This is gonna be the longest chapter ever. Maafkan kalau terlalu panjang ya:') Mau cepet - cepet selesaiin. Hayati capek, Mas. wkwkwk.
*
Malam tanggal 21, aku mengajak Vanno untuk menuju ke Jimbaran Bali. Dimana aku sudah menyiapkan semuanya dengan matang. Sama seperti apa yang ia siapkan dulu. Seperti, tempat duduk untuk dinner, makanan, dsb.
Sederhana tapi nyaman dan memorable banget itu cukup 'kan?
"Udah jam 10.45, yuk." Ajakku ke Vanno.
Ia menggandeng tanganku sampai masuk taksi yang akan mengantarkan kami ke Jimbaran Bali.
65 menit kemudian kamipun sampai, karna perjalanannya cukup agak jauh.
"Kamu serius nyiapin ini?" Tanya Vanno tak percaya.
"Iya. Kamu kan sering giniin aku, gantian aku giniin kamu." Balasku sambil memeletkan lidah.
Aku menyuruhnya untuk duduk disusul denganku. Lalu pelayan langsung memberikan kue yang lumayan besar diatasnya ada lilin angka 1 dan tulisan 'HAPPY 1ST ANNIVERSARY, MY BABY.'
Aku tidak tau ia akan senang atau ngga, setidaknya aku sudah mencoba.
"Makasih ya, Re."
"Untuk?"
"Ini semua. Dan, makasih udah hadir dihidup aku."
Jam menunjukkan pukul 11.58 malam dan aku menggenggam tangan Vanno lalu kuperintahkan ia untuk memejamkan matanya.
"Semoga, kita ga cuma sampai disini. Semoga, kita bisa melewati semuanya, BERSAMA. Semoga, rasa sayang ini kaya angka 8. Walaupun berliku - liku tapi ga ada ujungnya." Ucapku.
"Semoga, bahagiamu cuma sama aku, Re. Semoga, aku adalah bagianmu yang hilang. Semoga, aku bisa menjadi seorang ayah, suami, dan pacar untuk kamu. Semoga aku adalah tulang rusukmu, because you're the only one for me and I'm the only one for you." Timpal Vanno.
"Happy 1st Anniversary, baby." Ucap kami berbarengan saat jam menunjukkan pukul 12.00 malam.
1 tahun sudah terlewatkan, banyak memori yang kami alami dan lewati juga.
Andaikan waktu itu Tante Tari ga membawa Vanno kerumah, dan gak pindah rumah. Mungkin hidup aku ga akan dihiasi dengan kehadirannya. Mungkin akan kosong.
Terima kasih, Tuhan. Aku mencintai ciptaan-Mu yang hampir mendekati sempurna ini yang kau ciptakan untukku.
*
Rere dan Vanno menikmati malam itu, hanya berdua. Dibandingin untuk ngerayain meriah - meriah ngga jelas gitu Anniv-nya, mereka lebih memilih untuk yang sederhana tapi tetap bisa dikenang, selamanya.
Bukan meriahnya yang terpenting, tapi kebersamaan dan kenyamanan adalah yang terpenting bagi keduanya.
Setelah puas merayakan satu tahunan-nya, mereka pun kembali ke hotel.
Selama diperjalanan, Rere memejamkan matanya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Ia senderkan kepalanya dipundak Vanno yang berada disebelahnya.
Dengan lembut, Vanno elus kepala Rere agar Rere tertidur.
Aku sayang banget sama kamu, Re. Batin Vanno sambil mengelus kepala Rere.
Satu jam kemudian, mereka sudah sampai dihotelnya. Rere masih saja memejamkan matanya, mungkin karna ia kelelahan.
"Re.. yuk, udah sampe." Vanno mencoba menepok - nepok pelan pipi Rere agar ia terbangun. Tapi usaha Vanno sia - sia, Rere masih tertidur.
Ia mengeluarkan ponselnya, lalu ia mencoba untuk menelfon Kaira. "Halo, Kai? Masih bangunkan? Gua dibawah, Rere ketiduran, jadi buka pintunya ya. Tunggu gua."

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Meant To Be #1
Teen FictionDi balik dinginnya seorang Vanno, Rere percaya, bahwa pasti ada satu titik kehangatan di dirinya. Dan Rere percaya pula, ia bisa membuktikan itu. Dan satu lagi. Tidak selamanya harapan sesuai dengan kenyataan. Terkadang kenyataan hanya bisa menghan...