Suasana kelas ramai nan gaduh bak pasar dan Raisa yang menjadi anggota kelas hanya bisa pasrah terhadap keadaan. Ia lelah terus mengancam karna ia tau ujung ujungnya dirinya pasti akan di abaikan. Di atas meja Raisa ada beberapa buku yang terbuka, namun tidak ada satu niat pun yang terbesit di hati Raisa untuk membacanya.
Sesekali ia akan melirik kalimat dalam buku itu dan setelahnya matanya akan melirik ke arah belakang dimana Khrisna dan kelompoknya sedang bermain perang gumpalan kertas.
Saat manik matanya melihat cowok itu. Pikirannya akan terhempas ke kejadian itu, kejadian dimana Khrisna mengatakan jika ia merindukannya dan kejadian di saat Khrisna menggenggam tangannya. Dan anehnya, tidak ada tindakan yang menyatakan penolakan dari sikap Raisa.
Cewek itu hanya diam menikmati sensasi hangatnya telapak tangan Khrisna dan sesekali mencuri pandang ke arah wajah cowok itu. Wajah yang beberapa kali selalu menghantui pikirannya.
Saat mata Khrisna tanpa sengaja menatap balik ke arah manik mata Raisa, cewek itu cepat-cepat memalingkan wajahnya kedepan. Entah kenapa ia tak sanggup menatap terlalu lama manik mata hitam legam itu. Rasanya jantungnya akan selalu memberontak saat tenggelam dalam iris manik mata itu. Dan Raisa tak nyaman saat merasakan itu.
KRING...!
Anggota kelas bersorak gembira saat suara bel istirahat menggema memenuhi isi ruang kelas. Buru-buru anggota kelas berbondong-bondong keluar dari kelas menuju ke kantin. "Raisa, kantin yuk," ajak Rina setelah memasukan buku-bukunya ke dalam tas. "Tunggu bentar. Gue lagi masukin buku ni," Rina tanpa mengucapkan apapun, diam menunggu Raisa.
Raisa menarik resleting tasnya ke atas hingga tasnya tertutup rapat. "Yuk," dan setelahnya mereka berdua pun pergi menuju kantin. Di perjalanan ke sana mereka berjalan menyelusuri koridor yang akan membawa mereka menuju ke kantin.
Dan di tengah perjalanan mereka berdua berpapasan dengan Dika dan teman cowoknya yang sedang sibuk memperhatikan layar ponselnya. Senyum Raisa pun mengembang di saat iris matanya menangkap senyuman Dika yang terarah kepadanya. "Dika!" Raisa berseru riang sambil melambaikan tangannya ke arah cowok itu.
Rina yang mendengar nama Dika disebutkan reflek menfokuskan manik matanya pada sekelompok orang yang berjalan berbeda arah darinya. Dan dalam hitungan sedetik ia dapat menemukan wajah cowok itu dan di saat yang bersamaan detak jantungnya pun langsung berdenyut kencang.
Langkah kaki Dika terdengar begitu jelas di telinga Rina. Menusuk gendang telinganya dengan suara derap langkah yang bagaikan melodi indah. Cepat-cepat Rina menundukan wajahnya saat Dika sudah berada beberapa langkah lagi darinya. "Hai," suara Dika yang menembus gendang telinga Rina sukses membuat bulu kuduk Rina berdiri semua.
Sungguh, apapun hal kecil yang dilakukan Dika itu selalu berefek dasyat untuk Rina.
"Hai juga. Kantin bareng yuk," Dika hanya bergeming dan setelahnya ia tersenyum manis ke arah Raisa, membuat cewek itu seketika mengernyit bingung. "Lah, situ kenapa senyum-senyum kayak monyet beranak?" Dika lagi-lagi hanya tersenyum lalu tangan kanannya terangkat untuk menggapai puncak kepala Raisa.
"Boleh minta peluk gak?"
Raisa hanya diam karna bingung dengan ucapan Dika sementara Rina hanya bisa mematung di tempat sambil menahan rasa sakit akibat ucapan Dika yang sukses mengiris hatinya. Tangan Rina yang berada di sisi tubuhnya hanya bisa meremas ujung roknya sebagai pelampiasan emosi.
"Ngapain minta peluk?" Tanya Raisa sambil memiringkan kepalanya ke kanan. Dika seketika gemas dengan perilaku Raisa yang menurutnya sangat menggemaskan. Di usapnya kepala Raisa dengan lembut. "Habis, Dika kangen," sebuah kekehan ringan keluar dari bibir Raisa setelah mendengar ucapan Dika yang bernada manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy And Ice Girl
Genç KurguKisah ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Raisa putri yang mesti tinggal satu rumah dengan laki-laki yang Raisa anggap sebagai seorang bad boy yang bernama Khrisna arya.Di setiap detik kisah hidup mereka selalu di lewati dengan pertengkar...