Dengan malas Raisa berjalan menuju dapur untuk mengambil air mineral agar dapat menghilangkan rasa haus yang hinggap di tenggorokannya. Segelas air putih telah di genggamnya. Di teguknya cairan bening tersebut dan saat sedang asik minum tiba-tiba terdengar suara bariton yang membuat Raisa yang tadinya memejamkan mata saat minum tiba-tiba membuka matanya.
"Kenapa lo pulang telat?" Aksi minum airnya pun Raisa hentikan. Ia menoleh ke belakang dan terlihatlah Khrisna yang memakai kaos putih bergambar tengkorak sedang duduk santai di kursi bar dengan di temani ponsel pintarnya yang bertengger di tangannya. "Gue, kan tadi minta tugas tambahan,"
Raisa lalu berjalan menuju wastafel untuk mencuci gelas kaca yang baru saja ia gunakan untuk minum. "Hm, ngerjain tugas tambahan atau sibuk pacaran?" Ucap Khrisna dengan kaliman yang di sertai unsur ketidaksukaan. Setelah mengatakan itu cowok itu langsung melesat pergi meninggalkan area dapur hingga menyisakan Raisa yang berusaha mencerna perkataan Khrisna.
"Pacaran? Emang kapan gue pernah pacaran? Punya pacar aja kagak, gimana mau sibuk pacaran? Dasar cowok aneh,"
*****
Saat ini hari yang dilalui Raisa terbilang cukup tenang dan sejahtera. Sejak pembicaraan dirinya di dapur bersama Khrisna beberapa hari yang lalu, sejak saat itu juga hidup Raisa tidak di usik oleh kenakalan Khrisna. Entah apa yang membuat cowok itu tobat hingga tak berminat lagi untuk mengacaukan hidup Raisa.
Saat ini Raisa sibuk bergelut dengan buku bahasa inggrisnya. Bibir merah mudanya sibuk komat-kamit membaca rentetan kalimat yang tertera di lembara buku paket yang ia genggam tersebut. Suasana kelas juga hening karna di tempati oleh guru. Si Khrisna yang biasanya selalu membuat keributan saat ini juga kalem.
Entah kesambet setan apa cowok itu.KRING....!
Bel sekolah berbunyi mengiringan teriakan bahagia dari penghuni kelas. Ya, bel pulang sekolah yang mereka nanti-nantikan akhirnya datang. "Baiklah, karna sudah bel kalian semua boleh pulang." Semua siswa-siswi pun berhamburan keluar dari ruang kelas dan menyisakan sang guru dengan Raisa yang masih terduduk di bangkunya.
"Ini tugas tambahannya. Nanti kalo sudah selesai, taruh saja di meja saya," guru paruh baya tersebut meletakan beberapa lembar soal di meja Raisa. "Baik Pak," setelah itu guru itu langsung meninggalkan kelas dan Raisa, pun mulai menyibukan diri dengan soal di depannya.
*****
Raisa memijit bahunya yang terasa pegal. Ia baru saja menyetorkan tugasnya dan saat ini cewek itu berjalan seorang diri di koridor sekolahnya yang terbilang sepi. Kadang juga ada beberapa guru yang berlalu lalang melewati Raisa dan sisanya hanyalah angin yang menemani cewek itu saat sedang menginjaki kakinya pada kramik putih di koridor sekolahnya.
Raisa mengangkat sebelah alisnya saat menyadari di depan matanya ada tiga cewek dengan seragam yang sama dengannya sedang menghadang jalannya. Dari tiga cewek tersebut diantaranya ada dua cewek yang sedang memasang wajah angkuhnya dan satunya lagi memasang wajah polos nan lugunya.
Bisa di tepak siapa yang sedang memasang wajah polosnya itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Nita.
Cewek dengan rambut yang sengaja di bentuk gelombang berjalan dua langkah mendekati Raisa dengan tangan yang bersidekap di dadanya. Manik mata cewek itu menatap dengan rinci setiap jengkal dari tubuh Raisa dan manik mata yang di lapisi softlens tersebut menajam saat matanya bertemu dengan manik mata Raisa. Tatapan elang dari cewek itu hanya di balas Raisa dengan alis yang naik sebelah.
"Bisa minggir? Gue mau lewat." Keheningan pun terpecahkan dengan rentetan kalimat yang di keluarkan Raisa. Cewek dengan dagu yang sedikit terangkat itu tersenyum remeh setelah mendengar ucapan dingin dari Raisa. "Jadi elo, cewek yang suka nyari masalah sama Khrisna?" Raisa lagi-lagi hanya menaikan sebelah alisnya. "Gue? Suka nyari masalah sama Khrisna? Hah, bukannya kebalik ya?"
Cewek di depan Raisa tersebut menggeram kesal karna sikap tenang Raisa. Ia benci sikap itu. Sikap yang seakan tak ada ketakutan yang menyelimuti Raisa. Sikap yang seakan-akan ingin menantang Flora untuk lebih membangkitkan emosinya. Tangan yang sebelumnya bersidekap berakhir dengan satu angcungan tajam yang berarah ke Raisa yang masing diam dan tenang seperti aliran air.
"Lo gak usah berdebat sama gue! Pokoknya mulai detik ini juga lo harus jauhin Khrisna!" Nada suara cewek itu naik satu oktaf tapi masih tak mampu membuat nyali sosok Raisa ciut. Cewek dengan kuncir satu itu masih diam tenang berbeda halnya dengan Nita yang malahan gemetaran karna bentakan Flora.
Cewek dengan rambut yang di hiasi bando hello kitty itu memang terbilang unik. Yang di bentak siapa yang takut siapa. Intinya cewek tipe seperti Nita itu langka. "Kenapa gue mesti jauhin dia sementara gue sendiri gak pernah deketin dia," lagi-lagi ketenangan Raisa kembali menguras emosi Flora.
Kepala Flora terasa semakin memanas. Buku-buku jarinya memutih dengan sempurna saat salah satu telapak tangannya terkepal dengan kuat. Tangan Flora dengan kasar meraih pergelangan tangan Raisa dan mencengkram dengan kuat tangan itu hingga mencetak bercak merah pada pergelangan tangan Raisa.
"Gue gak mau tau! Pokoknya kalo lo gak mau cari masalah sama gue, mulai sekarang jauhin Khrisna!" Raisa hanya bisa meringis kesakitan karna semakin lama Flora semakin mengencangkan genggamannya dan dengan sekali hentakan akhirnya tangan Raisa dapat lolos dari tangan kasar Flora.
Flora dan teman-temannya berjalan meninggalkan Raisa yang masih menatap pergelangan tangannya dengan tatapan kebencian. Ia seketika menggeram kesal saat menyadari dirinya terlalu polos karna tak mampu melawan kelakuan Flora. "Brengsek." Guman cewek itu.
*****
Raisa berjalan pelan menuju halte, tempat biasa ia menunggu bus. Langkah cewek itu seketika terhenti saat menyadari ada sosok yang sangat ia kenal yang sedang duduk santai di bangku halte. Tidak lama kemudian sosok yang di tatap pun mengarahkan manik matanya pada Raisa hingga kedua nanik mata mereka saling bertubrukan.
Khrisna?, batin Raisa bertanya. Kedua manik mata itu terus menyalurkan pandangan dan terasa sangat enggan untuk mengalihkan pandangan ke arah lain. Bahkan, kedua manik mata itu enggan untuk berkedip. Tubuh Raisa seakan di ikat oleh seutas benang hingga dirinya tak sanggup untuk bergerak.
Dan manik hitam legam milik Khrisna yang tak henti menatapnya membuat nyawa Raisa seakan hilang dari raganya yang masih membeku di tempat. Cewek itu masih menjelma menjadi patung bahkan di saat Khrisna sudah berada di hadapannya.
Kedua ujung sepatu mereka saling bersentuhan, menghapus seluruh jarak yang membentang di antara mereka. Khrisna masih tak memutuskan kontak matanya dengan Raisa, begitu pun sebaliknya. Semilir angin pun ikut bergambung dengan mereka. Hingga memberi sensasi hangat yang menenangkan keduanya.
Keduanya masih diam membisu. Membiarkan bibir bungkam dan mata yang berbicara. Tanpa Raisa sadari tangan kanan Khrisna mulai melayang di udara dan mendarat tepat di pipi kiri Raisa. Dan sentuhan lembut Khrisna sukses membuat tubuh Raisa menegang dengan detak jantung yang mulai berdenyut tak normal.
DEG!
Khrisna ngapain megang pipi gue?!
*****
Hai....!!! Aku nongol lebih cepat dari yang di perkirakan :v karna moodku lagi bagus and sekarang lagi malam minggu, aku percepat updatenya deh.
Dan Khrisna-Raisa di munculkan hari ini bermaksud untuk menemani para jomblo yang lagi kesepian di rumah, btw aku juga jomblo :( tapi gak ngenes kok, sumpah :v aku ini jomblo tapi bahagia, hahaha
Yang jomblo tapi bahagia mana suaranya....
Kok sepi? Tetetetettototete
#kaizarlagijoget-joget:vAnd, Semakin banyak vote+komen, semakin cepat kalian bisa ketemu Khrisna-Raisa lagi....

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy And Ice Girl
Fiksi RemajaKisah ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Raisa putri yang mesti tinggal satu rumah dengan laki-laki yang Raisa anggap sebagai seorang bad boy yang bernama Khrisna arya.Di setiap detik kisah hidup mereka selalu di lewati dengan pertengkar...