Aku bergidik ngeri. Bagaimana tidak? Di tempat sepi dan gelap seperti ini, aku sendiri.
Terdengar langkah kaki. Aku menatap sekelilingku dengan was-was. Sosok hitam itu perlahan mulai terlihat. Aku melangkah mundur hingga sebuah tembok besar yang entah darimana datangnya, menghalangiku. Sosok itu tersenyum puas melihatku yang tidak bisa berkutik lagi.
"Apa maumu?" Tanyaku memberanikan diri.
Sosok itu malah tertawa lebih keras. Sesaat ia terdiam lalu mengayunkan tongkat yang dibawanya kearahku.
Tubuhku terasa diguncang oleh seseorang.
"Tasha, mau sampai kapan kamu tidur?" Tanya Kak Riska. Orang pertama yang aku lihat saat aku membuka mata.
"Jam berapa ini?" Tanyaku setelah sadar bahwa kejadian tadi itu hanya mimpi burukku.
"Setengah enam. Buruan mandi gih"
Aku segera bangkit lalu menyahut handuk yang ada dan masuk ke kamar mandi.
Ini hari pertamaku masuk SMK. Bukan. Aku masih menjalani Pra-MOS. Aku harus cepat kalau nggak ingin dihukum.
Ponselku berbunyi nyaring tepat disaat aku keluar dari kamar mandi. Laras.
"Ya, Ras?"
"..."
"Iya, lo duluan aja. Gue masih barusan mandi" jawabku. Aku memutuskan sambungan setelah rdengar kata 'oke' dari Laras.
Dengan segera aku mengganti handukku dengan seragam SMPku. Aku keluar kamar dan menuju meja makan. Kulihat kedua kakak dan satu adikku sedang sarapan bersama kedua orang tuaku.
"Jam berapa ini, Tasha? Kamu pra mos kan?" Tanya Papa
"Iya, Pa" jawabku sembari menggeser kursi lalu duduk.
"Nih sarapannya" ucap mama sambil menyodorkan sepiring nasi. Aku menghabiskan makananku lalu pamit untuk sekolah.
"Ki, kamu antar adikmu dulu deh" ucap mama pada kak Riski.
"Iya, ma. Ayo, Sha"
Aku mengikuti kak Riski ke garasi.
***
Aku melangkah masuk kedalam sekolah baruku. Sudah ada banyak murid baru yang duduk di halaman.
"Jurusan apa?" Tanya seorang pria berkacamata. Sebenarnya aku dengar, namun, kurang fokus. Jadi, aku tidak menggubrisnya.
"Dek?" Ia mengagetkanku.
"Eh, iya, apa? Maaf tadi nggak dengar" dustaku
"Jurusan apa?" Ulangnya
"Boga" jawabku
"Duduk aja dibarisan yang depan itu" ucap pria tadi
"Oh, iya, makasih, kak..." ucapku menggantung
"Putra" ia seperti bisa membaca pikiranku.
"Oke. Makasih kak Putra" ucapku
"Sip samasama" balasnya
Aku segera mengambil tempat untuk duduk.
"Hai? Natasha..." sapa seorang gadis disebelahku. Ia menatap name tagku sebelum nengucap namaku.
"Hai. Tasha aja cukup" balasku. "Lo siapa?" Tanyaku seramah mungkin. Kak Riski pernah bilang, kalau mau dapat teman hal pertama yang kita lakukan harus bersikap seramah mungkin.
"Kayla" jawabnya. Aku mengangguk paham. "Dari SMP mana?" Tanyanya
"8. Lo?"
"18"