ch 16

4.9K 346 3
                                    

Arinda

"Bu, Arin mau cari kostan aja sekitar sini..gak enak numpang disini terus udah 3 hari.."

Bu Lya menghentikan aktifitasnya yang sedang memotong buah.

"kamu mau cari kost dimana? kamu kan gak terlalu kenal daerah bogor."

"hmm.. ya paling sekitar sini aja bu.."

Bu Lya diam sejenak. entah apa yang akan dipikirkannya. sejujurnya aku hanya tidak ingin merepotkan keluarga ini terlalu jauh.

"coba kamu tunggu Atalya pulang, nanti dia yang anter cari kostan. jangankan cari kostan, cari kucing hilang aja dia jagonya."

Bu Lya tersenyum padaku dan mengangguk.

---

sudah seminggu sejak kepindahanku dari rumah besar keluarga Aruna. itu artinya sudah hampir 2 minggu Aruna pergi. Atalya kadang mampir ke kostku sesekali, cuma numpang pipis lah, atau sekedar numpang makan indomie rebus kalau lagi hujan. aku pun sudah mulai bekerja lagi di hotel Prima yang di bogor. kostanku letaknya hanya sekitar 1 km dari hotel sehingga pulang dan berangkat kerja aku hanya dengan berjalan kaki.

"Rin, sudah jam 8 malam, kamu boleh pulang duluan. kalau takut, bisa minta tolong pak Rojak untuk antar kamu. saya masih harus mengerjakan sesuatu." tiba-tiba Pak Ata menghampiri mejaku. Aku sebenarnya sudah cukup lelah, seharian mengatur rapat persiapan akhir tahun benar-benar menguras tenaga.

"baik Pak.. Arin pulang duluan.. terima kasih pak.."

setelah berpamitan aku bergegas pulang. belum terlalu malam untuk ukuran kota seramai bogor. kafe-kafe dan tempat wisata kuliner masih ramai dikunjungi. aku sangat menikmati kota ini. tidak terlalu padat dan serumit jakarta atau bandung. benar-benar kota yang nyaman untuk disinggahi.

setelah melewati jalan yang ramai dengan tempat kulinernya, mulai dari macaroni panggang, lasagna gulung,klaperrtart, dan aneka rumah makan lainnya, kostanku sudah setengah jalan. jalan taman surya kencana yang cukup gelap dan agak menyeramkan kalau malam, padahal kalau siang jalan ini ramai sekali dengan pedagang makanan. dari arah belakangku muncul sebuah mobil minibus hitam yang melaju amat pelan. awalnya aku sedikit ketakutan dan mempercepat langkahku, tapi tetap saja mobil itu sekarang ada di sebelahku. kaca depannya terbuka, dan keluarlah seorang ibu paruh baya menyapaku.

" neng, maaf neng... ibu mau tanya..."

akhirnya aku berhenti dan menghampiri mobil itu. mungkin cuma orang mau tanya alamat kali ya..

"iya bu.. ada yg bisa di bantu?"
tanyaku ramah

"ibu mau tanya, kalau lapangan sempur dimana ya neng?"

sedikit bingung aku akan menjawabnya, jujur saja aku tidak terlalu tahu daerah sini. tapi satu-satunya lapangan yang aku tahu hanya di dekat kebun raya bogor.

"hmmm... ibu kayaknya kelewat deh.. ibu coba puter balik aja... "

"apa neng? ibu gak kedengeran. neng ngomongnya deket sini atuh.. gak usah takut, ibu gak jahat koq.."

sedikit ragu akhirnya aku lebih mendekati mobil itu.

"ibu kayaknya kelewat, ibu puter balik aja. nanti lapangannya sebelah kiri. hmmmmppp!!!!"

pintu minibus itu tiba-tiba terbuka dan menyergapku dari belakang dan menutup mulutku dengan sapu tangan dengan bau menyengat. semuanya gelap..

------

Aruna

saat ini aku berada di sebuah panti rehabilitasi narkoba dan kejiwaan di sudut kota London. aku berpura-pura sebagai seorang mahasiswa yang sedang meneliti efektifitas rehabilitasi terhadap perkembangan sosial pecandu narkoba. dan saat ini aku diizinkan berada di perpustakaannya. rupanya panti ini juga menyediakan sekolah khusus agar para pecandu yang sedang direhab tidak ketinggalan kehidupan sekolahnya. dan setiap pecandu yang telah berhasil direhabilitasi akan memperoleh ijazah sesuai dengan sekolah yang ditempuhnya saat rehabilitasi.

aku tertarik ke arah sebuah rak buku setinggi 2 meter berisi buku wisuda per angkatan sejak tahun 1968.

"halo tuan, ada yang bisa saya bantu?" seorang bapak-bapak yang sudah cukup tua sepertinya penjaga perpustakaan menghampiriku.

"oya... saya dari indonesia pak.. saya sedang meneliti tentang perkembangan kehidupan sosial pasca rehabilitasi.. saya dengar disini banyak yang berhasil.."

"hmm.. dari Indonesia ya.. saya ingat disini juga pernah ada beberapa orang yang direhabilitasi berasal dari negerimu. kenalkan saya Tom. kamu?"

"saya Runa, tuan.."

"ayo ikut dengan saya. akan saya tunjukkan beberapa hal menarik di panti rehabilitasi ini."

Tom mengambil beberapa buku, lalu mengajakku duduk di sudut perpustakaan dengan meja besar brbahan kayu yang tampaknya juga sudah tua..

"aku sudah di panti ini sejak awal berdiri. dulu aku hanya seorang tukang sapu. aku bisa melihat banyak hal. sisi lain kehidupan yang terabaikan."

Tom mulai membuka-buka buku itu. aku sebenarnya ingin mencari tahu sendiri, tapi sepertinya Tom tahu banyak hal yang tidak tertuliskan. jadi kuputuskan untuk mendengarkan cerita Tom dengan seksama.

"dua tahun lalu aku menerima seorang pemuda dari negaramu dalam keadaan mengkhawatirkan. dia seorang dokter, tapi justru jiwanya sangatlah sakit...."

apa mungkin dia.....

ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang