Best Planning!

29.2K 2K 40
                                    

a/n: maaf yah temen-temen atas notifnya, bab ini aku repost soalnya nggak tau kenapa postingan kemarin lenyap dengan sendirinya. aku juga gak bakal tau kalo seandainya nggak ada yang nanya di wall (lap ingus di baju Ery) :'(

***Happy Reading ***

Sial! sial! Sial! Lerry mengumpat kesal. Gara-gara peraturan bodoh, ia jadi begini sengsaranya. "Bagaimana? Kau sudah mendapatkan yang pas?" Bunda Chika memulai interogasinya.

Ugh, rasanya rendang sapi buatan Bundanya yang begitu lezat berubah jadi hambar, sekarang. Tepatnya setelah pertanyaan terkutuk itu keluar dari mulut manis sang Bunda tercinta.

Peraturan yang baru saja di sah kan oleh pemerintah Thailand 2 hari lalu membuat Ery benar-benar meradang. Belum beredar luas memang, hanya kalangan tertentu saja yang diberitahu lebih awal mengenai peraturan terbaru itu.

"Ery tidak yakin, Bund." Jawabnya enggan.

Dan benar saja, dua orang di depannya kini lekas menghentikan ritual makan mereka. Bahkan Ayah Emo sampai rela menelantarkan gulai ikan mas kesukaannya.

"Kau harus mencarinya sebelum akhir Desember atau kau akan dideportasi ke Indonesia, sayang." Sang Bunda kembali mengingatkan detail peraturannya.

Brengsek! Demi apa, rasanya Ery ingin sekali mendatangi pihak mentri perhubungan bilateral Indo-Thai untuk memprotes peraturan konyol ini!

"Aku masih belum siap menikah muda," rengeknya seperti Keylo tiap kali mendapat gencatan.

Demon mengangguk setuju, memang sangat sulit menjalani suatu hubungan tanpa dasar cinta, terlebih lagi dengan umur yang masih begitu muda. Seperti rumah tangganya dulu dengan Chika, penuh rintangan dan rasa diema yang mendalam tentang perasaannya sendiri terhadap istri mungil itu.

"Kalau begitu kau bisa pergi ke London, ikut Dad'mu. Di sana tidak ada peraturan yang menekan suatu pernikahan." Demon memberikan jalan keluar pada anaknya.

Apaaaa??? Gila! Tak menyangka kalau Ayah Emo akan memberikan ide mengerikan, hidup dengan seseorang yang bahkan tak pernah mengharapkan kelahirannya? Sosok dingin nan kaku itu? Hahaha Ayah Emo pasti sedang bercanda!

"Tidak, aku tak mau pergi ke London. Pokoknya akhir bulan ini, tak perlu sampai menunggu akhir Desember, aku akan segera menemukan calon yang kalian harapkan." Ujar Ery dengan penuh kemantapan dalam setiap katanya.

Chika menggeleng tak setuju, "Ery, dengarkan Bunda. Kau tak perlu mencari perempuan yang memenuhi kriteria kami, karena pasti tidak akan pernah ada batasnya untuk memuaskan keinginan kami.

-Asalkan kau bahagia, asalkan perempuan itu mencintaimu dan dapat mengurusmu dengan baik. Entah dia dari kalangan bawah sekalipun, siapa orang tuanya, apa pekerjaanya, atau bahkan mengenai pendidikannya sekalipun, Bunda tidak akan mempermasalahkannya."

Benarkah? Benarkah Bundanya tidak akan mempermasalahkan status sosial bagi calonnya nanti? Kalau begitu, sepertinya Ery memiliki satu.

"Kalau Ayah? Apa Ayah punya kriteria sendiri untuk calon menantu Ayah nanti?" Ery melirik sang Ayah tak yakin.

Sial! Ayahnya baru saja menyeringai, ini pasti tidak akan berjalan dengan bagus.

"Tak terlalu ribet, cukup sopan, pandai memasak, bisa jadi menantu yang baik untuk kami dan tentu saja baik untukmu, itu sudah sangat cukup."

Shit, entah kenapa Ery jadi sialan leganya setelah mendengar kriteria menantu versi ayahnya tadi. Ery mengambil air mineral di samping piringnya, kemudian ditenggaknya hingga tandas. Setelah itu ia beranjak dari duduknya, berpamitan pada sang Ayah dan Bundanya.

T'amoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang