Hari demi hari berlalu. Kini Bella sudah menyadari bahwa dia bukan manusia lagi. Tapi dia tidak tau makhluk jenis apa dirinya sekarang. kalau vampire itu tidak mungkin karna dia tidak meminum darah. Dia juga masih merasakan detak jantungnya, Walaupun jantung itu berdetak 2 kali dalam 1 jam saja. Itu bukan detak jantung manusia normal kan? Tapi walau begitu dia sadar, Selain jantung semua organ tubuhnya sudah mati. Dia tidak memiliki darah lagi, dia juga tidak memiliki paru paru yang berfungsi untuk bernafas. Dirinya sekarang bisa di katatakan sebagai mayat hidup.
Tok...tok..tok..
Suara pintu itu membuatnya hampir gila. Farhel slalu mengetok pintu setiap 30 menit sekali dalam 1 hari. Kalau bukan pintu yang dia ketok pasti jendela yang ia lempari pakai batu-batu kecil. Farhel slalu berteriak agar Bella mau keluar dan makan bersama dengannya.
"Bella. Ayolah makan. Aku hampir gila memikirkanmu. Sudah 2 minggu aku tidak melihatmu makan. Makanlah bersamaku kalau tidak aku tidak akan mau makan. Tapi Aku sudah lapar." Teriak farhel dari luar jendela.
Akhirnya Bella merasa kasihan pada Farhel yang mengatakan bahwa dia belum makan. Bella tau bahwa Farhel tidak sedang bercanda saat mengatakan bahwa dia tidak ingin makan padahal dirinya sudah lapar.
Dengan wajah kesal Bella membuka pintu jendela, "masuklah. Aku akan menemanimu makan." ucapnya. Dia melihat Farhel langsung pergi dengan cepat untuk masuk dari pintu depan. "Si bodoh itu, aku sengaja membukakan jendela untuknya masuk, tapi dia malah lari kesetanan menuju pintu depan." Bella menggeleng tak percaya.
Setelah mengunci jendela lagi, dia berjalan untuk keluar kamar. Dia membuka pintu dan langsung mendapati wajah Farhel. Melihat wajah Farhel dari sedekat ini membuat tubuhnya terasa sakit lagi. Inilah penyebab kenapa dia tidak mau bertemu dengan farhel hari- hari ini. Tapi melihat keadaan pria yang dulu sampai sekarang masih ia cintai sangat kacau mana mungkin dia tega membiarkannya begitu saja.
Zio lagi pergi keluar Negeri dengan teman-temannya, sedangkan tentenya belum pulang dari urusan pekerjaan, jadi hanya tinggal mereka berdua dirumah tidak termasuk 4 asisten rumah tangga. Farhel berbeda dengan Zio. Apapun yang terjadi, mau itu tsunami,gempa bumi, kebakaran, atau dapat tiket gratis nonton bola ke luar Negeri, Farhel tidak akan pernah pergi kalau Bella tidak ikut bersamanya. percayalah.
Mereka hanya membisu setelah duduk berhadapan di meja makan. Farhel hendak menyuapkan sesendok nasi kemulutnya tapi terhenti ketika Dia melihat Bella tak menaruh apapun dipiringnya. "Bell, kenapa...." ucapan Farhel gantung ketika gadis itu langsung menjawab, "Sudahlah simpan saja pertanyaanmu itu." Katanya ketus.
"Dimana?" Farhel menjawab dengan santai. Seolah pertanyaannya itu mempunyai jawaban.
Bella mengernyit bingung tak mengerti, "Apanya?"
"Kau tadi menyuruhku menyimpan pertanyaanku. Dimana aku harus menyimpannya?"
Bella mendengus, lagi-lagi cowok didepannya itu membicarakan hal-hal yang tidak penting dan malah menambah dirinya kesal, "Di kantong." Kata Bella asal.
"Sudah penuh, Ada dompet dan Hp." Ucap Farhel menatap Bella dengan tatapannya yang masih sama seperti dulu, tatapan yang masih penuh cinta dan sayang. Tampak jelas di mata itu ada kilatan canda untuk membuat gadis didepannya merasa kesal.
"Di kulkas." Bella sedikit gugup. Dia memang selalu gugup melihat mata itu. Mata abu-abu yang sama deperti miliknya.
"Sudah penuh juga. Ada daging, sayuran, ikan, susu, dan buah. kemarin bik Surti baru belanja jadinya penuh."
"Lemari." Bella mulai kesal. Lelaki didepannya ini memang sengaja membuatnya mengeluarkan banyak kata.
"Yahhh, uda penuh juga. Kemarin aku baru belanja baju jadi tidak muat lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDI PERAK
FantasyBila saja mataku tidak melihatmu waktu itu, pasti kisah cintaku dengan sepupuku tak akan pernah berakhir. Bila saja aku tidak menciummu waktu itu, pasti cerita pahit tentang kita tak akan pernah terjadi. Bila saja kau jujur padaku, pasti cerita pa...