Sepulangnya dari pesta ulang tahun Rara, Vanno langsung bebersih dan sesudahnya ia langsung menghubungi Rere melalui video call LINE.
"Hai," sapa Vanno sambil tersenyum.
Rere tidak menjawab, ia hanya terdiam. Tapi tiba - tiba..
"Will you explain something?"
"Jelasin apa?" Vanno terlihat bingung, tetapi sesaat ia teringat kejadian tadi. "Oh tadi. Maafin aku ya, tadi Rara jatuh ke kolam dan aku selamatin dia, Re."
"And then?"
"Aku langsung pulang, itu aja kok. Kamu cemburu?"
"Menurutmu? Seorang perempuan cemburu gak kalau pacarnya melakukan itu ke perempuan lain?"
Vanno diam dan mengintropeksi dirinya. Setelahnya ia langsung meminta maaf pada Rere, minta maaf yang berasal dari hatinya yang paling dalam.
"Maaf," ucap Vanno sambil menunduk.
"Hm."
Rere langsung menutup video call-nya. Mungkin Rere benar - benar marah, pikir Vanno.
*
'Maafin aku, Re. Aku gak bermaksud. Aku serius.'
Rere menutup video call-nya. Aku tidak tau apa yang akan aku lakukan sekarang. Hanya rasa bersalah yang menghantui diriku. Tidak ada lagi...
Hubungan kami juga semakin renggang karena akan menghadapi Ujian Nasional dan mungkin akan semakin renggang karena sikapku. Tapi, aku gamau, Re.
Aku mencoba untuk menelfonnya berkali - kali. Tapi tak diangkat, bahkan sudah ku LINE berkali - kali, tidak dibalasnya juga.
Karna aku sudah frustasi entah bagaimana caranya agar dia mendengar penjelasanku, ku kirimkan saja 'voice note' kepadanya.
'Re... this is the first time I send someone a voice note, and it is for you. I am really really sorry, baby. I don't know why I did that. Tapi tadi ga ada yang selamatin dia, malah pada teriak - teriak ga jelas dan sok panik. Daripada anak orang mati, yaudah aku langsung nyebur selamatin dia. Aku harap kamu mengerti, Re. I don't want to lose you, please. I'm sorry, I'll not do it again, promise.'
Sent! Ya, dan itu kali pertama aku benar - benar meminta maaf kepada seseorang dari hati yang paling dalam apalagi melalui voice note.
Aku hanya tidak ingin kehilangan Rere, itu saja. She's all I have now besides my mom. I've lost Shelin and I don't want lose Rere either.
Tling!
Rere: it's okay, just keep going. Aku kan jauh, jadi aku sadar kok ga bisa ada buat kamu. Cari pengganti aku aja.
DEG!
Kata - katanya sederhana dan sedikit tetapi dapat menusuk ku tepat dihatiku. Kata - kata tersebut membuat rasa bersalah ku semakin menghantuiku.
Apakah Rere pasrah gitu aja? Setelah hampir 10 bulan ngejalanin LDR? Bulan depan, bulan depan kita 1 tahun, Re.
Air mataku mulai menggumpal dipenghujung mataku, siap untuk terjatuh dan menghiasi malam ini dengan tangisan.
Aku benar - benar tidak mempunyai rasa apapun untuk Rara, hanya saja ia selalu kena sial disaat aku berada disana dan hanya akulah satu - satunya yang peduli disaat yang lain sibuk mementingkan dirinya sendiri.
Tiba - tiba handphone ku bergetar dengan keras. Terpampang nama Rere dengan jelas dilayar handphoneku, ya, dia menelfonku melewati Free Call di aplikasi LINE.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Meant To Be #1
Roman pour AdolescentsDi balik dinginnya seorang Vanno, Rere percaya, bahwa pasti ada satu titik kehangatan di dirinya. Dan Rere percaya pula, ia bisa membuktikan itu. Dan satu lagi. Tidak selamanya harapan sesuai dengan kenyataan. Terkadang kenyataan hanya bisa menghan...