"Good morning, my lovely son, Vanno." Sapa Mama Vanno sambil membuka jendela kamar Vanno.
"Good morning, beautiful lady." Balas Vanno yang masih berada diatas kasurnya.
"Kamu mau pergi kemana hari ini?"
"Kayanya ke makamnya Shelin, Ma." Vanno membenarkan posisi nya dikasur.
"Yaudah, Mama udah siapin makan dibawah. Makan, ya."
"Thank you, Ma." Ucap Vanno dengan senyumannya yang bisa membuat para perempuan yang melihatnya mati berdiri.
Mama Vanno pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar Vanno, dan tersisa lah Vanno dikamar. Mukanya terlihat masih murung dan sedih karena teringat dengan Shelin.
You gotta be strong, Van. She is already happy in heaven with God. God knows the best for her, Van. Batin Vanno.
Vanno menahan air mata yang sebentar lagi akan turun dari kelopak matanya. Dadanya sesak kalau mengingat Shelin.
Ia membereskan tempat tidurnya dan sesudahnya ia langsung ke bawah untuk sarapan dengan Mamanya. Vanno benar - benar dikagetkan dengan kehadiran seorang perempuan yang tiba-tiba sudah duduk dimeja makannya bersama Mama Vanno.
"Eh, ngapain lo?" Tanya Vanno sinis.
"Mau minta ajarin, lo baru masuk aja udah pinter banget mtk nya. Besok kan ulangan, jadi ajarin gue." Jelas Rere.
"Tuh, Van. Ajarin Rere ya, sampe Rere bisa." Tambah Mama Vanno.
"Hm." Balas Vanno dengan singkat. "Eh, gabisa." Lanjutnya.
"Loh, kenapa? Plis, Van!!!" Rengek Rere yang langsung menghampiri Vanno sambil memohon-mohon menarik tangan Vanno.
"Kamu mau ke makam, Van? Yaudah ajak Rere aja, abis itu baru kalian belajar bareng. Ya, Nak?"
Memang cuma Mama Vanno satu-satu nya yang tidak bisa Vanno lawan. Karna hanya Mama nya lah satu-satunya yang ia miliki sekarang.
"Yaudah, ikut. Tapi, gaboleh macem-macem dan berisik." Ucap Vanno sembari melepaskan tangan Rere dari tangannya.
Vanno pun langsung duduk dikursi makannya dan mengambil 2 helai roti tawar dimejanya. Ia poleskan selai kacang favoritnya ke roti tersebut, lalu setelah itu ia tumpukkan roti itu menjadi satu dan langsung ia makan. Tak lupa dengan susu vanilla kesukaannya.
Selesai makan, Vanno langsung pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap ke makam Shelin. Setelah rapi, ia langsung izin dengan Mamanya.
Vanno pun menuju garasi nya diikuti dengan Rere dibelakangnya. Ia naiki motornya dan ia pakai helm kesayangannya.
"Cepet naik." ucap Vanno singkat. Rere langsung naik dijok belakang dan langsung berpegangan.
Sebelum sampai di makam Shelin, ia berhenti disuatu tempat yang banyak dihiasi oleh bunga-bunga. Ternyata, Vanno ingin membeli bunga untuk ditaburkan di kuburan Shelin dan satu ikat untuk diletakkan diatas kuburannya.
"Semuanya dua puluh tujuh ribu rupiah, mas." Ucap penjual itu.
Vanno langsung mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar kertas berwarna biru untuk membayar.
"Kembaliannya ambil aja, Bu."
"Terima kasih ya, Mas." Balas ibu penjual itu.
Baik juga nih cowok ya. Pikir Rere.
Vanno langsung menancapkan gas nya dan tak lama ia sampai diparkiran TPU dimana Shelin dimakamkan.
"Ikut apa tinggal?" Tanya Vanno yang telah turun dari motor kepada Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Meant To Be #1
Genç KurguDi balik dinginnya seorang Vanno, Rere percaya, bahwa pasti ada satu titik kehangatan di dirinya. Dan Rere percaya pula, ia bisa membuktikan itu. Dan satu lagi. Tidak selamanya harapan sesuai dengan kenyataan. Terkadang kenyataan hanya bisa menghan...