Kiran membekap mulut di balik pintu. Ujung kerah bajunya basah oleh air mata yang senantiasa jatuh. Bukan karena diri sendiri ia manangis begitu, tetapi karena orang-orang yang mengkhawatirkannya di luar sana. Mikha Angelo, Reuben Nathaniel dan Ivana Sasma. Mereka yang baru saja datang ke rumah kontrakannya dengan keputusasaan saat tak menemukan dirinya di sana.
Kiran menjulurkan kepalanya ke kaca jendela rumahnya yang gelap. Punggung Reuben dan kakaknya terlihat murung saat meninggalkan rumahnya itu. Mereka pasti sedih dan kecewa, jelas sekali dari nada bicara mereka yang putus asa.
Kiran berbohong, menciptakan drama melankolis untuk dirinya sendiri. Kalau harus mengikuti kata hatinya, dia pasti akan menghambur ke pelukan Mikha, Reuben atau kakaknya. Namun, Kiran harus menahan diri agar luka itu tidak terlalu banyak mengeluarkan darah.
Ya, dia harus menahan diri.
Lagi-lagi, tetes itu jatuh, mengenai lututnya yang ditekuk. Bahunya turun naik karena terisak, dan dadanya mendadak sesak. Wajar saja, Kiran sudah menangis cukup lama. Sejak dua hari lalu, saat ia memutuskan untuk melarikan diri dari masalah dan meninggalkannya begitu saja.
Matanya bengkak dan sembap, seperti bukan dirinya lagi yang ceria seperti dulu. Kiran terlalu banyak berubah, bukan! Bukan dia yang berubah, melainkan takdir di sekelilingnya yang terlalu cepat berganti latar. Kiran yang pemain baru tidak kuasa jika harus memerankan banyak karakter dalam waktu singkat.
Kiran tak sadar, sejak kapan ia mengizinkan perasaan itu muncul menguasai hatinya. Selama ini, dia bisa bertahan tanpa cinta seorang kekasih. Namun, kenapa bertemu Mikha sekali saja membuatnya kalap dan lupa diri? Oh, ini benar-benar menyiksa!Sekarang, ia lari tanpa memberi tau dan memberikan orang-orang yang terluka karenanya menangisi diri sendiri, tanpa pamit, dan penyelesaian. Seperti dirinya saat ini, kacau dan berantakan. Kiran bukannya lepas dari tanggung jawab, hanya saja dia tidak sanggup untuk bertemu dengan orang-orang itu lagi, mereka yang sudah terlalu banyak menerima perih karena sikapnya.
Kiran juga sama menderitanya. Memang, mungkin dia aktor utama yang berkaitan dengan para pemain lainnya, tetapi untuk scene ini, Kiran benar-benar ingin sendiri. Ia masih butuh waktu untuk bisa tampil lagi dalam drama kehidupannya.
Mungkin nanti, saat air matanya mengering, jadi dia bisa memperlihatkan ketegaran di depan lakon-lakon lain.
Satu hal, ia benar-benar ingin pergi dari semua orang, secepatnya.**
Mikha memukul setirnya keras-keras, beberapa kali. Perasaannya benar-benar tidak tenang. Kiran tidak ada di rumahnya, lalu ke mana gadis itu?
Hari mulai gelap. Mikha mulai dilingkupi cemas lagi.
Lelaki itu mulai memperhatihan setiap halte atau pejalan kaki di trotoar, satu pun, tak ada yang menyerupai Kiran. Mikha mendesah dan mengemudikan mobilnya dengan cepat. Ia berharap, saat pulang nanti, ia bisa menemukan Kiran tengah duduk di pinggir kolam, seperti kebiasanya saat menunggu Mikha datang.
"Kiran, jangan lagi membuat masalah ini semakin sulit, kita bisa menyelesaikannya baik-baik, asal kau ada di sini...," gumamnya dengan harapan bisa melihat Kiran sekali saja.
Mikha benar-benar ingin bertemu Kiran, setidaknya hanya untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.Ya, semoga Kiran baik-baik saja.
**
Kiran memandangi tiket di hadapannya dengan nanar. Mungkin, ia terlalu gegabah, tetapi Kiran yakin bahwa ini adalah keputusan yang benar. Ia meremas kertas itu terlalu keras hingga menimbulkan bekas lipatan di keempat ujungnya.
Dalam tiket itu, tertulis perjalanan jurusan Bandung untuk pukul 06.55 am. Kiran memperharikan jam tangannya yang menunjukkan angka 05.30. Ia berangkat sebentar lagi menuju kota kelahirannya.
Ia sengaja mematikan ponsel dan menyuruh ibu pemilik rumah sewa merahasiakan keberadannya. Kiran tak ingin ada yang tau bahwa selama ini ia bersembunyi di rumah sewanya itu atau akan kembali ke Bandung seperti sekarang. Kiran ingin semua orang tak mencemaskannya lagi. Setidaknya, begitu yang dipikirkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengan Dirinya [COMPLETED]
FanfictionYa, ia harus mulai menata hidup kembali, bersama suaminya-- Mikha Angelo. Started : 2015 Okt' 22 Finish : 2016 Jun' 12