ch 15

4.8K 344 1
                                    

Arinda

hampir pukul 1 malam kami tiba dirumah pak Ata di bogor. walau naik mobil mewah, perjalanan jauh itu selalu terasa capek. Bu Lya menyambut kedatangan kami. dia memang istri yang hebat, walau hampir dini hari, dia tetap membukakan pintu sendiri untuk suaminya, mencium punggung tangan suaminya, dan memeluknya. tak hanya itu, ternyata dia pun menyambutku dengan hangat.

"Nak Arin sementara istirahat dulu di kamar Aruna ya. soalnya kamar tamu belum sempat dirapikan. "
pelukan ramah Bu Lya membuatku merindukan  mama. pelukan hangat seorang ibu yang sudah lama tak kurasakan.

aku masuk ke sebuah kamar di lantai 2. kamar ini didominasi warna hitam dan putih. tidak banyak barang di ruangan ini. tidak ada satupun foto atau gambar di kamar ini. tapi justru karena itu aku malah jadi penasaran. tapi rasa penasaranku tidak cukup kuat dari pada rasa kantukku. langsung ku baringkan tubuhku di tempat tidur ukuran king ini. samar-samar aku mencium wangi tubuh aruna ditempat tidur ini. entah kenapa terasa begitu menenangkan bagiku, seolah-olah Aruna ada didekatku, melindungiku.

---

"Pagi Arin, gimana tidurnya, nyenyak?" tanya Bu Lya yang sedang sibuk di dapur saat aku menghampirinya.

" eh iya bu... nyenyak.." jawabku terbata-bata.

"kamu bisa masak Rin? sini bantuin ibu.."

aku membantu Bu Lya sebisanya, sejujurnya aku tidak bisa masak, cuma iris2 bawang aja aku kadang suka sedih.

"Rin, Aruna gak tau kamu lagi di sini. sejak kemarin lusa dia belum ngehubungin ibu.."
ujar bu Lya.

aku tak bicara apa-apa. hanya tersenyum menanggapinya. jujur saja, keberadaanku disini pun rasanya canggung, tapi aku percaya, mereka adalah orang-orang yang sangat baik.

---

Amalya

"yah,, kamu udah bilang sama Rizal tentang tunangannya Shalom?"
tanyaku setelah yakin Arin sudah kembali ke kamarnya.

"belum ma.. ayah masih berusaha mengumpulkan bukti.. keluarga Jovan ternyata bukan orang sembarangan. mereka benar-benar menghapus riwayat negatif hidup Jovan."

jika suamiku saja kesulitan mencari solusi ini, bisa jadi masalah Jovan dan Arinda bukanlah hal yang sepele.

"Aruna apa kabar, ma? apa dia cerita sesuatu tentang perjalanannya?"
tanya suamiku

"hmm gak sih pa.. terakhir cuma whatsapp doang, katanya baru nyampe di london, terus nginep di hotel. udah gitu doang. emang kenapa gitu yah?"
tanyaku balik

"sebenarnya Ayah juga mengirim 'seseorang' untuk mengawasi dan menjaga Aruna. Ayah gak mau kecolongan, bagaimanapun juga Aruna harus tetap dijaga."

aku hanya mengangguk mengiyakan.

"tapi sekarang Aruna baik-baik aja kan yah?" tanyaku diliputi rasa cemas.

"hahaha. anak itu baik-baik aja. kabar terakhir tadi sore anak itu cuma tidur makan doang di hotel. Ayah malah gak yakin dia mau tinggal di Inggris 2 tahun. paling lama 2 bulan dia pasti balik. dia cuma pengen liburan.. hahaha "

aku merasa tenang dengan jawaban suamiku. bagaimanapun juga, sepertinya masalah ini bukanlah masalah biasa. tapi aku yakin suamiku bisa menyelesaikannya.

----

Arinda

aku terkesiap mendengar pembicaraan orang tua Aruna. jujur saja aku tak bermaksud menguping, aku tak sengaja mendengarnya saat akan kembali lagi mengambil handphoneku yang ketinggalan. apa benar Jovan sudah menjadi ancaman yang begitu besar saat ini. pantas saja orang tua Aruna tidak membolehkanku mencari kostan dan bekerja dalam waktu dekat ini, bahkan mereka memintaku untuk mengganti semua nomor handphoneku.

aku tidak bisa diam begitu saja. aku tidak mungkin mengorbankan keluarga ini yang sudah begitu baik padaku. aku harus melakukan sesuatu!

----

Aruna
London, 3 a.m

sudah tiga hari aku disini. sebenarnya awalnya aku ingin liburan saja, sampai suatu waktu saat tiba di bandara Heathrow, aku secara tak sengaja mendengar seseorang dengan temannya berbicara di Toilet dalam bahasa inggris.

"kamu tau? kemarin aku melihat Jovan di kampus. dia tampak lebih terawat dibandingkan dulu saat kuliah. mungkin rehabilitasinya berhasil."

"iya. ku dengar dia sudah kembali ke negaranya dan jadi dokter. semoga saja dia tidak menyuntik mati pasiennya seperti dulu. hahaha!"

entah apakah Jovan yang mereka ceritakan adalah orang yang sama dengan yang aku pikirkan. rasa penasaran makin membuatku tak karuan. akhirnya selama beberapa hari ini aku mencoba mencari tahu riwayat Jovan di sini. dan aku yakin apapun informasi yang ku dapat itu sangatlah berguna.

ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang