luluh

15.3K 481 3
                                    

(Di mulmed ada steven)

Jesslyn POV

sudah satu bulan ini si playboy steven slalu mengganggu hidup gue Mulai dari mengirim pesan line tau bbm, menelpon sebelum tidur, atau ngajak jalan kalau udah malam minggu dan hari minggu. Namun tidak bisa dipungkiri kalau gue mulai terbiasa dengan perlakuan baiknya ke gue. Apa mungkin ya gue cinta sama dia?
Ehh, tapi kayaknya nggak mungkin deh. Gue aja nggak pernah pacaran dan nggak tau apa artinya cinta.

" dek!!! Ada steven nih mau ketemu kamu. Turun gih, cepetan!!!" Teriak bang aldi dari bawah.

gue pun berjalan dengan malas turun ke lantai bawah, ngapain lagi sih si playboy stev dateng pagi-pagi begini. Ganggu minggu tenang gue bangett..
Disaat gue udah sampai dilantai bawah gue liat dia lagi duduk di sofa dengan senyumannya yang manis.
Eh ngomong apa gue barusan? Manis. Yakali manis, pahit mah iye.

"Morning cantik!" Sapa stev.
" mau apa lo kesini pagi-pagi?" Tanya gue malas.
" jalan yuk" ajak stev.
" mager "
" ayolah cantik, makan aja kok. Ya mau ya" ucap stev.
" tunggu 20 menit" ucap gue akhirnya.
Yang dibalas senyum oleh stev.

20 menit kemudian..
Gue menghampiri stev yang masih setia nunggu gue.
" ayo berangkat sekarang" ajak stev.
Gue hanya diam dan membuntuti dia dari belakang.
Didalam mobil hanya ada keheningan yang mendera, hingga suara stev lah yang memecah keheningan.

" kamu pakai bajunya ikut-ikut aku ya" ucap stev sambil terkekeh.
Sejak kapan dia ngomong aku,kamu dan apa tadi dia bilang? Aku ngikutin bajunya dia.
Dan gue langsung melirik ke baju gue, kaos putih lengan panjang bergambar patung liberty, dan celana jeans hitam.
Selanjutnya gue ngeliat ke arah baju nya stev dan ternyata.
What the hell.
Kok dia juga pakai baju kaos putih lengan pendek yang bergambar patung liberty juga.

" enak aja, gue nggak tau kalau lo punya baju yang mirip sama baju gue. Dan tadi gue nggak memperhatiin baju lo. Jadi gue nggak tau," ucap gue mengelak.

" Sengaja juga nggak papa kok!" Ucap steven disertai kekehan.
" terserah lo aja" ucap gue pasrah, yang disambut gelak tawa dari stev.

Setelah itu keheningan kembali terjadi, sampai tanpa gue sadari mobil stev sudah berhenti di DRES caffe.

" yuk turun," ucap stev setelah membukakan pintu untuk gue dan mengulurkan tangannya kepadaku.
Gue tak menjawab hanya menerima uluran tangan steven. Setelah keluar dia tetap menggenggam tangan gue dan mengajak gue masuk kedalam DRES caffe.
"Stev lepasin tangan gue, gue risih" ucap gue ke stev.
Tapi stev nggak peduli dan tambah mengeratkan genggaman tangannya di tangan gue. Dan gue akhirnya pasrah aja.

Steven ngajak gue duduk di pojok caffe di dekat jendela. Tak lama setelah kami duduk, pelayan datang dan menanyakan pesanan kami.
Stelah mencatat apa yang kami pesan, pelayan tadi pergi dan kembali melayani tamu yang baru datang.

Gue bingung mau ngapain akhirnya gue mainin iphone gue.
Ketika gue lagi asik mainin iphone gue, tiba-tiba iphone gue diambil sama orang-dan ternyata orang itu steven.

" stev balikin iphone gue"
" nggak. Apa sih menariknya iphone ini? Lebih menarik juga aku" jawab stev cuek.
" ih balikin nggak. Dan nggak usah pake aku kamu stev. Gue jijik dengernya" ucap gue sedikit berteriak.

" nggak usah jerit-jerit juga cantik. Malu tau diliatin sama orang-orang" ucap steven lagi.
" bodok, gue nggak peduli" gue maju ketempat duduknya steven. Coba buat ngerebut iphone gue dari steven. Tapi karena gue yang nggak bisa jaga keseimbangan saat mencoba ngerebut iphone gue. Gue tersandung meja dan hampir jatuh kelantai, kalau saja stev nggak nangkep gue.

Karena malu jadi tontonan orang-orang di caffe dan nggak berhasil ngambil iphone gue, akhirnya gue duduk kembali.
Nggak lama dari itu pesanan kami pun datang. Kami makan dalam diam, sampai suara steven lah yang memecahkan keheningan.

" jess"

" hmmm" balas gue dengan bergumam.

" jess"

" hmmm" gue tetep bergumam tanpa mengalihkan pandangan gue dari makanan gue.

" liat ke aku bisa kali jess, apa bagus nya makanan itu sampai aku dicuekin gini" ucap steven lagi.

Dan mau nggak mau gue pun melihat kearah steven.

" jess, kamu mau kan jadi pacar aku?"
Pertanyaan steven membuat gue mematung seketika, apa? Pacarr?
Gue ngerasa ada yang menggenggam tangan gue, dan pas gue lihat ternyata itu tangannya steven.
Ya tuhan, jantung gue disco.

" jess, jawab dong. Kamu mau kan jadi pacar aku?" Tanya steven (lagi).

Terima atau nggak ya? Gue emang nyaman kalau didekat dia. Tapi gue takut, karena gue belum pernah pacaran sama sekali.

" jess, kok ngelamun sih?" Tanya steven sambil tersenyum.

" gimana? Mau nggak?"
" he'em" ucap gue disertai anggukan kepala.
Dan yang terjadi selanjutnya adalah steven yang berjalan kearah gue dan langsung memeluk gue.

" thanks" ucap steven.

---------------------
Steven POV

Setelah kejadian gue nembak si jesslyn dan berujung dengan tepuk tangan yang heboh dari pengunjung caffe. Dan disini lah gue sekarang. Lagi diperjalanan pulang kerumah jesslyn.

" udahan kali yanh blushingnya" goda gue ke jesslyn.
" apaan sih stev" ucapnya tambah merona.

Kalau lo dari awal manis aja jess, gue pasti nggak bakal jahat sampe ngebuat lo jadi bahan taruhan.
Gue takut sebenarnya, takut kalau apa yang gue rasain sekarang ini adalah cinta.
Gue jadi nggak tega buat ngelanjutin tuh taruhan, tapi kalau gue berenti. Tanggung juga. Dan takut dibilang banci. Bisa turun harga diri gue sebagai playboy.

Mobil yang gue kendarai memasuki halaman rumah jesslyn. Pas mobil gue udah berhenti. Gue liat jesslyn, kaya mau ngomong sesuatu ke gue.

" mau mampir dulu?" Tanya nya takut-takut.
Gue tersenyum dan menganggukkan kepala.

Gue liat jesslyn jalan mendahului gue, tapi gue kejer dia dan gue gangdeng tangannya.
Nyaman bangett.

Sampe di dalam rumah jesslyn minta izin buat ganti baju dan gue akhirnya nunggu jesslyn di ruang tamu.

Nggak beberapa lama, gue liat jesslyn turun dan udah ngganti bajunya. Dengan hotpants setengah paha dan kaos warna pink.
Dia langsung duduk di seberang gue.

" bang aldo dan bang aldi kemana yang? Kok sepi banget rumahnya?" Tanya gue.

" bang aldo ke kantor, bang aldi ngedate mungkin sama kak aline" jawabnya.
" duduknya jauh banget sih.duduk sini aja yang" ucap gue sambil menepuk-nepuk sofa yang kosong disebelah gue.
" nggak mau, kamu aja yang kesini" ucap jesslyn malu-malu.

Tanpa butuh waktu lama gue langsung berjalan dan duduk disamping jesslyn.

Vote dan koment ya..
~29-11-15~

perawan yang hilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang