Chapter 7

231 23 0
                                    

Mikha melangkah pelan menuju pintu kamar. Ia ingin menghirup udara segar dan menenangkan diri. Pikirannya masih belum tenang.

Bukan berarti, setelah menyetujui keinginan ayahnya dan mengatur strategi dengan Kiran, masalahnya langsung hilang. Masih ada sekelumit persoalan lain yang mengusik Mikha, yaitu Sherin Dianiya. Wanita asal Bandung itu terlalu baik untuk disakiti. Entah bagaimana Mikha menjelaskan hal ini kepadanya. Belum lagi setumpuk pekerjaan yang ditinggalkan di Jakarta.
Mengelola perusahaan sendiri memang tidak mudah, bahkan untuk meluangkan dua-tiga jam saja membuatnya harus lembur untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.

Mikha mulai ragu, apakah keputusan menerima perjodohan ini adalah sesuatu yang tepat. Ia tau bagaimana kehidupannya yang sibuk, juga seabrek pekerjaan yang menanti untuk dikerjakan. Apa dia tidak egois telah mengorbankan hidup Kiran yang penuh mimpi akan ketakutannya kehilangan orang tua?

Tiba-tiba dering ponselnya terdengar lagi di sepanjang lorong menuju halaman rumah sakit. Mikha mengeluarkan ponselnya yang berisik dari saku celana. Ia menyipit, membaca nama Sherin mengerjap dari LCD. Bayangan Sherin yang tadi sempat hadir kembali mengusiknya.
**

Seorang wanita berambut lurus sepinggang tengah berdiri di depan outlet Beef Burger dengan ponsel menempel ditelinga. Ia memainkan ujung gaunnya yang pendek sambil terus tersenyum. Ia senang karena bisa mendengar suara kekasihnya lagi setelah seharian meeting dengan kolega kerjanya di Los Angeles. Mengelola salon kecantikan memang tidak mudah, dia bahkan harus rela meninggalkan negaranya untuk mengembangkan produk sampai ke luar negeri.
Gadis itu berhenti sebentar, lalu menyerahkan beberapa lembar uang kepada penjaga outlet setelah menerima sebuah burger. Ia memutar badan dan memilih duduk di sebuah bangku taman yang banyak disediakan di sekitar situ.
Duduk sendirian memang tidak enak. Namun, ditemani kekasih walau hanya via telepon cukup menyenangkan untuk mengusir sepi.
"Lalu, apa ayahmu sudah sembuh? Sekarang, bagaimana keadaannya? Apa masih dirawat?" Tanyanya dan segera menyibakkan kertas pembungkus, lalu mulai menggigit ujung roti bulat yang panas dari tangannya. "Apa? Oh ya, aku mengerti. Kau jangan terlalu khawatir, jangan sampai malah kau yang sakit karena mencemaskan ayahmu. Iya, aku juga akan baik-baik saja disini!" Dia tersenyum dan menggigit lagi roti daging itu. Kali ini mengunyah sambil menggoyang-goyangkan kepala.

"No problem, honey, aku akan jaga diri! Tentu saja aku senang. Sialnya, aku masih harus tinggal beberapa minggu lagi di LA. Kau tidak keberatan, kan? Baiklah, aku pasti akan mengajakmu kesini kalau kau tidak sibuk. Pikirmu dunia akan berhenti berputar kalau kau tidak masuk kerja?" Ia terkekeh, membuang sampah kertas burgernya ke dalam tong.
oke, aku akan menelponmu lagi. Sepertinya ada yang ingin bicara denganku. Aku tutup, ya! Aku sayang kamu!" Pekiknya dengan wajah berbinar dan menatap ponselnya lama sebelum menghadap seorang wanita yang berdiri diam di sebelahnya.
"Ada apa? Apa kita bisa pulang besok?" Tanyanya penuh harap.

Wanita yang memegangi beberapa map itu segera mendecak, "Sherin, kemana saja kau? Aku sudah berkeliling mencarimu! Mrs.Gab ingin bertemu!" Katanya setengah berteriak.

Sherin mencibir, "Arra, jangan pikir karena ini Amerika kau bisa membentakku begitu saja!" Balasnya berteriak dan beranjak dari situ.
Arra balas mencibir dan membuntut langkah Sherin. "Kau ingin kembali ke Jakarta, ya?" Tanyanya sambil terus berjalan.

Sherin mendesah, "sangat ingin. Aku sudah sepuluh bulan tinggal di sini. Ahhh..., aku sangat merindukan Mikha! Apa dia baik-baik saja di sana?" Desanhya sedih yang membuat Arra terbahak pelan.
"Harusnya, dia yang khawatir apa kau baik-baik saja tanpa kehadirannya!" Ledek Arra yang membuat Sherin segera memukuli kepala temannya itu dengan ujung jari.
"Kami akan saling mengkhawatirkan!" Ucapnya dan berjalan cepet.
**

Sherin Dianiya merupakan wanita asal Bandung, yang sudah lama tinggal di Jakarta. Di Indonesia ia merupakan seorang model dan pemain film yang sangat terkenal.

Ia dan Mikha bertemu pertama kali di LA. Mereka sama-sama menuntut ilmu di University Sourthern of California-USC. Sherin sudah jatuh cinta kepada Mikha Angelo saat pertama melihat lelaki itu.
Dan, ia masih bertahan untuk menjaga cintanya sampai sekarang.

Dengan Dirinya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang