24

15.2K 937 60
                                    

Prilly duduk dengan perasaan tak menentu, entah kenapa hatinya merasakan hal yang tidak enak. Dia terus beristighfar untuk menenangkan hatinya itu. Sungguh, dia begitu gelisah yang entah apa dan kenapa penyebabnya.

Tangannya terus mengelus perutnya yang belum membesar, perasaan sensitif itu muncul begitu saja. Dia sampai tak sadar, jika air matanya sudah mengalir membuat jalannya sendiri di pipi gembilnya.

" mau kemana Prill ?"

" ke air bentar Kak " jawabnya pada sang kakak ipar yang duduk disampingnya barusan.

" MAMAAAA .. " Teriak Prilly dari dalam kamar mandi yang membuat kaget semua orang yang ada dirumah. Mama Resty yang baru saja turun dari lantai atas segera menghampiri sumber suara yang dia ketahui itu suara menantunya.

" Prilly kenapa Nak ?" Mama Resty sudah dia ambang pintu kamar mandi dan melihat Prilly yang sedang menopangkan tangannya pada dinding untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.

Disana pun sudah ada Alika dan suaminya, serta tante mereka. " Ma, perut aku sakit "

" kenapa ? Kita kerumah sakit ya, kamu kuat kan jalannya ?"

Wanita itu menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskannya seraya menggapai tangan mertuanya untuk menahan bobotnya. Mereka berjalan pelan keluar, lalu dengan gesit suami Alika mengambil mobil.

***

" gimana Yu ? Mereka gak pa-pa kan ?" Mama Resty begitu khawatir ditambah melihat kondisi menantunya yang begitu pucat.

Dokter Ayudia membuka kacamata yang bertengger dihidungnya, menghembuskan nafasnya pelan lalu menggeleng.

" maksudnya apa?"

Prilly melihat interaksi mertua dan dokternya, " Janinnya gak berkembang Tan "

Mama Resty menghembuskan nafasnya, bahunya lunglay begitu saja mendengar penuturan dokter didepannya. Prilly yang mendengar pun tak tinggal diam, " tapi dia masih bisa ditolong kan Dok ? Aku mohon " ucapnya dengan mata yang berkaca - kaca.

Dengan mencoba menegarkan dirinya sendiri, Mama Resty menghampiri Prilly yang masih berbaring diatas brangkar. Tangannya mengelus kepala Prilly dengan sayang, " Ma, anak aku gimana ?"

" ikhlas ya Nak "

" Anak aku Ma, dia pasti sehat kok. Dia kuat Ma- hiks " tangis Prilly pecah, dia sulit untuk berkata. Bagaimana bisa? Dia bahkan sudah sebaik mungkin menjaga calon buah hatinya.

Pintu terbuka kencang, menampakkan sosok lelaki yang tengah mengatur nafasnya. ALI.

Lelaki itu cepat izin dari lokasi saat mendapat panggilan dari iparnya yang mengatakan jika istrinya dilarikan kerumah sakit karena sakit pada perutnya. Setelah nafasnya teratur, Ali menghampiri Prilly yang tengah meraung pada mertuanya.

" hey ", Ali mengelus kepala Prilly yang masih memeluk perut mertuanya dengan menenggelamkan wajahnya. Mendengar suara suaminya membuat ia menegang, selanjutnya dia kembali menangis. Dia takut suaminya akan marah karena dia tidak bisa menjaga calon buah hati mereka.

" Kenapa Dok ?"

" Janinnya gak berkembang Li, jadi harus dikeluarkan "

Deg!

Ali mematung sebentar, lalu kembali tersadar. Dia mengelus kepala istrinya yang masih menangis, " udah, ikhlas ya "

Ikhlas, kata yang begitu mudah dalam pengucapannya namun sulit dalam mempraktikannya. Dia meminta istrinya untuk ikhlas, tapi hatinya pun membantah jika ternyata sesakit ini.

Keguguran yang terjadi karena janin tidak berkembang biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom. Kelainan kromosom sendiri bisa terjadi karena kualitas yang tidak bagus dari sperma atau sel telur yang saling membentuk embrio. Janin tidak berkembang juga bisa terjadi akibat gangguan saat proses pembelahan sel embrio. 

Sedih rasanya saat kita belum pernah bertemu namun harus merasakan kehilangan, Ali membawa Prilly dalam pelukannya walaupun sebelumnya Prilly menolak tapi Ali sedikit menariknya. Wanita itu terus menangis, membayangkan dirinya akan menjadi seorang ibu dalam waktu beberapa bulan kedepan pun pupus sudah.

Prilly masih segukan dalam pelukan Ali, namun tangisnya sudah reda karena dia merasa air matanya habis begitu saja tertinggal di baju mertua dan suaminya.

" ahh .. perut aku ", Prilly kembali memegang perutnya yang terasa begitu nyeri. Dia merasakan ada yang keluar dari kewanitaannya seperti sedang menstruasi.

Gamis berwarna lilac itu penuh dengan darah yang merembes, " Dok, darah "

Dokter Ayu segera memeriksanya, lalu meminta suster yang sedari tadi bersama mereka untuk segera menyiapkan ruangan untuk kuretase.

Kuret adalah nama sebuah alat bedah yang digunakan untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Tindakannya disebut dengan kuretase.

***

Ali yang baru kembali dari masjid langsung menghampiri mertuanya yang ternyata sudah ada diruangan rawat inap istrinya. Lelaki itu menyalami kedua paruh baya didepannya, menyimpan kresek yang dibawanya diatas nakas.

Dengan hati terluka, namun lelaki itu masih tetap menebarkan senyumnya. Dia tak boleh terlalu larut dalam kesedihan, bagaimanapun juga sekarang kesehatan istrinya yang harus dia prioritaskan. Dia tau istrinya itu begitu sakit fisik dan mentalnya, maka dengan itu Ali harus selalu siaga untuk wanitanya.

" makan ya ?" Pinta Ali pada istrinya yang hanya melamun, wanita itu menjawabnya hanya dengan gelengan.

" Prill, makan nak. Kamu kuat, jangan nyiksa diri kamu kayak gini ", Mamanya terus berujar yang sama sekali tak di gubris anaknya.

Suasana hening, namun tangisan Prilly yang begitu kencang membuat semuanya tersadar dengan menghampiri Prilly yang tengah histeris. " Yang, istighfar heii "

" Anak akuuu .. Anak aku.. " lirihnya membuat yang mendengarnya ikut merinding. " aku gak becus jaga anak aku, aku mau mati aja ", wanita itu memberontak membuat Ali dengan sigap memeluknya untuk mencoba menenangkannya.

" Prill, hey! Kamu jangan gini, yang kehilangan bukan cuma kamu, tapi kita juga!" Ali yang awalnya kalem pun mulai tersulut emosi karena tingkah istrinya itu.

" aku mau mati aja, aku mau susul anak aku. Kasian dia "

" Istighfar Nak, jangan gini. Inget sama Allah, jangan dengerin hasutan setan ", Papa Prilly terus menenangkan anak perempuannya itu.

" ingat Allah, jangan berputus asa seperti ini. Bismillah sabar dan ikhlas, selebihnya bagaimana ketentuan Allah saja" lanjutnya.

Ustadz Abeey Gibran mengatakan jika bayi yang keguguran akan mengangkat ari-arinya dan menarik orangtuanya untuk masuk ke dalam surga kelak. Dengan cara menyampaikan kepasrahan kepada Allah SWT. Ketika Allah berikan ujian pada kita dengan keguguran, jangan putus asa, jangan marah-marah dan menyalahkan Allah, tapi ketika kita sabar dan mendekatkan diri kepada Allah dan meyakini ini ujian, maka ini akan menjadi tabungan surga kita.

"Anak yang meninggal dalam keguguran, dia akan menjadikan penghalang orangtuanya masuk ke dalam neraka," kata Ustadz Abeey Ghifran.

Badan Prilly melemas dalam pelukan suaminya, Ali terus membimbing istrinya untuk terus mengingat Allah.

Seperti dalam Surat Ar-Rad ayat 28, yang Artinya, “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

" semoga dia yang belum kita lihat wajahnya serta tubuhnya itu bisa menjadi penolong untuk kita di akhirat kelak ya, Bismillah dengan nama Allah kita coba ikhlaskan ya ", Prilly mengangguk.

" maaf ya "

" gak perlu minta maaf, udah kehendak Allah. Udah jadi jalan takdir untuk kita, tetep yakin aja akan ada hadiah buat kita didepan nanti "

Bahagia itu ketika mental dan psikis terguncang namun masih ada orang bersedia menyiapkan bahu untuk kita, membersamai dalam setiap jalan terjal yang dilalui.

" aku sayang kamu banyak - banyak " ucap Prilly dengan mendongakkan wajahnya yang merah serta tangan yang masih setia memeluk perut suaminya. Ali tersenyum, lalu mengecup kening istrinya dengan tulus.

" Sayang Piyi banyak - banyak ", Prilly tersenyum lalu memeluk suaminya erat. Beruntungnya dia, memiliki sosok suami seperti Ali.

______________________________________

Sayang Ayi Piyi banyak - banyak 💙

NOTHING LIKE US [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang