Bab 3

2.9K 110 2
                                    

Setelah selesai makan dan berbincang, empat sekawan pamit pulang dan berpesan agar lain waktu Jodha harus mampir atau bahkan menginap di rumah Jalal. Orang tua Jalal sebenarnya ingin segera mengenalkan Jodha kepada sahabatnya Bharmal dan Meina tapi mereka sedang ke Sikandra bersama Man sing sekaligus bertemu penyelidik yang baru sebulan ini mereka sewa  karena sampai sekarang Faizal khan menghilang dan tidak melaporkan apa-apa.
Jodha menyanggupi permintaan mereka begitupun Jalal yang mulai sekarang melakukan apapun agar singa betinanya senang. Setelah berpelukan dan kali ini Babur dan Humayun diijinkan oleh Jalal untuk memeluk Jodha, empat sekawan pergi dengan senyum terpahat di wajah mereka . Jodha dan Jalal kemudian menuju kamar untuk mengambil barang milik mereka dan tentu saja Jalal tidak melepaskan Jodha dari pandangannya sedikitpun.
Setelah mengambil barang Jodha dan barangnya sendiri di kamar hotel Jalal mengantarkan Jodha ke apartemennya.

Di dalam mobil mereka sibuk dengan pikiran masing-masing
" kau hanya perlu ikut naik sampai ke pintu apartemenku Jalal, kamu kan mesti ke kantor" kata jodha datar membuka pembicaraan, pikirannya mengawang karena semua yang terjadi begitu luar biasa

" kau bercanda ya? Aku ga akan kekantor kalau kau belum mulai kerja, jadi mulai besok kau sudah berkerja, dan menurutku kau tidak perlu tinggal di apartemenmu lagi, kau tinggal saja di apartemenku karena waktu perkenalan luar dalam kita hanya sebulan sebelum jadi suami istri" kata Jalal sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya

Jodha langsung melepas sabuk pengamannya dan berbalik kearah Jalal yang sedang mengemudi, ia menatap tajam dan tangannya bergerak cepat meraih lalu memegang keras kejantanan Jalal " luar dalam itu maksudnya hatiku, pribadiku atau tubuhku!" Tanyanya pelan namun berbahaya

Jalal kaget dan turn on sekaligus takut bila Malika mengenggam keras kejantanannya bisa gawat kalau asset berharga dan satu-satunya itu rusak
"te te tentu pribadimu sayang, kenapa kau berpikir seperti itu, jangan-jangan kau yang ingin segera mengetahuiku luar dalam mengingat semalam kau pikir kegiatan hot kita itu mimpi" balas Jalal dengan wajah lugu walau tersenyum nakal.
Belum selesai senyumnya, Jalal sudah berteriak kesakitan
" auw auw lepasin dong sayang, aku tarik ucapanku" kata Jalal lagi akibat genggaman keras di kejantanannya
Jodha tersenyum sinis lalu melepaskan tangannya, duduk kembali menghadap kedepan dan melipat tangan di depan dada
" apa kau selalu seperti ini?" Tanya Jodha sambil melirik tajam kearah jalal.

" seperti gimana" tanya Jalal balik sambil meringis

"pikiranmu mesum melulu... kenapa tidak sekalian jadi gigolo aja?" Jawab Jodha sambil menahan tawa melihat Jalal masih meringis

" aku begini baru sama kamu saja, aku tidak pernah mengijinkan wanita lain satu mobil denganku karena aku tidak tahan dengan ocehan mereka. Mereka selalu diantar supirku atau taxi, aku memang bukan pria suci tapi hatiku penuh komitmen, bersamamu saja sudah menghianati komitmenku yang lain yang kubuat waktu aku masih kecil"

Jodha yang melihat wajah Jalal berubah sendu lalu ia memegang bahu Jalal  "maafkan aku, mungkin kau benar aku perlu mengenalmu lebih dekat, aku tidak punya siapa-siapa lagi dan dari sorot matamu aku seperti sudah mengenalmu sejak lama jadi aku percaya padamu. Kuharap kamu juga percaya padaku apapun nanti yang terjadi aku tidak pernah bermaksud menipu atau menyakitimu, maukah kau berjanji akan selalu percaya padaku Jalal?" Kata Jodha berharap identitas palsunya tidak akan jadi masalah

Jalal  mengerutkan kening berpikir kenapa Malika berkata seperti itu, apa yang nanti akan terjadi
" maksud dari ucapanmu apa, aku tidak mengerti " tanyanya

" kau cukup percaya padaku seperti aku percaya padamu apakah itu permintaan yang berat buatmu?" kata Jodha dengan nada tiba-tiba meninggi agar Jalal tidak bertanya lebih jauh

" oke baiklah kalau itu maumu aku berjanji" kata Jalal sambil menarik napas dan tersenyum simpul menghadapi tempramen Malikanya

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di apartemen Jodha, Jalal membawakan barang- barang Jodha ke dalam apartemen dan langsung melihat sekeliling, Malika ternyata orang yang berkecukupan bisa menyewa apartemen yang lumayan mewah pikir Jalal. Jodha duduk di sofa melepaskan sepatu sambil mengamati Jalal, hati Jodha merasakan sesuatu yang asing yang tidak pernah ia rasakan, apakah ini namanya cinta atau hanya perasaan sesaat karena Jalal sangat tampan baik dan gagah,terlebih kehangatan keluarga Jalal membuat Jodha tidak bisa menolak atau ingin pergi dari Jalal, Jodha sangat ingin keluarga besar karena ia sangat kesepian tidak punya saudara hanya ayah dan ibunya, itupun orang tuanya hampir menghabiskan semua waktu mereka dirumah sakit meskipun mereka tidak pernah kurang menumpahkan semua kasih sayang yang mereka punya untuknya.
Jalal yang merasa di perhatikan Jodha tersenyum melihatnya
" sudah puas melihat pria tampan di hadapanmu ini , kemarilah dan berikan aku hadiah karena telah membawakan barangmu"kata Jalal percaya diri

Two Person That I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang