Bab 18

2K 100 9
                                    

"kau sedang mengandung? Maafkan aku tidak mengetahuinya karena Rajesh hanya mengatakan bahwa kau sedikit sakit...." Adam melihatku penuh penyesalan dan sepertinya dia bingung karena menyebut nama Rajesh, apa hubungan semua ini dengan Rajesh, mungkin Adam takut bila harus ditangkap lagi oleh Rajesh

"ya Adam...dan kalau ada sedikit rasa kemanusiaan atau ada sedikit cinta seperti yang kau bilang kau miliki untukku tolong lepaskan aku, aku berjanji akan membantumu keluar dari masalah ini......kumohon padamu Adam..." aku berkata sambil menangis dan menakupkan tanganku didepan dada

"jangan menangis Jodha......aku....tapi...Rajesh pasti akan membunuhku" kata Adam lagi, aku mulai bingung karena dia terus menyebut nama Rajesh

"Rajesh Rajesh Rajesh...kenapa kau terus menyebut namanya, aku akan bilang pada Rajesh kalau kau membebaskanku dan meminta keringanan untukmu, kau mengerti....siapa sih yang menyuruhmu melakukan ini semua?"

"Rajesh!" jawab Adam singkat, aku terkejut sambil menggelengkan kepala, itu tidak mungkin tapi semua sekarang menjadi masuk akal, keluarnya Adam dari penjara tidak mungkin terjadi kalau bukan orang dalam yang membantunya

"kau serius Adam? Apa kau tahu kenapa Rajesh melakukan ini?!" tanyaku mulai takut dan histeris

"Dia menginginkanmu dan sekarang kau lihat kamera itu, mungkin suamimu juga sekarang sudah ada di tangan Rajesh dan melihat dirimu dari tempat Rajesh akan membunuhnya" kata Adam sambil menunjuk kearah kamera,

jantungku seperti berhenti berdetak,aku menoleh dan memandang kamera membayangkan wajah my Baby Jalal, aku tak menyangka Rajesh saggup melakukan ini padaku dan sahabatnya sendiri

"dia akan membunuh Jalal dan membuatnya seolah-olah Jalal bunuh diri karena putus asa tidak sanggup kehilanganmu atau kalah dari tekanan yang terus menimpa kalian, Jalal tidak akan bisa melawan karena Rajesh pasti mengancam akan membunuhmu, jadi Rajesh berencana mengarang cerita dan mendapatkan simpatimu, dia pasti akan membunuhku juga karena tidak seharusnya aku menceritakan ini dan menggagalkan rencana sempurnanya, semoga Rajesh belum membunuh Jalal saat ini, kalau ternyata sudah terjadi... aku benar-benar minta maaf Jodha, aku juga minta maaf pada calon anak kalian" lanjut Adam menceritakan semuanya,

dadaku terasa sesak, aku tidak pernah membayangkan akan kehilangan Jalal seperti ini, aku melihat kamera dan berteriak histeris "Jalal...Jalal..Jalal..." tapi tiba-tiba Adam mematikan kamera

"kau jangan histeris seperti itu, semoga Rajesh tidak sempat melihatnya karena dia bisa tahu kalau aku sudah bercerita banyak kepadamu, sekarang aku akan melepaskanmu dan akan memberi alamat kemana Rajesh membawa Jalal, tapi bisakah kau memberiku uang agar aku bisa pergi dan memulai hidupku yang baru?" Adam berkata sambil menakupkan kedua tangannya didada, tanpa pikir panjang aku menganggukkan kepala karena aku tidak peduli lagi, di kepalaku hanya ada Jalal, semoga Tuhan menolong Jalal dan Rajesh belum menghabisinya.

Adam melepas ikatanku dan kita berdua keluar kamar hotel dengan tergesa-gesa, dari alamatnya sepertinya tempat ini tidak jauh dari rumah jadi aku menyuruh Adam mengantarku kerumah dulu sekalian mengambil uang untuk kuberikan kepadanya, digerbang kami di hadang oleh penjaga pintu karena mereka ingin menanyakan apakah aku baik-baik saja, aku membuka jendela dan berkata sedikit berteriak

"aku tidak punya waktu, biarkan aku lewat atau kalian akan menyesal" sambil menyuruh Adam menjalankan mobil masuk kepekarangan rumah Varsad,

"Adam kau tunggu di sini aku akan mengambil uang dan beberapa barangku dulu" kataku cepat lalu berlari kedalam rumah

Didalam kakek,nenek,ibu Hamida dan ibu Meina serta bibi Guldaban terkejut melihat kehadiranku

"Jodha sayang kau tidak apa-apa?kenapa berlari seperti itu? Apa yang terjadi" tanya kakek dan yang lain ikut bertanya tapi aku tidak mendengarkan, aku menuju kamar mengambil semua yang aku butuhkan dan berlari lagi untuk segera pergi

Two Person That I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang