung bersiap-siap dengan sangat cepat lalu berlari menuju garasi untuk mengambil motornya. Dengan sigap ia ambil helm lalu dipakainya dan dinyalakan motornya. Vanno langsung menancapkan gasnya dengan keras membuat motor itu melaju dengan cepat.

Not Meant To Be #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang