Chapter 14

1.1K 77 2
                                    

Semalaman aku benar-benar terjaga tidak bisa tidur dan tidak bisa makan. Terbayang dipikiranku sebuah pesawat meledak diudara. Aku tidak menyangka bahwa Charlotte benar-benar sebajingan ini. Seharusnya dari awal, aku mendengarkan kata orang agar tidak mencari gara-gara dengan Charlotte. Awalnya saat aku mengenal Charlotte aku pikir itu tidak akan masalah jika aku benar-benar menepati janjiku untuk membayar hutang ku itu. Tapi, semakin kesini aku benar-benar tersadar bahwa Charlotte bukanlah orang biasa. Aku juga baru tau bahwa Charlotte keturunan dari pengusaha terkaya di Inggris ini.



Paginya aku terbangun dikasur ku. Aku membuka mata dan menyadari, siapa yang memindahkan ku kekasur? Apa itu Thomas? Aku harap begitu.

Aku membangunkan diriku dari kasur dan mencoba keluar dari kamarku itu. Namun sangat disayang tidak seperti yang diharapkan. Itu bukan Thomas, melainkan itu adalah Shawn. Tapi tunggu, ada apa Shawn disini? Apa ia yang menggendong ku ke kamar? Karena setauku, tadi malam aku masih disoffa dan tidak beranjak sama sekali kekamar.

"Shawn?" Kata ku yang sudah berdiri diambang pintu. Ia memutar tubuhnya itu menghadapku sambil memberikan ku sebuah roti yang berisi Slai Kacang itu. Ia menyengir kuda lagi dan lagi. Aku hanya membalasnya dengan tersenyum kecut padanya. "Apa yang kau lakukan diApartement ku sepagi ini?" Aku meraih roti itu dan duduk dimeja makan ku yang pas untuk 4 orang itu.

Shawn duduk dihadapanku dan tersenyum lembut padaku. "Aku hanya khawatir pada keadaanmu." Balasnya. Aku hanya diam dan memakan roti dengan lamban dan tidak berkutip sama sekali. Namun seketika aku melihat cengiran Shawn itu berubah menjadi kecut saat ia bilang, "Apa kau melihat berita pagi ini?"

Aku terdiam sejenak. Sejurus kemudian jantung ku langsung berdetak saat Shawn mengingatkan ku pada kabar berita. "A-Aku.." Kata Shawn yang menatap ke wajah ku itu dengan cermat. Ia mengambil ponselnya itu dan mengetik sesuatu. Namun ia memberikan ponsel itu kepadaku. Aku melihat jelas bahwa Shawn membuka sebuah web berita. Aku melihat gambar serpihan pesawat dipermukaan laut.

Roti yang ku pegang itu langsung terjatuh, pikiran ku langsung kacau saat melihat serpihan pesawat itu. Aku menatap kembali wajah Shawn dengan mata yang membinar-binar. "A-Apa itu Cardiff?" Kataku. Shawn terdiam yang menatapku aneh. Itu artinya iya. Aku terdiam dengan membayangkan sebuah pesawat meledak di otakku. Brengsek, terbayang lagi wajah Thomas di otak ku. Namun aku merasakan, bahwa air mataku sudah turun deras ke pipiku.

"K-Kau pasti bohong, Shawn?" Kataku dan menatap Shawn dengan perasaan yang kacau. Aku langsung bangun dari kursi dan menatap wajah Shawn dalam-dalam berharap ia akan berkata bahwa ia berbohong. Namun tidak, ia malah ikut berdiri dan mengajak ku ke kantor pusat informasi penumpang penerbangan yang menuju Cardiff itu.

Shawn membawa motornya itu, kini aku yang berada dibelakang Shawn dengan kecepatan motor yang diatas rata-rata itu aku memikirkan apa Thomas sudah mati? Tidak, tidak. Aku harus memastikannya. Namun, bagaimana bahwa Thomas adalah salah satu penumpang pesawat itu? Sialan, air mataku mengucur lagi.

Kami berhenti dikantor pusat informasi. Shawn turun dan aku mengikuti Shawn dari belakang. Aku masuk dan melihat beberapa ibu-ibu dan para istri dan anak yang menangis. Kaki ku gemetar sekarang. Kami terhenti sejenak melihat keadaan dalam kantor yang dipenuhi tangisan itu. Rasanya seperti ingin jatuh dan berteriak bahwa itu perbuatan Charlotte.

"Lily?" Ucap Shawn yang sudah berada 5 langkah didepan ku dan sedang berdiri menghadapku. Aku langsung menampar diriku kedunia nyata. Aku merasakan bahwa kantung mataku sudah siap untuk meledak deras.

Shawn membawa ku ke kantor pengaduan. "Apa ada kabar tentang orang yang bernama Thomas?" Kata Shawn pada petugas yang sedang menjalani tugas dan tanggung jawabnya itu.

Between Us // Thomas Brodie. SangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang