21

13K 1K 13
                                    

Alika duduk di kursi meja makan, dia melihat kearah adik semata wayangnya yang berjalan dengan langkah lebarnya.

Gagal fokus Alika terpusat pada rambut basah adiknya, dia belum menyuarakan apapun saat adiknya duduk dikursi sampingnya.

" Apaan sih liatinya gitu banget ?", Alika hanya menjawab dengan gelengan saja. Sedangkan sang adik mulai mencomot buah anggur hijau yang ada didepannya.

" Loh Prill, Kok keluar sih? Kenapa gak istirahat aja sih, itu kenapa infusnya gak ada ?"

" udah baikkan Kak, infusnya udah abis juga jadi yaudah aku cabut aja hehe ", Mata wanita berpipi chubby itu membelalak. " ishh, main cabut aja. Sini - sini duduk "

Ali bangkit dari duduknya, mempersilahkan istrinya untuk duduk disamping kakak perempuannya. Lalu lelaki itu duduk dikursi kosong samping istrinya, tangannya tak berhenti mengelus perut rata istrinya.

Prilly melihat tangan suaminya yang ada diperut, tangan yang sudah dilingkari cincin di jari manis kanan itu sungguh membuat Prilly menghangat.

He's Mine

Alika mendongakkan kepalanya saat melihat suaminya yang duduk didepannya. " Anak kita nangis gak Sayang ?"

" nggak, masih nyenyak ", Alika mengangguk. Dan saat itu pula semua orang yang ada dirumah itu berkumpul diruang makan untuk sahur.

" Li, apa gak dingin keramas jam segini ?", Blussshhh!

Pipi dan telinga lelaki itu memerah karena pertanyaan kakak iparnya, " Gerah Bang "

" cuaca dingin gini, disebut gerah. Semaleman di guyur ujan " timpal Alika ikut menggoda.

" Prilly kenapa pipinya merah ?" Tanya suami Alika kembali berulah.

" masa sih kak? Nggak kok ", jawabnya dengan menangkup kedua pipinya yang terasa panas.

" udah issh, kasian mantu Mama jangan di godain mulu. Emangnya udah ngapain Prill haha ?"

Demi apa, Mama mertuanya kenapa malah ikut ngeselin. Akhirnya Prilly hanya diam tak menjawab, berbeda dengan Ali yang santai melihat istrinya terus digoda anggota keluarganya. Dia bersyukur karena keluarganya bisa menerima Prilly, sosok wanita yang begitu ia cintai setelah Mamanya.

" Ali ke lokasi jam berapa Nak?"

" jam 1 Ma, Ali mau anterin dulu Prilly ke dokter kandungan ", Mama Resty menganggukkan kepalanya lalu menyupkan sendok makan kemulutnya .

" yah bakal sering gak pulang ya "

" iya Ma, Ali titip Prilly ya kalo Ali di lokasi "

" Pasti dong "

***

Prilly memasang senyumnya saat keluar dari mobil suaminya. Berbeda dengan sang suami yang hanya bisa menampilkan wajah sedih dan kecewanya.

" udah sampai, udah sana. Nanti telat loh, aku sama Mama Yang "

Ali mengangguk setelah menghela nafas kasar. " jalan Ki "

NOTHING LIKE US [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang