Aku bernyanyi sampai tidak terasa air mataku mengalir, aku tidak ingin lagu ini menjadi kenyataan,aku masih bisa membayangkan dengan jelas masa depan yang kuinginkan hanya bersama Jalal,aku tidak bisa membayangkan laki-laki lain selain dirinya. Aku tersadar dari duniaku sendiri saat mendengar riuh tepukan tangan para pengunjung cafe , dapat kudengar suara Rajesh berteriak
" kau mengagumkan Jodha!"diantara tepukan tangan yang laintapi hatiku merasakan ada yang lain yang membuat jantungku berdetak lebih keras, aku menghapus air mata dipipi, tersenyum sambil melihat kesekeliling ruangan....deg deg deg jantungku menemukan iramanya bersamaan dengan mataku menemukan mata tajam yang sangat aku cinta, dia di sini...dia disini bersama wanita itu,hatiku terasa perih dan dadaku terasa semakin sesak, aku tidak ingin melepaskan pandanganku darinya tapi Rajesh memanggilku
"cantik?!...hello Jodha?! Kau tidak apa-apa?,ayo turun?" aku mengalihkan pandanganku kearah Rajesh dan berjalan menghampirinya
"ada apa?kenapa kau sepertinya melamun dan apa yang kau lihat?" tanya Rajesh ikut melihat kearah mataku memandang dan akhirnya melihat Jalal, Rajesh menegang kala mengetahui ada Jalal juga di ruangan ini
"ohhh pantas saja...kita pergi atau kau ingin menyapa mereka?"
"untuk apa menyapa mereka ? aku juga tidak ingin pergi dulu, kalau kau ingin menyapa sahabatmu silakan saja,kita kan belum makan malam,aku harus ke toilet dan setelah itu kita lanjutkan makan malam kita"kataku dingin sambil melirik kearah meja Jalal dan Nadira
Rajesh tidak beranjak hanya mengangguk dan duduk kembali di meja kami. Teman kencannya cantik seperti biasa, apakah Jalal sudah menemukan pelabuhan hatinya yang tidak membuatnya takut lagi, apakah dia lebih nyaman dengan Nadira di banding aku? aku berpikir sambil melangkahkan kakiku kebelakang untuk menyegarkan dan menenangkan diri
Aku masuk ke ruang toilet wanita yang kebetulan sepi, aku membasahi wajah dengan air untuk mengurangi keteganganku, belakangan ini aku cepat sekali emosi, nafsu makanku juga berkurang drastis mungkin ini semua karena aku dan Jalal berpisah, mungkin juga lebih baik lagi kalau Lazaro berhasil membunuhku sehingga aku tidak perlu merasakan sakit yang sangat menyiksa, pasti ini juga yang di rasakan Jalal waktu dia berpikir telah kehilanganku
Setelah memercikkan air di wajah aku masih berdiri didepan cermin menundukkan kepalaku dengan kedua tanganku bertumpu pada meja wastafel, aku memejamkan mata berusaha bernapas dengan benar, badanku benar-benar terasa tak bertenaga melihat Jalal dan Nadira tadi, aku hanya ingin tidur sebentar untuk melupakan semua karena sejak Jalal tidak ada dalam hari-hariku aku jadi susah tidur dan sering bermimpi buruk
Tiba-tiba ada seseorang yang masuk dan terdengar bunyi pintu di kunci, aku bisa merasakan kehadiran Jalal, dia melangkah dan berdiri di belakangku sangat dekat sampai hembusan napasnya dapat kurasakan, perlahan dia memeluk erat pinggangku dan sedikit menundukkan kepalanya untuk mencium rambut dan bahuku, ohhh aku sangat merindukannya tapi aku tetap diam ingin menyerapi kebersamaan kami, aku harus hati-hati melangkah agar aku bisa tahu pasti apakah Jalal akan kembali padaku atau tenggelam dalam ketakutannya, aku ingin dia menetapkan pilihannya dan menghadapi dengan berani apapun yang akan kita hadapi
"aku sangat merindukanmu Viper...dirimu tidak pernah lepas dari ingatanku bagaimanapun aku berusaha...aku tidak ingin begitu dalam mencintaimu karena aku tidak kuat dengan rasa sakit ini..." Jalal berkata sangat lembut, aku dapat mendengar kepedihan dalam suaranya, tapi saat ini aku juga sedang terluka terlebih melihat Nadira bersamanya dengan mataku sendiri, rasa kesalku mengalahkan segala keinginan untuk mendapatkannya kembali, emosiku benar-benar tidak stabil
"kau sudah selesai Jalal?....bisakah kau tinggalkan aku sekarang?" kataku dingin masih memejamkan mata
"Angel?....Angel..." Jalal membalikkan tubuhku dan mengguncangnya pelan, aku tetap menunduk menolak melihat wajahnya, Jalal memegang pipiku lalu mengangkat wajahku dengan kedua tangannya sedangkan aku memejamkan mataku walau air mata mengalir deras di pipiku
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Person That I Love
RomansaKisah seorang wanita yang terpisah dari keluarga dan teman sekaligus cinta masa kecilnya karena suatu konspirasi matang. Masa lalu yang kembali datang membuatnya kehilangan kedua orang tua yang sangat ia sayangi. Perjalanan hidup penuh duri membawan...