Chapter 24

806 18 6
                                    

"Jadi, lo mau gue cium beneran, gitu?" Raisa seketika langsung mendelik hebat. Lagipula, Khrisna dapat kesimpulan dari mana jika Raisa minta dicium. Lagian, siapa juga yang mau di cium sama cowok kayak Khrisna?

"Ya gaklah! Gila aja kali lo," mendengar penolakan Raisa, Khrisna hanya mencetak senyum miringnya. "Yakin, gak mau di cium sama gue?" ada nada godaan dalam kalimat Khrisna, tapi sayangnya si pendengar sama sekali tidak tergoda. "Yakinlah!" Ucap Raisa mantap sambil menaikan sedikit dagunya.

Khrisna menyeringai, lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, dan menyodorkan benda tersebut di depan mata Raisa. "Lo mau ini, kan? Kalo mau, terima tantangan gue," Raisa menatap kacamata milik Rina di depan matanya, dan langsung bergerak cepat untuk merampas benda tersebut dari tangan Khrisna, tapi Khrisna bergerak lebih cepat, untuk menyembunyikan kacamata itu di balik punggungnya.

"Eits, gak bisa. Terima dulu tantangan gue," mata Raisa menatap nyalang ke arah Khrisna, tapi Khrisna sama sekali tidak merasa takut. Ia sudah biasa di tatap oleh mata elang itu. Raisa lalu memalingkan wajahnya, sebagai tanda ia sudah kalah. Mau tidak mau, ia harus menerima tantangan Khrisna.

"Apa tantangannya?" Khrisna tersenyum puas, Raisa sudah masuk jebakannya. Akan Khrisna pastikan, cewek songong di depannya ini akan jatuh di lubang yang ia buat. "Gampang kok. Kita main tatap-tatapan. Siapa yang duluan kedip sebelum detik ke lima belas, dia yang kalah. Dan kalo lo menang, lo bisa dapetin kacamata lo, dan kalo gue yang menang--"

Khrisna lalu mendekatkan wajahnya ke sisi kiri wajah Raisa dan berucap, "...siap-siap dapet kejutan dari gue," bisikan bernada lirih itu, membuat jantung Raisa bergoncang hebat, entah kenapa ia merasa akan ada sesuatu buruk yang akan menimpanya. Perasaan aneh itu masih terasa, bahkan disaat Khrisna sudah menjauhkan wajahnya darinya. Dan tanpa sadar Raisa meneguk ludahnya sendiri. "O-oke, siapa takut,"

Raisa gugup, dan Khrisna dapat menyadari hal itu. Bahkan disaat permainan belum di mulai pun, ia merasa sudah menang dan untuk itu Khrisna mengukir senyum mautnya. "Tutup mata lo. Dan dalam hitungan ketiga, buka mata lo, dan permainan di mulai,"

Raisa mengikuti arahan Khrisna, ia menutup matanya sambil berdoa dalam batin agar ia menang dari permainan konyol ini. Sesaat Khrisna, mengamati wajah Raisa yang lebih tenang saat menutup mata, lalu ia mulai menghitung, "satu, dua, tiga, mulai!"

Di detik dimana Raisa membuka matanya, di detik itu pula Khrisna memajukan wajahnya ke arah Raisa. Mengikis jarak antara nafas mereka dan menguras habis tenaga Raisa untuk bernafas normal. Gantungnya berdetak seakan memberontak ingin keluar dari tubuhnya. Raisa membeku di tempat sementara Khrisna sudah bersorak gembira akan respon yang di berikan Raisa.

"Satu, dua, tiga....." Khrisna mulai menghitung detik demi detik, dan setiap detik yang terucap di bibir Khrisna membuat pertahan Raisa makin lama makin rapuh, dan yang Raisa takutkan akan runtuh.

"Lima, enam....." Berada sedekat ini dengan Khrisna, memberi efek dasyat pada Raisa. Efeknya seperti berkeringat dingin, jantung cenat-cenut, otak buntu, tubuh jadi patung, dan... Bikin Raisa terjangkit virus baper!

"Delapan, sembilan..." waktu terus berjalan, mengikis pertahan Raisa yang sudah ia bangun saat ia menutup matanya. Dalam keheningan, Raisa menyadari satu hal, jika Khrisna itu.... Ganteng. Cowok itu memiliki iris mata hangat berwarna gelap, pahatan wajah miliknya sangat memukau.

"dua belas, tiga belas, empat belas..... " dan mata Raisa beralih ke satu titik yang langsung membuyarkan seluruh  konsentrasinya di detik-detik terakhir. Bibir merah muda Khrisna. Objek itu membuat jantungnya makin berpacu dan tanpa sadar ia mengedipkan matanya sebelum Khrisna mengucapkan angka terakhir.

Dan Raisa kalah!

Khrisna tersenyum puas, dia tau Raisa pasti akan kalah karena tidak mungkin ada yang bertahan dengan kadar tinggi ketampanannya. "You lose," Raisa masih tak bereaksi, terlalu sibuk merangkai kejadian yang baru saja ia lintasi. Masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa ia mesti gugup menatap benda merah muda tersebut. Dan, lagian Raisa ngapain coba ngeliat bibirnya Khrisna?!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boy And Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang