part 8

23.1K 1.4K 24
                                    

Berhubung hari ini, hari minggu. Taman hiburan Rondernpark sangat ramai pengunjung. Bahkan Rayyen sempat bergidik ngeri mendengar suara teriakkan pengunjung yang menaiki wahana pemicu cepat mati. Cowok itu juga berkali-kali mengumpat kesal saat Bella menariknya kesana kemari sesuka hati.

"Bisakah kau tidak memegangi lengan bajuku? Kau bisa membuatnya molor karena kau tarik-tarik." ucap Rayyen kesal. Dia memakai baju kaos lengan panjang berwarna abu-abu dan celana panjang jeans hitam.

Gadis itu nyengir, kemudian melepaskan pegangannya dari lengan baju Rayyen, "Lalu aku harus memegangmu dimana?"

"Jangan pegang aku saja."

"Kalau kita terpisah gimana?"

"Kau bisa pulang sendiri. Bukan bayi, kan?"

Bella menggeleng, kemudian dia menggenggam tangan cowok itu tanpa pamit. Dengan gerakan cepat dan tidak memperdulikan umpatan Rayyen, dia menarik tangan cowok itu sesuka hatinya lagi.

Mereka berhenti di toko balon. Bella membeli dua balon berwarna merah yang sedari tadi membuatnya menggigil ingin membeli. Tadi dia melihat balon-balon itu dari jauh, dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Rayyen mencibir halus ketika melihat gadis itu seperti bocah yang berbinar ketika melihat mainan baru, bahka dia mengumpat kesal saat melihat pengunjung disekeliling malah memperhatikan mereka berdua.

"Sebenarnya kau mau kemana,sih?" Tanya Rayyen. Dia mulai tak nyaman atas tatapan-tatapan itu. Mereka menatapnya seperti melihat emas di jalan.

"Mau kerumah hantu." Jawab Bella santai.

"Ngapain ke rumah hantu? kau saja lebih seram dari hantu."

Bella yang mendengar itu langsung menoleh kesal kearahnya, "kau ini. Dengarkan, dan ikuti saja. jangan banyak komentar."

Gadis itu menarik Rayyen pergi ke rumah hantu yang letaknya berada di ujung taman hiburan. Sepertinya memang sengaja di asingkan. Bella membeli tiket, menitipkan dua balonnya, dan kemudian menarik paksa Rayyen untuk masuk bersamanya.

Mereka melewati lorong-lorong gelap yang penuh dengan aneka ragam boneka seram yang terpajang. Musik yang sengaja di buat seram menambahkan kesan yang sangat menakutkan. Pancaran lampu merah sana-sini membuat kesan menakutkan itu menjadi plus.

Tiba-tiba....

"Huwaaaaa!!" Kata hantu yang berpenampilan dengan tubuh banyak darah dan mata tercungkil parah. Dia menakuti Bella dengan cara muncul tiba-tiba dari lubang di dinding.

Bella sempat kaget, nyaris ia menampar hantu itu. Bukan karna takut, tapi suara hantu itu hampir membuat telinganya jatuh, "Hey, kau pikir aku takut?" Ucapnya, kemudian menoyor bahu hantu itu supaya menjauh darinya.

Setelah hantu itu menyingkir, dia mengajak Rayyen berjalan lagi. Hingga ketika sampai di ujung lorong, Rayyen menggeleng tak percaya ketika melihat gadis itu tertawa terbahak-bahak karena melihat hantu anak kecil yang berpakaian lucu ala cina. Gadis itu menyempatkan diri untuk mencubit pipi hantu anak kecil itu dengan gemas.

"Gadis gila. Kenapa kau malah tertawa? Bahkan anak kecil itu membuatku jijik karna dandanannya." Kata Rayyen.

"Dia lucu, Rayyen." Balas Bella. Bahkan anak kecil yang berperan jadi hantu itu menggaruk kepalanya, terheran karena baru ini ada perempuan yang tidak berteriak melihatnya.

Setelah gadis itu puas dengan hantu anak cina, dia berjalan lagi ke lorong berikutnya dengan Rayyen yang hanya mengekori tanpa minat di belakang. Berkali-kali Rayyen mendengus melihat gadis itu. Bukannya takut, Bella malah tertawa melihat setan-setan yang berusaha membuatnya takut. Bahkan dengan konyolnya dia minta kenalan dengan salah satu hantu laki-laki yang masih muda dan terlihat tampan di balik dandannya yang enggak iya banget menurut Rayyen.

SANDI PERAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang