Aku tau kok, surprise pagi tadi ga meriah dan mungkin bagi kalian ga berharga, yakan? Tapi bagiku itu sangat berharga, menjadi orang pertama yang berada disisinya saat ia menambah umur.
Semakin dewasa saja kamu, Van.
Bukan cuma itu saja kado untuk Vanno, aku akan mengajaknya berlibur ke Bali selama 4 hari. Dari tanggal 20 April sampai 24 April. Sebelum kepulanganku pada tanggal 10 Mei. Sebentar sekali aku berada disini.
Dan surprise hari ini juga bukan cuma segitu saja, aku akan mengajaknya ke taman yang tidak kalah nyaman dan bagusnya taman yang waktu itu kami dinner bersama.
"Makasih ya, sayang." Ucap Vanno lalu mencium keningku.
"Iya, tapi kamu suka 'kan? Maaf ya flat banget dan mungkin ga semeriah orang lain."
"Aku ga butuh meriah - meriah. Asal ada kamu, itu cukup." Vanno tersenyum padaku. Tuhan, aku meleleh lihat senyumnya yang semanis madu itu.
Ya, barusan kami merayakan ulang tahun Vanno, lagi. Ga jauh beda kaya semalem, cuma ini suasananya kaya lebih di alam aja. Sama kok, ga ada yang beda. Tiup lilin, terus makan kuenya.
Ya paling ditambah dinner bareng dan q-time sambil duduk berdua diantara rumput - rumput. Ngobrol, sambil dirangkul erat dengan Vanno. Lengkap sudah.
"Kalau kamu nikah, kamu mau punya anak berapa?" Pertanyaan konyol itu keluar begitu saja dari mulutku.
"2, kembar cowok cewek."
"WIH! AKU JUGAAA!" Girangku. "Tapi kalau nanti mereka udah besar dan saling suka gimana ya?"
Vanno tidak membalas pertanyaan terkonyol ku itu, melainkan ia tertawa dan menarik hidungku walau pelan.
*
"Pulang yuk, udah jam 10." Ajak Vanno.
"Yuk," kata Rere sambil melingkarkan tangan kirinya di pinggul Vanno.
Vanno pun merangkul Rere dengan erat. Mereka berjalan menuju motor Vanno untuk pulang kerumah. Setelah Rere naik ke jok motor Vanno, ia langsung menancapkan gasnya. Masih sama seperti dulu.
"Makasih ya, sayang." Lagi - lagi Vanno memeluk tubuh kecil milik Rere itu. Seakan ia tak puas untuk hari ini dan masih ingin menjalani hari - harinya bersama Rere.
"Sama - sama, sayang. Hati - hati kamu! Jangan kaya waktu itu! Kamu jangan ngebut - ngebut!!" Perintah Rere. "I love you," Rere melangkahkan kaki nya ke sebelah motor Vanno yang sedang diduduki Vanno. Lalu dengan sigap dan malu, ia mencium pipi Vanno.
Vanno memalingkan wajahnya ke hadapan Rere, ia hanya tersenyum. Lebih tepatnya tersipu, baru kali ini Rere mengecup pipinya setelah 11 bulan menjalin hubunga bersama.
Setelahnya, Vanno langsung menancapkan gasnya.
Tidak, tidak sengebut dulu, kok. Ia masih bisa dikendalikan walaupun kali ini adalah saat yang bisa membuatnya terbang kelangit ke tujuh.
*
"Vanno, udah siap belum?" Teriak Mama Vanno dari bawah.
"Iya tunggu, Mah!" Balas Vanno dengan teriakan di kamarnya.
"Ayo dong, nak. Rere udah lama banget nih nunggu kamu!"
Tak lama Vanno pun langsung agak berlari menuruni tangga tapi tetap hati - hati.
"Udah siap, Re, Ger, Kai...Gas?" Tanya Vanno.
"Udah dong!" Jawab serempak keempatnya.
Mereka pun langsung menaiki taxi alphard yang sudah dipesan Rere untuk mengantarkan mereka ke bandara.
"Duh, nanti kita harus foto - foto ya!" Ujar Kaira.
Rere, Vanno, Bagas, dan Geri hanya bisa tertawa mendengar ajakan Kaira. Tampaknya Kaira adalah seseorang yang selfie addict.
*
"Baliiiiiii!" Teriak Kaira yang tentu membuat semua pasang mata disekitarnya tertuju padanya.
"Ihh sayanggg," Geri langsung membekap mulut Kaira.
Bagas dan Rere hanya tertawa, Vanno? Dia hanya diam dan merangkul Rere.
Setelah keluar dari bandara, Bagas langsung memesankan satu taxi dan mereka menuju hotel yang cukup mewah.
Hotel berbintang lima dan sangat mewah.
"Sumpah, ini KEREN BANGET!" Ucap Kaira tanpa kenal malu.
"Kamu kebiasaan yah," timpal Geri.
Vanno, Bagas, dan Geri berada di satu kamar. Begitu pula dengan Kaira dan Rere.
By the way, hubungan Vanno dan Bagas sudah memasuki tahap baik(an) karna Bagas sekarang adalah saudara tirinya Rere.
"Istirahat dulu ya semuanya, besok pagi kita ke pantai kuta," Ucap Bagas.
"Oke," balas Rere, Kaira, dan Geri. Vanno hanya mengangguk.
*
Pagi pun telah tiba, ayam disekitaran Bali pun mulai berkokok. Matahari pun sudah tidak malu lagi untuk menunjukkan diri ke Bumi. Hangatnya mentari juga mulai dirasakan oleh kulit - kulit masyarakat Bali.
"Pagi, Re!" Sapa Kaira girang.
"Pagi, Kai." Ucap Rere malas dengan mengucek - ucek matanya.
"Ayok bangun, semua udah siap. Tinggal lo doang tuh yang belum siap!" Kaira menarik selimut yang menutupi badan Rere. Dan memaksa Rere untuk bersiap - siap.
Setelah semua siap, mereka pun jalan ke pantai Kuta karna kebetulan hotel yang mereka tempati cukup dekat dengan Pantai Kuta.
Bagas, Geri, dan Vanno mulai menanggalkan bajunya menjadi shirtless. Mata Rere terbelalak melihat Vanno yang shirtless seperti itu. Badannya terlalu bagus untuk dipamerkan.
Spontan, Rere langsung berlari ke arah Vanno dan memeluknya.
"Jangan, gaboleh." Kata Rere yang masih mendekap Vanno.
"Lah?" Vanno terlihat bingung dengan perilaku Rere barusan.
"Kenapa lo, dek? Mabok?" Tanya Bagas.
Geri dan Kaira sudah berada dipinggiran air pantai Kuta itu, dan mulai bercanda - canda berdua. Sedangkan Bagas masih bingung memperhatikan tingkah saudara tirinya itu.
"Ngapa sih lo, dek?"
"Gapapa, ini gaboleh dipamerin. Ini cuma boleh buat akuuuu, gaboleh dipamerin!" Kata Rere sambil tetap memeluk Vanno.
"OH HAHAHAHAH!" Bagas terlihat sedang terpingkal - pingkal. "Yaelah gitu doang, Re. Udah biasa kali disini."
"Bodo, gaboleh." Kata Rere yang tetap mendekap Vanno. "Ah yaudahlah biarin aja." Lanjutnya sembari membuka baju nya yang membalut badannya.
Kini Rere hanya memakai bikini yang bawahnya adalah semacam celana tapi masih terlalu pendek.Vanno langsung mengambil jaketnya yang tadi ia kenakan, lalu ia memeluk Rere dari belakang dengan jaketnya itu.
"Kalau kamu jangan, itu cukup buat aku nanti aja, kalau aku kan cuma atasnya doang. Kamu gaboleh," bisik Vanno tepat ditelinga Rere.
Rere terkekeh, lalu ia mengambil kaos nya yang cukup tipis dan ia pakai. Kaos nya menutupi badannya tidak sampai selutut. Tapi cukup menutupinya sampai femurnya.
"Gitu aja, oke?" Tanya Vanno lalu mengedipkan sebelah matanya.
Mereka berlima pun akhirnya menikmati indahnya pantai Kuta ini, berlari - lari dipinggiran air, menciprat - cipratkan airnya, tertawa bersama.
Saat berada didalam air yang tingginya hanya mencapai perut Vanno, Vanno menarik Rere ke dalam pelukannya.
"Re, I love you."
★★★
Hope you enjoyed.
Bilbile
Monday, December 14th 2015
12:15 PM--00--
Btw ini sudah mendekati endingnya loh. Tinggal beberapa chapter lagi, tapi ga lebih dari 5 chapter lagi, heheh.
Maafkan aku ya atas kerandom-an cerita ini:') i'm so sorry:')

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Meant To Be #1
Teen FictionDi balik dinginnya seorang Vanno, Rere percaya, bahwa pasti ada satu titik kehangatan di dirinya. Dan Rere percaya pula, ia bisa membuktikan itu. Dan satu lagi. Tidak selamanya harapan sesuai dengan kenyataan. Terkadang kenyataan hanya bisa menghan...