Raisa menatap kedepan papan tulis yang di hiasi rumus-rumus rumit matematika. Guru yang mengajar sibuk menerangkan bagaimana cara penyelesaian soal nomor dua yang ada di buku paket. Rina sibuk mencatat semua rumus yang ada di papan sementara Raisa hanya menatap kosong papan tulis yang ada di depannya.
Raisa menoleh ke belakang, menatap ke bangku kosong yang di tempati Khrisna. Cowok itu bolos pelajaran dan Raisa tidak tau dimana keberadaan cowok itu saat ini. Tubuh Raisa kembali ke posisi semula, kembali melanjutkan aktivitasnya melamun memandang papan tulis.
Semua fokus Raisa di ambil oleh pesan Khrisna yang sangat berefek untuk Raisa. Otaknya di penuhi tanda tanya yang tak berujung pada sebuah jawaban. Bahkan, materi yang di terangkan guru saja tak muat masuk ke otak Raisa, saking banyaknya tanda tanya yang memenuhi isi otaknya.
Dalam suasana kelas yang hening, Raisa merasa terombang-ambing dalam kebimbangan. Ada secercah rasa resah tanpa alasan yang menggerogoti hati Raisa hingga membuat cewek itu merasa tak nyaman. Ia berulang kali memasang telingannya agar materi dari guru bukan hanya sekedar numpang lewat telinganya saja melainkan meresap ke dalam otaknya.
Di sela jemari tengah dan telunjuknya terselip pulpen yang terus bergerak mengikuti arahan jari. Tangan kiri Raisa menompang dagu, dan tatapannya berusaha fokus pada rumus yang ada di papan tulis.
KRING...!
Suara bel pulang bagaikan melodi indah di telinga anggota kelas. Murid-murid segera memasukan buku-buku mereka ke dalam tas. "Baiklah, kita lanjutkan materinya minggu depan." Semua anggota kelas sudah bersiap menggendong tasnya dan beranjak untuk pulang, sementara Raisa masih di posisi yang sama. Ia masih sibuk menatap kedepan dengan pandangan yang kosong.
Rina yang menyadari sikap aneh Raisa segera menyenggol bahu Raisa agar cewek itu sadar lamunannya. "Oi, lo gak pulang? Mau nginep disini?" Raisa tersentak kaget dengan sentuhan Rina. "Ha? Pulang?" Raisa lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas dan kelasnya ternyata sudah nyaris sepi.
"Kok pulangnya cepet? Perasaan tadi belum bel deh," Raisa lalu memunguti bukunya satu per satu dan memasukannya ke dalam tasnya. "Telinga lo aja tu yang budek. Tadi tu dah bel, eh, lo malah sibuk ngelamun. Makanya, kalo bersihin telinga tu jangan pakek sapu ijuk," tutur Rina sambil menggendong tasnya di punggungnya.
Raisa yang mendengar celotehan Rina hanya menggerutu dalam batin. "Iya, iya, gue tau kok, gue salah," Raisa mengalah, tak ingin melanjutkan percakapannya dengan Rina yang mungkin akan berujung pada perdebatan. "Yaudah, yuk pulang bareng,"
Raisa diam sejenak, "Rin, lo pulang duluan aja. Gue baru inget kalo gue harus kembaliin buku ke perpus," Rina lalu menganggukkan kepalanya, "yaudah deh kalo gitu. Gue pulang duluan ya, bye..." Raisa membalas ucapan selamat tinggal Rina, dan temannya itu pun langsung menghilang di saat berbelok ke kanan setelah melewati pintu kelas.
Raisa menghembuskan nafasnya lelah. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dari tas dan kembali mengecek pesan dari Khrisna. Ia berulang kali membaca pesan itu, karna sebelumnya dirinya beranggapan bahwa dirinya pasti salah membaca pesan. Namun, setelah ia membaca pesan itu untuk ke sepuluh kalinya, inti dari pesan itu tak berubah. Di sana masih menyatakan bahwa Khrisna menunggunya di ruang musik setelah bel pulang sekolah.
Ngapain coba, Khrisna ngajakin ketemuan di ruang musik?, batin Raisa bertanya. Apa jangan-jangan dia cuma mau jebak gue?, pikiran buruk menerkam Raisa di tengah kelinglungannya. Cewek itu lalu tiba-tiba menggelengkan kepalanya, menepis segala pikiran negatif yang menghantui otaknya. "Gak, gue gak boleh negatif thinking,"
Raisa lalu memasukan ponselnya ke saku roknya dan berjalan keluar kelasnya yang sudah sepi. Langkah kakinya menuntunnya menuju ruang musik. Pandangan Raisa menelusuri daerah sekitarnya dan di sekelilingnya hanya ada beberapa orang dan sisanya pasti sudah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy And Ice Girl
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Raisa putri yang mesti tinggal satu rumah dengan laki-laki yang Raisa anggap sebagai seorang bad boy yang bernama Khrisna arya.Di setiap detik kisah hidup mereka selalu di lewati dengan pertengkar...