Jodha tiba di apartemen dan langsung meringkuk di sudut sofa masih menangis tersedu, inilah akhir kebahagiaannya. Siapa sih yang mencari masalah menjebakku seperti ini?, belum juga lepas dari masalahku yang lain tapi sudah ada masalah baru pikirnya sedih. Beberapa saat kemudian ia menghapus air mata dan duduk tegak berusaha menyemangati diri sendiri,
"aku harus kuat dan tidak boleh terlihat hancur karena orang itu pasti bahagia bila melihatku seperti ini". Ucapnya pelan
Bunyi hp membuyarkan lamunan Jodha, dan itu telepon dari Jalal"hello ba... ehmm Jalal ada apa?" menguatkan suaranya
" besok kau tetap kekantor karena kau belum aku pecat, mulailah mengerjakan proyek proposal yang baru untuk bersaing dengan proposal yang telah kau jual, kau mengerti!"
"iya aku mengerti" jawab Jodha sedih
" satu lagi kau masih boleh mengerjakan aksi sosialmu itu tapi deadline proposal itu hanya seminggu jadi kau harus banyak lembur, kita tidak punya hubungan apa-apa lagi, hubungan kita sekarang hanya sebatas atasan dan bawahan. Aku akan mempack semua barang dan mengirimnya ke apartemenmu, setelah bisnis dengan perusahaan Jerman sukses kau lebih baik segera mengundurkan diri dari pada aku yang akan menendangmu keluar, oh ya... bisnis ini harus sukses kalau tidak kau akan berakhir di penjara" kata Jalal lagi langsung memutus teleponnya
Jodha tertegun sesaat tak percaya dengan apa yang di dengarnya, ia mulai bergerak seperti robot melakukan kegiatan rutin, ia juga mulai membuat proposal baru,beruntung proposal yang di curi itu belum final jadi masih ada celah membuat proposal yang jauh lebih bagus dari yang pertama
Ditempat lain Jalal merasa hancur, ia bukannya puas sudah berlaku kasar kepada Malika tapi semakin merasakan sakit di dada. Ego dan perasaan terhianati belum sanggup ia singkirkan, malam itu Jalal kembali kekebiasaan lamanya, ia party bersama temannya dikelilingi wanita-wanita cantik
"hai Jalal...kami senang kau kembali bergabung bersama kami, sudah lama para wanitamu mencari keberadaanmu yang menghilang beberapa minggu ini"kata salah satu teman Jalal
"yah...aku hanya sedang sibuk dan tidak ada waktu"sahut Jalal singkat
Kemudian salah satu wanita cantik dengan pakaian lumayan minim mendekatinya dan langsung memeluknya dari belakang
"hai sayang,apakah kau tidak merindukanku?" wanita yang bernama Benazir bergelayut manja sambil mencium rambut Jalal
Jalal membiarkan saja wanita itu mengerayanginya, siapa tahu saja ia dapat melupakan Malika dengan bermain-main dengan Benazir.
Jalal lalu menarik Benazir kepangkuannya dan bermaksud menciumnya tapi ia tiba-tiba berhenti karena tidak merasakan gairah sama sekali bahkan ia merasa jijik dengan tampang wanita yang dulu di lihat lumayan menggoda olehnya. Jalal langsung berdiri membuat Benazir hampir saja terjatuh
"sebaiknya kau cari pria lain Benazir untuk memeliharamu agar selalu hidup enak karena aku sudah tidak tertarik sama sekali .....aku tidak ingin melihatmu lagi" kata Jalal sambil berlalu dan pergi dari tempat itu.
Jalal menuju apartemennya setelah terlebih dahulu memarkir lama mobilnya didepan apartemen Malika, ia terus melihat kearah dimana kamar Malika berada selama berjam-jam dengan pikiran yang kosong tidak tahu harus berbuat apa, seandainya saja Malika mau menjelaskan semuanya, Jalal beberapa kali membenturkan dahinya kesetir mobil sebelum melanjutakan perjalanan
Didalam apartemen Malika sedang melamun dihadapan laptop, ia terus memikirkan Jalal sambil sesekali air matanya mengalir membasahi pipi.ia melihat keluar jendela apartemen tapi tidak juga beranjak mendekati jendela,ia merasa akan bertambah sakit melihat gelapnya malam yang segelap kehidupannya sekarang. ia akan menjalani hidup ini sendiri lagi, kemanapun takdir membawa walau itu menyakitkan akan tetap ia jalani demi kedua orang tuanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/52562920-288-k633440.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Person That I Love
RomanceKisah seorang wanita yang terpisah dari keluarga dan teman sekaligus cinta masa kecilnya karena suatu konspirasi matang. Masa lalu yang kembali datang membuatnya kehilangan kedua orang tua yang sangat ia sayangi. Perjalanan hidup penuh duri membawan...