Drunk!!

24.5K 1.9K 43
                                    

Warning : Cerita abal, mainstream, pasaran, ada juga yang bilang kayak sinetron, banyak typo. So, if you don't like, don't read. No Flame, no bullying, no blame, give a good respect for me :)

*** Happy Reading ***

Terjadi kerusuhan di depan gedung kementrian kependudukan dan catatan sipil. Sebagian besar pendemo terdiri dari laki-laki dan perempuan yang diperkirakan menginjak umur 24 tahun ke atas. Diduga kerusuhan ini karena peraturan baru yang telah disahkan oleh Ditjen dan disebar luas kemarin sore.

Bla bla bla... Zea mematikan Tv di depannya, mengerang kesal karena peraturan gila itu memang benar-benar ada dan bukan hanya tipuan seorang Lerry belaka. Sial, apa yang harus ia lakukan sekarang? Berburu pria lajang eh?

"Pagi, baby Zee..." tak perlu bertanya siapa yang baru saja menyapa dan kini duduk di sampingnya, menyalakan kembali Tv yang baru saja dimatikan oleh Zea, "Aw, beritanya sudah menyebar ternyata, hahaha lihat, kau tidak ingin bergabung dengan mereka? Demo di depan gedung kementrian?"

Lerry menaikkan satu alisnya, heran dengan sifat pendiam koala imutnya pagi ini, sangat tidak biasa. "Jangan terlalu frustasi, kau sudah mengantongi namaku untuk menjadi kandidat calon suami idaman."

"Tch, apartemen ini sepertinya berhantu, aku baru saja mendengar suara bisikan-bisikan aneh tapi tak ada wujudnya." Gumam Zea seraya beranjak dari sofa menuju pantry, membuat teh hijau kesukaannya dan satu tangkup roti tawar selai nanas.

Hah? Lerry jawdrop, ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Cih, apa koala menyebalkan itu menganggapnya makhluk transparan? Zeane ingin bermain dengannya, eh? Oke, tentu saja Erry akan meladeni permainan ini sampai gadis itu menyerah dengan sendirinya.

"Sial, akhir-akhir ini cuaca di Bangkok sangat tidak bersahabat, tidak ada hujan dan pendingin ruangan tiba-tiba saja mati!" Erry mengoceh seraya berjalan ke pantry, membuka kaos dalam yang dikenakannya dan melemparnya entah kemana.

Brengsek! Zee mengerang, 'Apa yang akan dilakukan si busuk itu?' ia segera membalikkan tubuhnya memunggungi Lerry yang sedang wara-wiri di pantry tanpa atasan, memamerkan pahatan indah di perutnya, kedua lengannya, ugh... apa yang sedang kau pikirkan, Zeane! Sial, virus mesum si busuk itu rupanya dapat menulari orang lain. Deg! Zea menegang saat punggung kecilnya merasakan hangat yang menyebar, bergesekan dengan milik orang lain.

"Sepertinya secangkir kopi hitam sebelum berangkat ke kantor sangat nikmat dengan setangkup roti selai kacang."

Zea terkurung diantara lengan Erry yang sedang mengambil cangkir, menuangkan kopi dan gula ke dalamnya, kemudian mengambil air panas yang tak jauh dari sana, mengaduknya lama sehingga membuat posisi itu semakin terasa menyiksa. Fuck, trik untuk mengabaikan seorang Lerry dan menganggapnya tidak ada rupanya bukan pilihan yang bagus, ia justru terperangkap dalam trik yang dibuatnya sendiri.

"Arrrght..." Erry mengerang, pasalnya Zea baru saja menyikutnya.

'Brengsek sialan!' umpat Zea, ia mengambil duduk di sofa yang beberapa menit lalu ditinggalkannya.

"Aneh sekali, padahal tadi sudah kumatikan tapi kenapa sekarang menyala lagi? Sepertinya Tv tua ini minta diganti dengan yang baru."

'Apa dia bilang? Tv tua? Dasar tukang pamer dan boros!' batin Zea memaki. Brugh! 'Apa ini?' ia melotot tak percaya, si busuk ini!

"Sofa ini juga sudah tak empuk lagi, err... aku harus menghubungi Mami untuk membelikanku sofa yang baru juga." Gumamnya seraya mengangkat kepalanya dan ia jatuhkan lagi berkali-kali diatas pangkuan Zea.

T'amoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang