Di lain tempat Jalal,Rajesh,Bharmal dan Mansing serta beberapa petugas berjalan menyusuri jalan mengikuti tetesan darah yang berceceran, mereka di tuntun menuju arah kediaman Varsad family. Mereka semakin mendekati rumah Sharmavarsad dan petunjuk yang di tinggalkan semakin memudar kemudian hilang seiring sampainya mereka di selokan yang lebih mirip sungai kecil, petugas keamanan keluarga heran melihat mereka hujan-hujanan dan berjalan kaki
"selamat pagi Mr.Varsad, kenapa kalian seperti ini bukankah beberapa jam lalu kalian pergi dengan mengendarai mobil?" Tanya kepala keamanan Varsad Family
"Mehra kau melihat nona Malika yang terluka berlari kesini ataukah ada yang datang sebelum kami sampai?, dan kenapa kau masih disini apakah kau terpaksa menggantikan anak buahmu yang berhalangan?" tanya Jalal tergesa-gesa
"tidak ada Tuan muda... oh iya Mr.Humayun dan yang lainnya sudah berkumpul kembali katanya ada hal yang mendesak dan berbahaya sedang mengancam keluarga Varsad jadi kami menambah keamanan" kata Mehra kepada semua
"ya Tuhan apa lagi ini belum juga kita berhasil menemukan Jodha sudah muncul lagi masalah baru" kata Man sing sembari mengacak rambutnya
Sedangkan Jalal kembali fokus dengan pikirannya sendiri, memikirkan dimana kira-kira Jodhanya, Jodha di mana kau sayang ohh my Viper apa yang harus kulakukan, ia melihat kesana kemari seandainya ada tanda keberadaan Jodha, Rajesh berbicara di telepon dengan serius sambil melihat ke arahnya lalu menghampirinya, Rajesh mengatakan bagai mana kalau kita masuk dulu dan kekacauan lain akan di bereskan oleh anak buahnya, dia juga akan menyiapkan beberapa personil untuk melapis keamanan kawasan rumah
Jalal semakin tidak mengerti apa yang terjadi, ia menolak untuk ikut kedalam dan akan terus mencari jodha
"kalian masuklah dulu aku akan tetap mencari Jodha sendirian, aku juga ingin menyendiri sebentar" katanya pada mereka
Bharmal dan Mansing ingin berbicara tapi mengurungkan niat mereka setelah melihat wajah Jalal yang tidak ingin di ganggu, setelah mereka pergi ia bergegas masuk kepekarangan rumah tempatnya dan Viper sering bermain sewaktu kecil sambil terus membisikkan nama Jodha
sesampainya di pekarangan rumah, hati Jalal bergetar hebat, sudah sangat lama ia tidak kesini tapi tak ada yang berubah, Guldaban masih sangat menjaganya karena dia sangat menyayangi Jeni. Jalal terduduk di ayunan kecil yang masih kokoh menopang tubuh besarnya sambil mengusap-usap wajah lelahnya, dari tempatnya duduk ia melihat bayangan rumah impian Viper, Jalal tersenyum kecil mengingat kembali peristiwa itu dan tiba-tiba ada yang memegang bahunya
"Jalal...apakah benar ada yang ingin membunuh Jodha dan katanya sekarang Jodha menghilang, semua orang di rumah menjadi histeris sampai Nyonya Hamida dan Nyonya Meina pingsan" kata Guldaban pada Jalal terbata-bata
Jalal hanya menganggukkan kepala dan Guldaban menangis dalam diam masih berdiri di sampingnya . Jalal sebenarnya ingin melihat keadaan ibu-ibunya tapi ia sudah terlanjur di sini jadi sekalian saja ia mengunjungi rumah-rumahannya bersama Jodha dulu,
"Bibi, apakah lampu rumah-rumahanku dan Jodha masih berfungsi?" tanyanya pada Guldaban,
"tidak Jalal, aliran listriknya sudah di putus oleh Mr.Bharmal" jawab bibi Guldaban,
Jalal mengambil senter yang tadi ia letakkan di sampingnya kemudian pergi menuju rumah kecil tersebut, ia menundukkan kepala karena rumah itu sangat pendek dan ia berusaha berjalan pelan-pelan sambil mengarahkan senter kedalam rumah
♤♤♤
Napasku tertahan ketika sinar senterku menangkap sepatu converse wanita, kuarahkan lagi senterku lebih kedalam dan kulihat Jodha sedang meringkuk dengan kondisi yang membuat hatiku pilu,
![](https://img.wattpad.com/cover/52562920-288-k633440.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Person That I Love
RomansKisah seorang wanita yang terpisah dari keluarga dan teman sekaligus cinta masa kecilnya karena suatu konspirasi matang. Masa lalu yang kembali datang membuatnya kehilangan kedua orang tua yang sangat ia sayangi. Perjalanan hidup penuh duri membawan...