ch 14

4.7K 349 2
                                    

"Tak ada yg bisa disesali dari sebuah kesalahan yang sudah lalu,,

jangan merajuk meminta Tuhan mengembalikan yang sudah hilang,,,

memohonlah pada Tuhan untuk memperbaiki masa yang akan datang.."

-Aruna-

Notes: Tunggu Aku !

------

Arinda

aku membaca sehelai kertas yang diselipkan dalam sebuah novel. novel yang diberikan Aruna melalui pak Ata.

"dia sangat mencintaimu Rin.."
pak Ata menepuk pundakku lalu berlalu kembali ke meja kerjanya. saat ini mungkin Aruna sudah tak lagi di Indonesia, hotel saat ini dipegang kembali oleh pak Ata.

benar apa kata pepatah, seseorang akan terasa begitu berarti saat dia telah hilang. suasana kantor begitu sepi tanpa ada Aruna.

hari ini aku putuskan pulang cepat, sambil berjalan ke arah lobby tiba-tiba ada yang menyapaku.

"Arinda!"

betapa terkejutnya aku saat menoleh ke sumber suara tadi, ada Jovan disitu. aku bergegas mempercepat langkahku ke arah pintu keluar, tapi begitu hendak menuruni tangga ke arah parkiran, Joe menarik lenganku.

"lepaskan Joe, jangan ganggu aku lagi. semuanya sudah selesai!" dengan setengah berbisik aq ingin skali berteriak, tp aku tidak ingin membuat keributan disini. apalagi saat itu di lobby lumayan sedang ramai dengan tamu hotel.

"kasih aku kesempatan, Rin..! aku sudah berusaha mencarimu selama ini!"
ujar Joe.

"nggak! kita udah selesai!"
jawabku tegas sambil berusaha melepaskan cengkeraman tangan Joe. bukannya semakin lemah, cengkeraman tangan joe malah semakin kuat. aku sangat ingin teriak, tapi aku tidak mau orang lain mendengarnya. tiba-tiba ada sebuah mobil sedan mercy hitam berhenti di depanku. kaca mobil itu tiba-tiba terbuka.

"Halo Jovan! bisa tolong lepaskan Arinda? Om ada perlu dengannya!"

seketika juga Joe melepaskan cengkeramannya ketika dia menyadari bahwa itu adalah pak Athala, om Shalom calon istrinya, juga merupakan ayahnya Aruna.

aku bergegas lari ke arah mobil pak Ata yang sudah dibukakan pintunya untukku. dari dalam mobil aq sekali saja menengok ke arah Joe. rupanya dia masih terkejut melihat kedatangan pak Ata.

"kamu baik-baik aja Rin?" tanya pak Ata yang ada dikursi penumpang sebelah sopir.

"ba-baik pak. terima kasih." jawabku ragu.

"kamu gak bakal aman tinggal di Bandung Rin.."

aku sedikit terkejut dengan pernyataan pak Ata.

"percaya sama Om,, kedatangan Jovan tadi bukan jadi yang terakhir.."

"hmm.. bagaimana pak Ata bisa tahu?"
tanyaku semakin ragu.

"panggil Om aja kalau lagi gak dikantor. saya sudah bicarakan dengan Aruna dan mamanya. kamu lebih baik pindah ke hotel yang di Bogor."

aku terdiam mendengar perkataan pak Ata. aku juga yakin bahwa Joe tidak akan menyerah menggangguku.

"tapi saya tidak punya rumah/kenalan di bogor.tidak mungkin mendadak kan pak pindahan luar kota pula."

"tidak ada yang tidak mungkin. sementara kamu mencari kost atau kontrakan, kamu bisa tinggal di rumah kami. mama Aruna akan dengan senang hati menerima kamu."
jelas pak Ata.

"tapi kenapa anda dan keluarga mau repot2 membantu saya?"
tanyaku sungkan

"Aruna yang menitipkan kamu pada saya dan mamanya. sudah, kamu tenang aja. pak rojak akan mengantar ke rumahmu sekarang, lalu siapkan baju seperlunya saja.saya tunggu di resto depan. kita berangkat malam ini juga."

aku hanya bisa mengangguk. sepertinya ada yang disembunyikan pak Ata, sampai2 dia menanggapi kejadian Joe tadi sebagai sesuatu yang berbahaya. atau memang benar2 akan ada sesuatu yang berbahaya di balik kejadian tadi?

ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang