6 : Bestfriends

781 47 0
                                    

Sudah kurang lebih dua minggu Marcia bersekolah dan sudah berarti 21 hari Marcia di bumi. Masih ada 28 hari lagi bagi Marcia untuk menemukan kalungnya.

Akhir akhir ini Marcia cukup sering bermimpi sekelebatan tentang kalung berbandul sayap berhias permata biru yang indah. Tapi dia masih belum bisa mengingat apapun yang berhubungan dengan kalung itu.

Seperti biasa, Marcia akan pergi ke sekolah bersama keempat temannya. Alince, Marvin, Dylan, dan Shania. Mereka adalah sahabat terbaik yang dimiliki Marcia sekarang. Oh! Dan Neilson, akhir akhir ini Neilson lumayan sering, salah. Dia sangat sering ikut pergi sekolah bersama.

Hmm.. kalau menurut dugaan Alince dan Shania sebagai insting perempuan mereka berpikir jika Neilson punya rasa dengan Marcia tapi tidak dengan Marcia, dia hanya berpikir Neilson ingin pergi bersama agar tidak sendirian. Dasar polos.

"Marcia" panggil seseorang di arah belakangnya. Ketika dia menoleh, dia mendapatkan Tiff yang tengah berlari kecil kearahnya. Kini mereka sudah sampai sekolah dengan Dylan dan Shania sudah berjalan menuju kelasnya.

"Ya? Kenapa?" Tanya Marcia bingung.

"Neilson mana?" Tanya Tiffany dengan muka berseri.

"Er.." Marcia melihat sekitar tapi dia tidak mendapatkan Neilson. Dia hanya mendapatkan Marvin dan Alince yang tengah menatapnya 'bilang saja tidak tau'.

"Neilson.. dia tidak ada disini" jawab Marcia yakin.

"Huh! Ngeselin banget sih dia" kata Tiffany kesal lalu berjalan meninggalkan ketiganya.

Akhirnya ketiganya memutuskan untuk kekelas dan mendapatkan Neilson yang sudah duduk manis di bangkunya.

"Kok?" Tanya Marcia bingung ketika melihat Neilson.

"Kenapa? Aku mutar lewat halaman belakang sekolah. Males ketemu sama Tiff" jelas Neilson kepada Marcia yang hanya dijawab anggukan olehnya.

"Niat bener kamu son" kata Marvin yang mulai ikut ikut memanggil Neilson dengan nama depannya karena biasanya dia memanggil Neilson dengan panggilan 'Richie'.

"Ya iyalah. Siapa yang mau bertemu cewek kayak gitu. Gatau malu" kata Neilson kesal lalu menyalakan hp nya. Dan satu hal lagi, sejak Neilson dekat dengan mereka semua, Neilson menjadi 'agak' banyak bicara. Tidak sediam dulu.

"Iya sih.." timpal Alince lalu meletakkan tas nya.

Kring...

Bel masuk berbunyi dan tak lama kemudian guru kimia mereka masuk, Pak Bayu.

"Selamat pagi anak anak. Keluarkan kertas ulangan kalian karena kita akan ulangan" kata Pak Bayu tenang membuat satu kelas serempak memasang muka shock.

"Oh my God... aku belum siap" bisik Alince horor.

"Marcia. Kamu siap?" Tanya Neilson ketika melihat Marcia yang tengah mengeluarkan kertas ulangannya.

"Siap atau tidak, aku harus siap" jawab Marcia tenang.

'Neilson menatap Marcia dengan tatapan yang tidak dapat diartikan lalu dia mulai menyiapkan kertas ulangan juga.

★☆★☆★☆

"Gila.. soalnya susah banget" Alince mengeluh. Sekarang seperti biasanya, mereka akan berkumpul bersama di kantin dan saling bertukar cerita waktu di kelas.

"Memangnya tadi kamu ada ulangan mendadak?" Tanya Dylan perhatian.

"Iya yang. Ngeselin kan" kata Alince lalu menyandarkan kepalanya di bahu Dylan.

"Huu.. lebay" cibir Marvin ketika melihat ekspresi sahabatnya itu.

"Huh! Mentang mentang bisa. Ngeselin!" Kata Alince kesal.

Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang