Chapter 24

1K 75 4
                                    

Aku bangun dan langsung diletakan di kursi roda. Hari ini aku akan dioperasi pembuangan janin gagal itu. Pintu terbuka secara tiba-tiba. Aku melihat sosok Shawn yang berjalan memasuki ruanganku itu. Shawn menatap suster sebentar seperti ingin berbicara berdua denganku.

Kedua suster itu pergi, dan menutup pintu ruanganku ini. Shawn berjalan menatapku seperti khawatir dan takut. Shawn berlutut didepan kursi rodaku. Ia menghela nafas sebentar sebelum mengangkat bicara.

"Apa kau membaik?" Kata Shawn yang menatap manik mataku. Begitupun aku juga yang menatap manik mata Shawn balik. Shawn menaikan tangannya itu dan mengambil tanganku dengan lembut. Ia menggandeng tanganku dan berkata, "Bolehkah aku memperbaiki semuanya?" Katanya yang menatapku seperti suaranya bergetar.

Aku terdiam seribu bahasa dan seketika para suster mengetuk ruanganku. "Mrs. Lily, apa kau siap?" Kata Suster yang berambut pirang itu. Shawn menoleh kearah Suster dan bangun dihadapanku. Shawn berjalan ke belakangku dan mulai mendorong kursi rodaku keruangan Operasi.

Aku melihat semua keluarga Shawn dan keluargaku berkumpul didepan ruang operasi dan menatapku yang berjalan masuk keruangan itu. Aku masuk dan Shawn segera menggendongku ke ranjang pasien itu. Shawn keluar, dan seketika suster berkata, "Apa ada suaminya? Tolong temani." dari balik pintu.

Shawn masuk lagi dan berdiri tepat disampingku. Aku terenung sebentar melihat wajah Shawn yang begitu khawatir terhadapku.

Apa separah itukah diriku? Shawn sangat amat sangat mencintaiku tetapi aku selalu tidak memberikan kesempatan untuknya menggantikan posisi Thomas didalam lubuk hatiku.

Shawn melirik ku sebentar, dan Dokter perempuan itu mulai mengintrupsi ku agar aku membuka kaki ku lebar-lebar. Muka ku merengut saat merasakan lobang kewanitaanku seperti diganjal alat agar terbuka lebar. Sakit, sangat sakit. Aku mengerang kesakitan dan kini aku merasakan ada suatu alat yang masuk kedalam kewanitaanku. Aku mencengkram keras bantal yang ada dikepalaku itu dan mengerang kesakitan. Aku melirik Shawn sebentar dengan muka kesakitanku. Shawn buru-buru mendekat dan Shawn menyelingkan jari-jemarinya itu ketanganku. Ya, Shawn menggandengku dan aku mencengkram keras tangan Shawn saat aku merasakan sakit itu. Namun seketika aku merasakan ada yang lewat dari kewanitaanku. Ya, kini Janin itu sudah keluar dan aku menatap janin tidak berdosa itu yang masih terbungkus dengan air ketubannya. Sial, hatiku nyeri sekarang. Aku menangis dari ekor mataku melihat mahluk yang akan turun kebumi itu, aku bunuh dengan kecerobohanku.

Dokter mulai melepaskan alat-alatnya itu dari kepunyaanku. Dokter mulai merapihkan alat-alatnya itu sedangkan aku memejamkan mataku, hingga aku tertidur lelap.

*

Aku membuka mata, dan aku merasakan seseorang yang menggenggam tanganku erat. Aku melirik Shawn yang menatapku tidak berkedip itu. "Feel better?" Kata Shawn.

Aku mendehem iya dan mengangguk pada Shawn walaupun aku masih merasa perih dan nyeri dibawah sana. Namun tangan Shawn menjalar mengambil tanganku itu. Ia menatapku pasrah dan berkata, "Maafkan aku karena terlalu egois selama ini." Katanya dan ia mengusap keningku dengan tangan satunya. Aku hanya diam dan menatap Shawn walaupun sebenarnya banyak yang ingin ku bicarakan dengan Shawn.

Shawn mendengus pasrah, dan seketika tangannya melepaskan sesuatu dari jariku. Ya, cincin nikahku. "Tidak seharusnya aku melakukan ini padamu, Lily." Katanya sambil melepaskan cincin itu. Aku hanya diam menga-nga tidak mengerti maksudnya apa.

"Shawn, aku—"

"Mulai sekarang, jangan korbankan dirimu lagi, Lily" Kata Shawn dan menggenggam cincin itu ditangannya. Sial, mengapa aku sekarang merasa bersalah! Hatiku nyeri melihat wajah Shawn saat itu juga.

Between Us // Thomas Brodie. SangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang