A w a l

31.1K 2.1K 47
                                    

P r o l o g


Hara menguncir rambutnya yang terurai panjang sedari tadi. Pandangannya beralih menatap dirinya pada cermin kamar mandi.

Kini tubuhnya sudah tertutup rapi dengan pakaian tidur berwarna biru muda. Pandangannya kembali beralih ke arah wajahnya yang semakin pucat. Entah sudah berapa hari ia merasa tubuhnya semakin lemas. Padahal ia sudah berusaha untuk tetap makan, walaupun hanya sedikit. Atau mungkin, ini karena ia terlalu banyak pikiran?

Ya, pikiran. Pikiran mengenai tanggal tiga puluh satu januari yang kini tinggal menghitung hari lagi, dan akan ia lalui.

Dengan cepat, tangannya langsung mengusap wajahnya pelan, lalu keluar kamar mandi tersebut.

Dirinya sempat terkejut saat mendapati seorang lelaki tengah duduk santai di sofa kamar inapnya ini.

Lelaki itu mengenakan jaket favoritnya, karena berwarna abu-abu. Itu lah warna kesukaannya.

Senyumnya tidak dapat ia tahan saat melihat lelaki itu nyatanya tengah tertidur. Mau tidak mau, ia mendekati lelaki itu.

Perlahan, ia menghentakkan dirinya di sofa tersebut, tepat di sebelah lelaki itu. Ia meraih tangannya yang terbuka lebar di atas pahanya dengan tangan miliknya yang bebas dari infus.

Ia menghela nafasnya dalam-dalam. Lalu, berkata setengah berbisik. "Apa kabar Hugo?" ujarnya.

Namun, Lagi-lagi ia terkejut saat tangan Hugo mencengkram tangannya juga. Lalu disusul dengan kedua kelopak matanya yang terbuka dan segera menatap dirinya.

"Apa kabar Hara?" Suaranya sangat membuat Hara ingin memeluknya saat ini juga.

Banyak yang tersembunyi, banyak yang ingin dikatakan, banyak hal yang belum terungkap, namun tidak banyak waktu untuk mewujudkan semuanya.

Namun, yang dilakukan Hara hanya menjatuhkan kepalanya lalu menyenderkannya ke pundak Hugo. Sekuat mungkin, ia menahan isak tangisnya agar tidak keluar saat ini juga.

Satu hal yang diinginkan Hara, ia dapat melihat cerahnya mentari melalu celah jendela, pada tanggal satu februari nanti.

Dan satu lagi, ia harap keinginannya sama dengan Hugo saat ini.

Dia Hugo, Hugo Mahendra.
Semuanya terasa sangat sebentar.

a/n

Prolognya ini buat hholocene yg h-2 ultah yey! Jangan lupa check worknya dia ya guys!

Tunggu kelanjutannya ya!

Vomments kalau sukaa!
Makasiih!

[1] HugoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang