Attention: Part 11 ada cerita 18+ nya. Kalau tidak mau baca, berhenti membaca saat Thomas mengantar Lily pergi dari rumah sakit.
------------
Aku kembali siang itu juga ke Apartement ku. Aku juga sempat teringat bahwa hari ini aku harus turun ke lintasan balap. Mau tidak mau aku harus tetap membayar hutangku pada Charlotte agar Chloe dibebaskan —kuharap—
Tapi tunggu—mengapa Thomas tidak pulang? Ku kira ia pulang kerumahnya yang besar dan megah itu.
Aku naik dengan lift dan berjalan menuju Apartement kecil nan kumuh ku itu. Aku membuka pintu dan melihat sosok Thomas yang sedang mengangkat telpon di ujung pintu.
"Sudah ku bilang! Hapus semua berita agar tidak tersebar kemana-mana, Jack. Kau paham kan bahasa ku? Apa bahasa ku kurang dimengerti?!...Aku mengharapkan kerja mu bagus, Jack... Ya—ku harap begitu!" Tutup Thomas pada ponselnya itu. Ia membanting hebat ke soffa didepannya itu. Lagi-lagi ia tidak menyadari keberadaan ku diambang pintu.
Aku mencoba untuk tidak penasaran akan hal ini. Aku hanya masuk dan berjalan menuju dapur. Aku memberikan minum pada Thomas, setidaknya ini meredamkan amarah Thomas pada temannya di telpon tadi.
"Bagaimana kabar tanganmu, Thom?" Ucapku bosa basi dan memberikan gelas berisi air dingin itu. Ia tersenyum kecut kepadaku. Namun telponnya berdering hebat lagi. Ia buru-buru mengangkatnya, dan menghindariku.
Aku hanya berdiam diruang tamu sambil merapihkan rumahku yang semakin hari tidak terawat ini. Aku mendengar percakapan Thomas didalam kamar Chloe itu.
"Kepolisian bilang bahwa itu memang hanyut, sejak saat itu semua turis enggan untuk mendatangi wisata karena takut itu terulang lagi. Semuanya turun menjadi—tunggu, apa? Tidak—aku bisa menyelesaikan nya dan menaikan rating wisata ini diatas lagi. Aku pastikan itu...... Ya, aku mengerti Mark. Aku sudah berusaha sekuat tenaga dan memilih pengamanan dengan sangat ketat... ya, aku juga berharap begitu..... kau percayakan saja padaku... ya, sampai jumpa." Bincang Thomas didalam sana yang membuatku merasa mati penasaran olehnya. Aku berlari menghindari pintu kamar Chloe agar tidak terlalu terlihat menguping nya itu.
Kami tenggelam dalam kediaman beberapa menit. Aku melihat wajah Thomas kecut dan muram.
"Thom, kau ada apa?" Hingga akhirnya aku memberanikan diri bertanya pada Thomas. Thomas hanya menundukan kepalanya itu dan menarik nafas panjang. Aku meletakan lap pembersih meja ku dan aku berjalan mendekati Thomas. Aku duduk disamping Thomas.
Thomas hanya melirik ku sebentar. Aku terdiam lagi, mungkin karena Thomas benar-benar tidak mau membertahu ku apa yang sedang mengganggu otaknya itu?
Aku menyenderkan tubuhku itu kebelakang soffa. "Tadi aku bertemu Halsey. Dan ia sedikit memperingatiku." Ucapku yang menyimpangkan topik itu.
"Halsey bilang bahwa aku harus menjauhkan adik ku dari sipenipu itu." Ucapku lagi hingga Thomas menengokan kepalanya itu padaku.
"Dan aku sedikit terkejut—saat Halsey bilang bahwa temanku, Michael itu meninggal duni—" Seketika mata Thomas membelalak lebar dan memotong kataku barusan.
"Apa? Tadi siapa nama yang kau sebut?" Ia menyipitkan matanya itu dan mengerutkan keningnya itu.
"Michael..." Thomas terenung kembali. "Siapa nama panjangnya?!" Desak Thomas.
"Michael Clifford?" Aku mengerutkan keningku heran. Ada apa dengan Michael? Apa Thomas mengenalnya? Thomas terenung kembali sambil berfikir, entah apa yang ia fikirkan itu.
"Ia mengapa bisa meninggal?!" Desak Thomas lagi.
"A-Aku tidak tau pasti... Yang jelas—aku hanya tau bahwa itu berhubungan dengan Charlotte." Ucapku sambil menelan ludah dengan susah. Sialan, ada apa sih?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us // Thomas Brodie. Sangster
Romance"The power of love." "For the first time i saw her, i was totally madly in love with her." -Jhon Green's books. But i really sure, this is not only Fiction. Untill one day I realized, a figure that had been there before, is my true love. And i feel...