Chapter 14

3.8K 149 35
                                    

"Gampang kok, lo cuma perlu nyuri first kiss-nya doang"saran dari Leo, teman karib dari Khrisna membuat si pendengar melongo tak percaya. Tekanan darah dari Khrisna langsung mendidih dan siap untuk meletus bak gunung merapi yang sedang murka. Sebelah tangan Khrisna meluncur ke dahi Leo yang langsung merintih kesakitan karna saran yang menurutnya sangat brilian itu di hadiahi berjuta jitakan maut dari Khrisna."Lo begok atau tolol sih? lo dah tau kan, gimana garangnya Raisa, dan lo suru gue buat nyium dia?"

Setelah Khrisna mengutarakan pendapatnya tentang saran Leo, sekarang giliran Ali yang membuka suara."Iya, saran lo gak bermutu banget sih Yo"merasa tak terima karna sarannya tak di hargai, Leo yang masih sibuk mengusap-usap dahinya pun mencoba membuka mulut.

"Jangan salah paham dulu dong. Saran gue ini sangat bermanfaat buat lo Khris. Secara, kalo lo nyuri first kiss-nya Raisa. dijamin, Raisa bakal langsung klepek-klepek sama lo"

Khrisna menaikan sebelah alisnya, bertanda ia masih belum memahami ide yang katanya akan sangat bermanfaat untuknya itu. Kedatangan Sang angin yang berhembus dari langit biru mulai menemani Khrisna dan kawan-kawannya. Namun, Sang angin tak sanggup membuat pikiran Khrisna dapat memecahkan maksud dari perkataan Leo. Perkataan yang sanggup membuatnya mesti berpikir berat.

"Buktinya apa, kalo Raisa bakal langsung suka sama gue?"ucap Khrisna sambil menyilang kedua tangannya di depan dada."Lo pernah nonton drama korea, gak? Nah, di situ pemeran cowok nyium si cewek, dan saat itu juga si cewek langsung tergila-gila sama si cowok"

Randi, Ali, beserta Khrisna cengo karna penjelasan dari Leo yang bisa di simpulkan jika Leo, pernah menyaksikan drama anak remaja itu. Drama film yang biasanya di gemari para kalangan hawa.

"Elo suka nonton drama korea Yo?"tanya Randi yang hatinya di selimuti rasa keingintahuan yang tinggi sementara Ali dan Khrisna hanya menatap penuh Leo. Mereka berdua menunggu jawaban yang mungkin saja bisa membuat Ali jantungan jika saja tebakan dalam hatinya benar.

Yang ditanya hanya menggaruk-garuk tengkunya yang tak gatal guna menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba menghampirinya."Em..., tapi gak sering kok"

"Hah?!"ucap Randi, Ali, dan Khrisna serempak karna tak percaya akan ungkapan dari Leo, si anak basket yang cukup banyak di gemari para wanita, yang ternyata pria penggemar film dari korea selatan. Leo lalu menatap teman-temannya yang sekarang sedang memasang tampang tak percaya yang tertuju padanya.

Pandangan itu seakan-akan menunjukan rasa kaget kawan-kawannya seakan-akan memergoki Leo sedang bercumbu mesra dengan sesama jenis. Tapi tidak! Leo masih normal. Ia masih doyan yang namanya wanita cantik dan seksi."Lo pada ngapain natap gue kayak gitu?"bukannya di beri jawaban oleh teman-temannya, justru telapak tangan, 'lah yang di berikan Ali.

Leo kaget saat telapak tangan dari Ali menyentuh keningnya."Yo, lo gak sakit, kan? Lo masih waras, kan?"yang tanya langsung memberontak dan buru-buru menarik paksa tangan Ali agar menjauhi kening Leo."Lo apa-apaan sih Li, lo pikir otak gue dah kegeser apa?"

"Kita kan gak abis pikir aja kalo lo ternyata suka film kayak begituan. Hah, jangan-jangan, lo juga doyan nonton film berbie ya?"pertanyaan dari Ali langsung di beri jitakan keras oleh Leo."Sembarangan lo ngomong. Mana mungkin gue doyan sama film anak bocah kayak gitu"bantah Leo.

"Khris, setelah di pikir-pikir, kayaknya saran Leo boleh juga tu di coba"ujar Randi yang kemudian menekuk satu kakinya dan kemudian di letakan di kaki kanannya sebagai tumpuan. Khrisna mulai kembali berfikir keras. Menimbang-nimbang tentang saran dari temannya yang katanya akan bermanfaat untuk dirinya.

Namun sampai lima menit kemudian, yang tetap tak bisa memutuskan jalan apa yang mesti ia tuju. Pikirannya berdebat akan kata setuju dan tidak setuju."Iya, lo harus coba saran dari gue Khris. Lagian apa salahnya sih nyium Raisa, dia kan gak jelek-jelek amat.

Bad Boy And Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang