don't leave me!

12K 372 10
                                    

Steven tidak bisa memejamkan matanya, padahal waktu sudah menunjukan pukul 02:23 a.m, fanca dan austine sudah terlelap di sofa rumah sakit, gerry dan vinno pun sudah pulang dari beberapa jam yang lalu.

Steven hanya memandang kosong kearah ranjang yang diatasnya terdapat tubuh jesslyn, steven berharap sang empunya mau membuka matanya. Namun hingga detik ini belum ada tanda-tanda bahwa jesslyn akan membuka matanya

" bangun yang, aku mohon bangun lah. Tidurnya jangan lama-lama, aku kangen kamu yang. Dan apa kamu nggak mau lihat anak kita yang, anak-anak kita lucu yang, please yang wake up for us" ucap steven pelan sambil menatap kearah jesslyn.

Steven memejamkan matanya, memaksakan dirinya untuk terlelap. Walau awalnya sulit, tapi pada akhirnya steven dapat terlelap dan pergi ke alam mimpi.

*******
Steven merasakan dirinya berada ditempat yang sangat indah, namun dia tidak tau bagaimana ia bisa sampai ketempat yang indah ini.

Steven melangkahkan kakinya untuk menyusuri tempat ini, steven takjub akan tempat ini. Tempat yang indah dan sejuk. Ditempat ini banyak ditumbuhi bung-bunga yang indah, dan pohon-pohon yang tumbuh menambah kesejukan ditempat ini. Banyak kupu-kupu berwarna-warni berterbangan, sangat cantik.

Sampai ia melihat ada sebuah bangku berwarna putih dibawah pohon, karena dia merasa sedikit lelah. Ia pun memutuskan untuk duduk dibangku tersebut,

" kak," panggil sebuah suara yang steven yakini sebagai suara jesslyn.

" kak stev," ucap suara itu lagi, steven yakin bahwa itu benar-benar suara milik jesslyn.

Steven menolehkan kepalanya kesana kemari untuk mencari sumber suara. Dan tanpa ia sadari di sebelah kirinya, ada jesslyn yang sedang duduk di atas ayunan. Yang entah sejak kapan ayunan itu ada disitu,

" apa ini hanya halusinasi ku saja? Bukankah tadi tidak ada ayunan disana? Lalu kenapa tiba-tiba disana ada ayunan, dan ditambah jesslyn ada disana" ucap steven kepada dirinya sendiri.

Steven bangun dari duduknya dan berniat untuk pergi meninggalkan tempat itu, namun baru beberapa langkah ia berjalan. Suara itu kembali terdengar,

" kak steven, kemana kau akan pergi?" Ucap suara itu, bahkan suara itu kini terdengar semakin dekat dan jelas.

Ketika steven membalikkan badannya alangkah terkejutnya steven melihat jesslyn berdiri dihadapannya.

" jesslyn" ucap steven tak percaya.

" iya kak. Aku jesslyn, aku rindu kakak" ucap jesslyn menatap lekat wajah steven.

Tanpa berfikir dua kali steven berjalan mendekat dan langsung membawa tubuh jesslyn kedalam dekapannya.

" kakak juga merindukanmu sayang" ucap steven masih memeluk jesslyn dan sesekali mencium puncak kepala jesslyn.

Setelah sekian lama mereka melepaskan rindu satu sama lain, steven melepaskan pelukannya dan menatap wajah jesslyn.

Wajah jesslyn yang biasanya terlihat cantik, dan bercahaya. Sekarang berubah menjadi putih pucat, steven jadi khawatir melihat wajah jesslyn yang pucat.

" mari kita pulang dari tempat ini yang, wajahmu pucat sekali. Kita harus ke dokter" ucap steven seraya menarik lembut tangan jesslyn. Namun jesslyn menahan tangan steven.

" tidak kak, aku kemari hanya untuk bertemu dengan kakak" ucap jesslyn dan secara perlahan melepaskan genggaman tangan steven ditangannya.

" apa maksudmu yang?" Tanya steven bingung.

" ini tempatku kak, aku akan tinggal disini. Aku kemari hanya untuk menemuimu untuk yang terakhir kalinya" ucap jesslyn sambil menatap wajah steven.

" apa yang kau katakan jesslyn? Kau akan pulang bersamaku, kau akan tinggal dan hidup bersamaku dan anak-anak kita. Kau tau, kau hebat dapat melahirkan anak-anak yang cantik dan tampan seperti stevy dan vano," ucap steven kembali menarik tangan jesslyn untuk ikut dengannya keluar dari tempat ini.

" tidak kak, aku lelah. Aku ingin beristirahat. Itu sudah kewajibanku sebagai seorang ibu kak, aku mohon jaga, sayangi dan rawatlah anak kita dengan sebaik mungkin. Aku yakin kakak bisa menjadi ayah yang baik untuk stevy dan vano" ucap jesslyn dan kembali melepaskan genggaman tangan steven ditangannya.

" tidak yang, aku tidak bisa mengurus mereka sendirian. Kita akan mengurus mereka sama-sama. Ayo jesslyn ikutlah denganku. Kita keluar dari tempat ini dan kita memulai merawat anak kita berdua. Kau mau kan?" Ucap steven dan lagi-lagi dijawab gelengan oleh jesslyn.

" aku tidak bisa kak. Maaf, sepertinya waktuku sudah habis. Selamat tinggal kak, jaga dirimu baik-baik. Kau bisa kembali dengan mengikuti cahaya yang terang itu" ucap jesslyn sambil menunjuk kearah cahaya yang sangat terang.

Steven mengikuti arah yang ditunjuk oleh jesslyn, steven dapat melihat disana ada cahaya yang sangat terang. Ketika steven kembali melihat kearah jesslyn, jesslyn tidak ada disana. Dia sudah pergi meninggalkan steven sendirian. Dengan menyeret kakinya steven berjalan kearah sinar itu.

******

'Tittttttttttttttttttttttttttttt'

" jesslyn ya tuhan, apa yang terjadi" ucap sebuah suara yang samar-samar masih dapat steven dengar.

" yang cepat panggil dokter.. cepat panggil dokter" ucap sebuah suara dengan nada yang sangat panik.

Dengan perlahan steven membuka matanya dan betapa terkejutnya dia melihat banyak suster dan dokter yang sedang berkumpul diranjang jesslyn dan disertai bunyi panjang.

" apa yang terjadi dengan istri saya?" Tanya steven kepada salah satu suster yang sedang melihat kearahnya.

"Sebaiknya anda tenangkan diri anda  tuan steven," ucap suster itu.

Steven melihat kearah dokter yang menangani jesslyn, dokter itu sedang memegang alat kejut jantung dan alat itu diarahkan ketubuh jesslyn.

Steven hanya bisa diam melihat itu semua, apa mimpi yang dialaminya berhubungan dengan kejadian ini.

Dokter yang menangani jesslyn melihat kearah steven kemudian berkata.

" maaf tuan steven. Kami sudah berusaha semaksinal kami, tapi tuhan berkehendak lain" ucap dokter itu.

" apa maksud dokter? Dokter pasti bohong? Istri saya pasti baik-baik saja. dokter bohong!" Ucap steven sedikit berteriak.

" anda harus iklas tuan steven, nona jesslyn sud-"

" TIDAK! ANDA BOHONG" ucap steven berteriak kemudian mencoba bangun dari tidurnya dan melepas selang infus yang tertancap ditangannya.

Dengan susah payah steven melangkahkan kakinya menuju kearah ranjang jesslyn.

Sesampainya disamping ranjang jesslyn, steven melihat tubuh jesslyn yang sudah tidak dipasangi selang infus dan alat-alat rumah sakit.
Dipandanginya wajah pucat jesslyn.

" yang bangun yang, BANGUN!!!!" teriak steven lalu tanpa disangka-sangka, tubuhnya ambruk disisi ranjang jesslyn karena dia terlalu shock.

Sementara itu fanca, austine, dokter dan suster bergegas mengangkat tubuh steven yang jatuh tersebut.

END

****************************
Tamat ya cerita ini..
Sebenernya masih pengen dilanjutin tapi takutnya para readersnya bosan,

Tapi tenang aja masih ada epilog kok.

Author minta maaf kalau selama penulisan cerita ini, author suka telat update atau jalan ceritanya nggak sesuai dengan apa yang kalian bayangkan tapi ini cerita author dan author yang jalanin cerita ini. Jadi terima aja ya.

Author juga mau berterimakasih kepada para readers yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini, sudah memberikan vote dan sudah memberikan komentar2 penyemangat untuk author.

Kita masih bisa ketemu di epilog atau dilapak author yang lain yang judulnya:

1.Valentine Accident
2.My True Love

Okey para readers, see you next time ya :)

perawan yang hilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang