Bab 8

1.9K 99 6
                                    

Di lain tempat diwaktu bersamaan, deretan mobil dimana Jodha ada di dalam salah satu mobil sampai di kantor polisi, dia dibawa dan langsung di masukkan ke dalam penjara. Rajesh tidak bisa berbuat apa-apa karena ia harus terlebih dahulu mengurus berkas pelaku penembakan Man sing. Rajesh hanya bisa melihat dengan sedih wanita yang membuatnya jatuh hati di giring kedalam sel, hatinya terasa sakit sekali

Jodha yang sekarang berada di dalam sel terdiam berusaha mendapatkan pikirannya kembali, ia harus cepat mengambil tindakan sebelum mereka menemukanya dan mengancam keselamatan keluarganya. Jodha mengangkat kepalanya yang tertunduk mendengar pintu sel dibuka, ia melihat Rajesh memandang ke arahnya dengan iba sambil membawa teh hangat untuknya, Jodha tidak suka dirinya di kasihani, ia juga tidak berniat untuk minum teh

"kau tak perlu menampakkan wajah seperti itu Rajesh dan kau boleh bawa kembali apa yang ada di tanganmu itu"kata Jodha sambil tersenyum datar

"aku tahu kau tidak bersalah Malika dan aku sedih ini semua harus kau alami" sambil melihat sekeliling sel

"namaku bukan Malika Rajesh" kata Jodha tiba-tiba mengejutkan Rajesh sehingga gelas yang dibawanya jatuh kelantai

"apa maksudmu?...Maksudmu semuanya memang perbuatanmu dan kau hanya berpura-pura selama ini?" kata Rajesh dengan suara tak percaya

"aku tidak bersalah dan aku tidak berpura-pura, kejahatanku hanya berusaha untuk menyembunyikan identitas asliku rapat-rapat untuk menyelamatkan hidupku sendiri dan orang-orang yang sekarang dekat denganku" jelas Jodha kepada Rajesh tentang apa yang ia alami

"orang tuaku yang memintaku untuk menggunakan identitas ini, namaku Jodha Aryadharma, aku dokter spesialis bedah, aku tak mungkin mencelakai pasienku sendiri dan mengenai Man sing....aku yang mengiriminya surat kaleng agar memakai rompi anti peluru, aku baru saja akan memberikan Mr.Humayun obat injeksi dan alat suntik yang dipakai oleh Laxmi beserta hasil tes bukti kejahatannya, sayang mereka lebih dulu berkonspirasi menjebakku" kata Jodha sambil mengangkat bahunya

"kalau begitu ayo kita ke kediaman Sharmavarsad lagi untuk membuktikan apakah apa yang kau katakan benar atau tidak, aku percaya padamu tapi semua harus berdasarkan bukti Ma...maksudku Jodha" Rajesh berkata sedikit canggung

"tidak Rajesh...kalau kau percaya padaku tolong biarkan aku pergi, semua yang kau butuhkan ada pada Dr.Atgah dan Dr.Mirza Khan, mereka berdua bisa membuktikan aku berkata benar, kau juga bisa bekerja sama dengan Man sing karena di surat yang ku punya ada nama-nama orang yang terlibat, kumohon padamu Rajesh" pinta Jodha dengan mata berkaca-kaca sambil menakupkan kedua tangannya, kemudian ia menjatuhkan dirinya untuk bersimpuh di hadapan Rajesh

"jangan Jodha jangan lakukan itu, baiklah aku akan menuruti permintaanmu" kata Rajesh sambil membantu Jodha berdiri

"aku harus pergi sekarang juga karena pesawatku akan berangkat dua jam lagi" kata Jodha sambil menghapus air mata yang mengalir dipipinya

"apa! Kau mau pergi?! Tapi kenapa?" tanya rajesh panik

"sudahlah Rajesh, aku akan terlambat jika harus menceritakan semua padamu, sekarang cepat lepaskan aku agar aku bisa segera pergi"

"ehmmm, baiklah Jodha, ini kunci mobilmu" kata Rajesh sambil memberikan kunci mobil Jodha dengan lesu

Jodha menerima kunci mobil sewaannya sambil tersenyum puas kemudian ia memeluk dan mencium pipi Rajesh cepat sebelum berlari keluar kantor polisi. Rajesh yang kaget dengan apa yang baru saja di lakukan Jodha hanya bisa terdiam sambil memegang pipinya lalu ia tersenyum dengan hati yang berbunga-bunga.

Jodha menuju mobil dan membuka bagasinya, ia mengeluarkan baju kaos ketat, jaket hitam, celana jeans dan sepatu converse dari tas. Ia kemudian menaruh semuanya di jok depan kemudian menyetir cepat kearah bandara, di perjalanan ia singgah sebentar untuk mengganti baju serta membeli air minum dan susu untuk memulihkan badannya yang lemas, mual dan sedikit pusing. Jodha melanjutkan perjalanan sambil minum susunya sedikit demi sedikit, ia berusaha kosentrasi dan sedikit mengedip-ngedipkan mata beberapa kali.

Two Person That I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang