Chapter 4

5.1K 242 22
                                    

Suara gemericik air dari shower terdengar dari dalam kamar  mandi dan tidak lama kemudian pintu kamar mandi itu terbuka dan langsung menampilkan figur seorang cowok yang hanya memakai celana pendek dan handuk bergelayut di lehernya hingga memperlihatkan perut kotak-kotanya yang menjernihkan mata cewek yang melihatnya.

Cowok itu berjalan santai menuju lemari dan setelah itu ia mengambil seragamnya dan meleparnya ke tengah ranjang. Tidak lama kemudian tubuh Khrisna sudah berbalut seragam sekolah dengan kemeja yang berada di luar celana dan kancing kemeja bagian ke tiga yang dibiarkan terbuka.

Kaki Khrisna kini terarah pada cermin dan ia memandangi pantulan dirinya di cermin sambil nyengir-nyering kaya simpanse. "Gue kece abis," ucapnya membanggakan diri sambil memainkan kerah kemejanya.

Setelah memakai sepatu dan mengambil tasnya Khrisna langsung turun menuju ruang makan. Disana ternyata sudah ada Mamanya yang sudah memakai setelan kerja. Khrisna lalu menarik kursi dan mendudukinya. "Morning honey," ucap Mamanya sambil terus mengolesi selai pada roti.

Khrisna sebenarnya geli mendengar kata honey tapi ia tetap diam dan berkata, "pagi," Mama Khrisna lalu meletakan roti berisi selai tersebut ke atas piring di depan Khrisna sambil nyengir kuda, "walaupun gak bisa masak, setidaknya Mama bisa ngolesin selai buat kamu,"

"Iya, Mama hebat," Khrisna lalu meraih segelas susu yang ada di samping piringnya dan meminumnya. "Hari ini Mama meeting, doain ya," Khrisna lalu menyudahi acara minumnya lalu menatap aneh Mamanya. "Mama yang punya perusahaan, kenapa mesti minta doa kaya orang mau ngelamar kerja,"

"Ya biar lancar, 'lah!"

Dan Khrisna pun memilih diam. Emak-emak emang selalu benar.

Mama lalu kembali iseng melihat Khrisna dan suatu objek membuat mata Mamanya melotot. "Itu bajunya kenapa gak dikancingin? Perlu Mama pakein kamu baju biar kamu pakek baju yang benar?"

Mendengar perkataan Mamanya membuat mata Khrisna melotot. "Ya janganlah! Ini tu trend baru Ma. Udah jamannya kaya gini,"

"Nanti kalo belahannya keliatan gimana? Kamu mau jadi anak yang gak bener?"

Sesaat Khrisna tak mengerti apa yang di bicarakan Mamanya dan di detik ke empat otaknya langsung dapat mencerna perkataan Mamanya dan seketika kedua pipi Khrisna bersemu. "Cowok mana punya belahan Ma!"

Buru-buru Khrisna langsung menghabiskan sarapannya, berbicara hal-hal aneh sepagi ini bersama Mamanya bisa-bisa membuat kepala Khrisna pusing. "Aku berangkat ya Ma," Khrisna lalu buru-buru bangkit dari kursi dan kakinya sudah tak sabar ingin menggapai pintu keluar.

"Eh, cium tangan Mama dulu!"

Khrisna berhenti di tempat sambil menghela napas lelah dan dengan berat hati ia berbalik badan dan berjalan mendekati Ibunya yang sedang menyengir konyol. Tanpa membuang waktu Khrisna meraih tangan Mamanya dan menciumnya. "Aku berangkat ya Ma,"

Tangan Mama Khrisna lalu terangkat menyentuh puncak kepala Khrisna. "Di berkatilah kau nak," ucap Mama ala sinetron India.

Dan Khrisna langsung mendengus mendengarnya.

*****

Khrisna di rumah dengan Khrisna versi rumah itu berbeda. Kalo di rumah ia selalu penurut seperti anak baik-baik tak berdosa sementara Khrisna versi sekolah sangat berbandingan. Di koridor yang di penuhi lautan manusia Khrisna mulai menebar pesonanya. Ia sesekali menyisir ke belakang rambutnya lalu mengedipkan matanya pada kumpulan cewek yang mencuri-curi pandang ke arahnya.

Bad Boy And Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang