SATU TAHUN KEMUDIAN
Udara dingin dari AC memeluk kulit Raisa, menghalau keringatnya yang ingin keluar karena aktivitasnya yang sedari tadi sibuk menyusun rapi kotak-kotak camilan ke tempatnya.
Bunyi gesekan pintu menghentikan pekerjaan cewek itu, membuatnya menoleh ke arah pintu kaca dan mendapati seorang nenek tua namun masih terliat sehat berjalan memasuki toko. "Selamat pagi, dan selamat datang di toko kami," ucap Raisa ramah sambil tersenyum ke arah nenek itu. Nenek itu membalas senyumnya sambil berjalan menuju jejeran minuman dingin di letakan di kulkas besar.
Raisa menghentikan kegiatan menaruh kotak camilan dan berjalan menuju mesin kasir. Tidak lama kemudia nenek itu berjalan menuju kasir sambil membawa dua kotak jus jambu. Nenek itu meletakan dua minuman itu di depan Raisa, lalu merogoh tas kecilnya untuk mencari dompet.
Jari lentik Raisa mengetik sesuatu di keyboard komputer lalu kertas nota pun keluar dari mesin berukuran sedang yang berada di sebelah komputer. "Totalnya dua belas ribu nek," ucap Raisa sambil merobek nota dalam mesin itu lalu memasukan kotak-kotak jus dan nota tersebut ke dalam kantong plastik.
Wajah nenek itu terlihat pucat lalu ia perlahan mendongak sambil meletakan dua lembar uang bernilai lima ribu ke atas meja besi. "Uang nenek ternyata kurang. Jadi nenek beli satu aja ya nak," Raisa menatap kasian nenek itu lalu menoleh sesaat ke kanan dan kiri lalu mendekatkan kepalanya ke arah nenek itu sambil berbisik, "udah gak pa-pa, nenek ambil aja. Lagian kurangnya cuma lagi dua ribu,"
Setelah mengatakan itu Raisa tersenyum tulus, mengantarkan binar bahagia di wajah nenek. Nenek itu lalu mengambil plastik belanjaannya sambil mengatakan terimakasih pada Raisa. Setelah pintu kaca tertutup ada sorakan lain terdengar yang membuat bulu kuduk Raisa seketika berdiri dan detak jantungnya menggila.
"Hei Raisa!!!" Itu suara dari si pemilik toko yang sedang berkacang pinggang dan menatap seram ke arah Raisa. Tanda sadar Raisa menelan air liurnya, mati gue. Wanita paruh baya dengan wajah seramnya berjalan mendekati Raisa. "Ini sudah kesekian kalinya kamu ngasih orang bayar setengah. Kamu pikir ini toko kamu, jadi kamu bisa berbuat seenaknya. Kamu tau, kamu bisa bikin saya bangkrut!!!"
Raisa tetap menundukan kepalanya, tak berani menatap mata tajam si pemilik toko. Sementara Raisa gemetaran, pekerja lainnya sibuk mengintip di balik rak camilan, rencananya mereka mau nguping. "Karna ini sudah kesekian kalinya, saya tidak bisa maafkan lagi. Jadi sekarang kamu saya PECAT!!!"
Kalimat tajam itu membuat Raisa mendongak, menatap tak percaya pada bosnya. "Sa-saya di pecat bu?" Tanya Raisa tak percaya. Si pemilik toko mengangkat dagunya tinggi-tinggi, menatap rendah Raisa. "Iya! Sekarang kamu pergi dari sini!!!"
"Bu, jangan pecat saya. Saya janji, saya gak bakal ngulangin kesalahan saya lagi," Si pemilik toko berlagak tidak peduli, ia langsung membalikan badanya dan berjalan menjauh sambil berkata, "pergi dari sini kalo kamu tidak mau saya seret keluar secara paksa,"
Raisa mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya, menahan gejolak emosi yang menyerah dirinya. Cepat-cepat Raisa keluar dari meja kasir, menjalankan kakinya menuju pintu dan keluar dari toko tempat kerjanya selama beberapa bulan.
Setelah berada agak jauh dari toko, emosi Raisa seketika keluar semua. Kepalanya terasa panas dan rasanya ia ingin sekali menonjok seseorang. "Aarrg!!! Emang salah gue apa?!!" Beberapa orang bahkan mengernyitkan dahinya saat melihat Raisa yang terus ngomel-ngomel sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy And Ice Girl
Ficțiune adolescențiKisah ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Raisa putri yang mesti tinggal satu rumah dengan laki-laki yang Raisa anggap sebagai seorang bad boy yang bernama Khrisna arya.Di setiap detik kisah hidup mereka selalu di lewati dengan pertengkar...