8 : Beautiful Night

677 43 1
                                    

"Neilson!" Pekik Marcia ketika bianglala yang mereka naiki berhenti bersamaan matinya lampu bianglala itu. Jadi, mereka sekarang tegantung di bagian puncak bianglala itu.

"Bagaimana bisa.." kata Neilson tidak percaya.

"Neilson" kata Marcia dengan suara kecil sekaligus panik ketika melihat beberapa permainan sudah berhenti beroperasi.

"Sebentar. Tenanglah" kata Neilson lalu dia melihat kebawah terlihat beberapa orang mulai berkumpul di pusat taman bermain ini yang memiliki halaman cukup besar.

'Selamat sore para pengunjung Wonderland, kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. 15 menit lagi kalian akan menyaksikan acara yang sudah menjadi rutinitas kami di hari minggu pukul 6 sore. fireworks festival!' Pengumuman itu berakhir dan terdengar sorakan senang para pengunjung.

"Ah.. iya, aku lupa. Dulu kan aku juga pernah" kata Neilson sambil terkekeh lalu melihat jam tangan miliknya, masih kurang 15 menit sebelum jam 6. Setelah itu dia melihat raut muka Marcia yang mulai melunak.

"Oya? Kapan?" Tanya Marcia penasaran.

"Iya.. sama adik perempuanku, Nia" cerita Neilson.

"Oya? Kamu punya adik perempuan?" Tanya Marcia kaget.

"Iya. Aku punya dua adik, satu nya cowok, yang paling kecil cewek" jelas Neilson dan hanya dijawab anggukan oleh Marcia.

"Hmm.. jadi pengen ketemu mereka" kata Marcia sambil tersenyum.

"Nanti kapan kapan aku ajak kamu ke rumah" kata Neilson sambil tersenyum.

"Oya, nama mereka siapa?" Tanya Marcia penasaran.

"Yang cewek namanya Nathania, cuman dia dipanggil Nia, kelas 4 SD. Kalau yang cowok namanya Niall, kelas 8 SMP. Beda jauh ya?" Tanya Neilson setelah menjelaskan semuanya.

"Iya sih. Jadi pengen ketemu mereka deh" kata Marcia sambil tersenyum.

"Iya, nanti aku ajak" kata Neilson.

"Eh, Neilson! Sini, coba kamu lihat" kata Marcia sambil menunjuk luar jendela.

"Ada apa?" Tanya Neilson mendekat kearah Marcia dan duduk di sebelahnya.

"Oh.. parade ya?" Tanya Neilson ikut melihat kebawah.

"Iya. Keren ya?" Kata Marcia lalu menoleh kearah Neilson.

Deg.

Duarr...

Mata keduanya terkunci satu sama lain bersamaan dengan meluncurnya kembang api pertama karena jarak mereka yang telampau dekat, bahkan hidung mereka pun sudah bersentuhan. Marcia menoleh bersamaan Neilson yang ikut menoleh. Jadilah seperti itu.

Setelah kembang api kedua diluncurkan, refleks saja keduanya tersadar lalu langsung mundur dan menunduk. Malu. Itu yang terlintas di benak keduanya. Bahkan wajah mereka pun sudah memerah.

"Maaf" bisik Neilson pada akhirnya.

"Hmm.. tadi kan tidak sengaja" bisik Marcia lalu melihat keluar jendela.

"Iya. Maaf" kata Neilson sekali lagi.

"Gapapa" kata Marcia lalu tersenyum.

"Bagus ya kembang api nya" lanjut Marcia mencairkan kegugupan diantara keduanya.

"Iya.. bagus" jawab Neilson ikut menanggapi.

Neilson melihat wajah Marcia yang tersenyum bahagia. Ditengah minim nya cahaya disini, Neilson masih dapat melihat wajah Marcia yang bersemu merah walaupun tidak terlalu merah.

Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang