Bab 17

2.3K 97 34
                                    

Sebenarnya pagi ini aku sedikit tidak tenang meninggalkan Jodha dan lebih tidak tenang lagi kalau dia harus pergi ke rumah sakit sendirian, tadi aku menelepon ibu dan benar saja Jodha seperti biasa menolak memakai supir untuk mengantarnya, sedangkan dia belum bisa di hubungi karena masih di ruang operasi. Aku telah selesai meeting selama 2 jam dengan rekan-rekan bisnis dari Jerman dan aku senang semuanya berjalan sesuai harapan, aku masih sibuk memeriksa berkas-berkas bisnis ketika handphoneku berbunyi, ada pesan yang masuk

"kau benar-benar berani sudah menikahinya, ku jamin kau akan menyesal Jalal Saktivarsad"

Aku menggenggam erat handphoneku dan memukul meja dengan tanganku, apa lagi ini pikirku gusar, apakah aku harus menghubungi Todar atau Faizal agar mengecek ancaman ini, aku tidak akan mengabaikannya lagi karena sudah menyangkut Viperku...

♡♡♡

Aku melakukan operasi dengan lancar bersama Dr.Atgah Khan, setelah selesai operasi aku mencuci tangan di ruanganku ketika tiba-tiba kepalaku terasa pusing dan ruangan seperti berputar,aku secepatnya memegang kursi dan berlahan duduk sambil bersandar memegang keningku.......aku pikir aku pingsan karena sadar oleh seseorang yang membangunkanku dengan percikan air

"hai cantik bangun! kau sudah pingsan tiga jam lebih....aku bisa kehilangan nyawa kalau sampai kau kenapa-napa"

aku mengereyit membuka mata dan berusaha mengingat apa yang telah aku lakukan, suara ini sepertinya familiar tapi tidak aku sukai, begitu terkejutnya aku melihat Adam ada dihadapanku sambil memainkan pisau di depan wajahku, aku yang terkejut melihat kesekeliling dan ini bukanlah ruangan kantor dirumah sakit, ini seperti sebuah kamar hotel entah berada dimana

"apa yang kau lakukan? kenapa aku bisa berada disini? dimana ini?bukankah kau sedang di penjara?" tanyaku bingung

"kau jangan berani meronta atau melakukan hal-hal yang tidak kusuka atau bosku tidak suka cantik, kau disuatu tempat yang aman, sebentar aku harus memakai topengku dulu" jawab Adam dengan santai,

aku hanya bisa diam karena kedua tangan dan kakiku terikat kuat, aku didudukkan di sebuah tempat tidur dan bersandar dikepala tempat tidur. Aku melihat Adam memakai topengnya, aku berpikir apa yang ingin dia lakukan, kemudian dia menyalakan kamera yang ada agak jauh dari hadapanku dan melambaikan tangannya sambil berbicara di handphonenya

"hello Bos kau melihatku..........ya aku berhasil...............sepertinya si cantik memang lagi tidak sehat karena aku menemukannya sedang pingsan tadi makanya sangat memudahkanku membawanya.................oh tidak tidak kau bisa lihat sendiri dia tidak apa-apa...............oke oke..............."

" cantik ayo bilang hai sama bosku" kata Adam sambil mendekatkan hpnya ditelingaku, aku menggelengkan kepala sambil melihat marah kearahnya, Adam tertawa dan mulai berbicara lagi di hpnya

"Jodha tidak mau membuka mulutnya bos..................iya tenang saja.........kau harus cepat menyelesaikan urusanmu dengan suaminya dan jemput kekasihmu ini secepatnya..........aku tidak akan macam-macam karena aku masih ingin menikmati hidup walau tidak berhasil mendapatkan si cantik ini, tapi kalau kau sudah bosan dengannya kau boleh menghubungiku................maaf...maaf Bos aku hanya bercanda"

Adam selesai menelepon dan duduk dikursi pojok ruangan sambil melihat kearahku sendu

"kau semakin cantik saja.....biar bagaimanapun kita sempat dekat saat di panti asuhan, maafkan harus berakhir seperti ini ya cantik" katanya dengan wajah sedih

"kenapa kau melakukannya kalau kau mengatakan mencintaiku, apa untungnya bagimu? Siapa yang menyuruhmu?" tanyaku dengan wajah memelas

"aku juga sama tidak berdayanya denganmu Jodha, aku sudah menyesali perbuatanku padamu saat di jalanan itu, aku minta maaf....tapi saat ini hidupku bergantung kepadamu" jawab Adam sungguh-sungguh

Two Person That I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang