Suara isak tangis terdengar begitu nyaring didalam keheningan malam, tangannya menengadah dibalik mukena berwarna putih, air matanya terus saja mengalir tanpa henti.
" Ampuni setiap dosa dan khilaf hamba ya Rabb, saya yakin jika tidak terkabulnya keinginan saya dikarenakan banyaknya dosa pada diri saya yang menghalangi jalannya untuk menuju pada-Mu ", air mata itu terus saja mengalir mengikuti arusnya.
" Ampuni dosa suami hamba, orang tua hamba, mertua hamba serta keluarga hamba, ampuni mereka ya Allah. Hanya pada-Mu lah saya meminta karena tidak ada selain engkau yang mampu menolong hamba kecil seperti diri ini Ya Allah "
Doa bisa jadi cepat dikabulkan bisa juga dikabulkan namun diperlambat, atau kemungkinan ditangguhkan sebagai simpanan di akhirat.
Dalam salah satu hadis dijelaskan bahwa yang artinya; "Tak ada seorang muslimpun yang berdoa bukan untuk menyangkut dosa dan pemutusan silaturrahim, Allah akan mengabulkan dengan satu diantara tiga kemungkinan, yaitu (1) segera dipenuhi doa tersebut (dipercepat), (2) disimpan sebagai simpanan (pahala) di akhirat, (3) dihindarkannya dari kecelakaan atau kejelekan yang sebanding."
Prilly mengusap wajahnya yang basah karena air mata dengan kedua telapak tangannya yang tadi ia pergunakan untuk meminta pada Tuhannya. Dia membereskan alat sholatnya, melihat kearah tempat tidur yang kosong. Dia baru ingat jika suaminya sedang bekerja di lokasi syuting, series yang sedang digarap kali ini membuat suaminya harus banyak bermalam dilokasi dan meninggalkan Prilly sendiri di apartemen mereka.
Wanita itu duduk dipinggiran tempat tidur, dia mengelus - elus perut ratanya. Terus membaca sholawat semoga ada keajaiban yang hadir untuk dirinya serta suaminya.
" Lusa udah bulan Ramadhan, semoga ada kabar baik didalamnya ", wanita itu tersenyum mengingat jika ini adalah Ramadhan pertama dia sebagai seorang istri.
Dia keluar dari kamar berjalan menuju dapur, rasanya tenggorokannya begitu kering. Prilly mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, sepi. Itulah yang selalu Prilly rasakan jika sendirian di apartemen, sebabnya dia lebih senang jika berada dirumah orang tuanya atau rumah mertuanya.
Hatinya ketar - ketir saat pintu utama terdengar berisik, dia berjalan perlahan dengan hati - hati. Namun saat beberapa langkah menuju pintu hatinya mulai lega saat dia melihat sosok tampan yang tengah tersenyum kearahnya. " kamu ngagetin banget "
" kirain belum bangun ", Ali berjalan menuju Prilly yang tengah merentangkan tangannya untuk meminta dipeluk.
Wanita itu mendongakkan wajahnya yang berada dibawah suaminya, tangannya begitu erat memeluk perut suaminya yang sekarang sudah tidak buncit.
***
" awal puasa kamu di rumah apa lokasi Yang ?"
" InsyaAllah dirumah Sayang, soalnya dikasih libur dulu. Hari keduanya baru mulai lagi ", Prilly bersorak bahagia lalu dia kemudian salah tingkah sendiri karena ternyata sekarang dirinya sedang menjadi pusat perhatian banyak orang.
" mau beli apa aja ini ?"
" keperluan buat selama bulan Ramadhan aja Yang, sayurannya sebagian aja dulu. Buat kita sahur pertama ", Ali menganggukkan kepalanya seraya berjalan mendorong trolly dan Prilly yang bergelayut ditangannya.
" ambilin mie yang pedes itu dong Yang ", wanita itu berjinjit - jinjit saat dia tak bisa mengambil mie yang ada di rak paling atas. Prilly melihat kesampingnya yang tetap diam tidak mengindahkan permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING LIKE US [ PDF ]
Fanfic[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA, SELALU TINGGALKAN JEJAK KOMEN ATAU LIKE ] •Cover mentahan by Pinterest• Find me on Instagram : Msy.susan Twitter : @msysusan_ Copyright msysusan_